Jungkook tidak bohong, saat ini Yeri terlihat begitu cantik dan bersinar. Saking lamanya tidak pernah bertemu, lelaki itu jadi sedikit canggung dengan Yeri. Apalagi ia juga tertampar visual bak dewi aprodhite. Kata-kata di otakknya jadi sangat sulit sekali keluar karena ia selalu salah fokus.
"Gimana kabarnya?" tanya Yeri memulai percakapan. Seingatnya mereka terakhir bertemu saat ulang tahun Tante Yura, setelahnya mereka belum bertegur sapa lagi.
Jungkook tersenyum, "Baik, kalau kamu?"
"Sama baiknya," jawab Yeri.
Setelahnya entah kenapa keheningat kembali menyapa mereka. Menyedihkan, Jungkook sendiri juga merutuki dirinya yang tidak bisa membangun suasana akrab dengan orang yang ia suka.
"Em... mau pesan sesuatu?" tawar Jungkook.
Yeri melihat buku menu, membaca ada makanan apa saja yang tersedia di sana. Jika ia berselera, ia akan memesan. Kemudian, pada halaman ketiga ia menemukan menu salmon yang menarik perhatiannya.
"Iya, aku mau pesan ini aja. Sama banana smoothie," jawab Yeri seraya menunjuk makanan yang akan dipesannya.
"Baiklah," Jungkook memanggilkan pelayan untuk mencatat pesanan mereka.
Setelah pelayan selesai menulis pesanan mereka, Jungkook tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk kembali berbincang dengan Yeri.
"Yeri, hari senin bisa ke kantorku?"
"Ada apa?"
"Aku ingin membuat Jas lagi, untuk acara pada akhir bulan nanti," ujar Jungkook. Setidaknya dengan alasan itu, ia bisa bertemu Yeri sesering mungkin.
"Baiklah," Yeri menyetujui. Lagipula ia tidak memiliki janji pada hari itu. Dengan senang hati, Yeri akan ke tempat Jungkook. Apalagi lelaki itu juga pelanggan prioritasnya.
Selagi bertemu Jungkook, Yeri kembali teringat dengan pernyataan Lisa. "Jungkook, maaf kalau aku lancang. Kamu dengan Lisa apa benar-benar batal bertunangan? Aku tahu kalau sudah membuat kesalahan waktu itu, apakah batalnya disebabkan olehku?"
Jungkook terkejut Yeri membahas tentang ini, pasalnya ia sudah mulai melupakan tentang pertunangan itu. Ia dan Lisa sepakat kalau perasaan mereka hanya sebatas teman, tidak lebih. Dan hal itu tidak ada sangkut pautnya dengan Yeri.
"Apa Lisa sudah menemuimu?"
"Iya, sudah."
"Lalu apa yang ia katakan?"
"Dia bilang sudah memutuskan pertunangan denganmu, karena ia ingin fokus berkarir sebagai model di Paris," jawab Yeri.
"Ya, itulah alasan kuat kami tidak melajutkan pertunangan ini. Kami ingin fokus berkarir dahulu," jelas Jungkook.
Baiklah, sekarang Yeri sudah tidak memiliki beban berat lagi. Rasa bersalahnya perlahan sirna.
***
Jungkook dan Yeri tadi tidak banyak menghabiskan waktu untuk mengobrol panjang. Karena setelah mereka menghabiskan makanan pesanan mereka, Ibu mengajak Yeri untuk pulang. Sehingga terpaksa mereka juga harus berpisah.
"Yeri, kamu dan Jungkook lumayan dekat kan?" tanya Ibu.
Yeri menoleh sebentar dari fokus menyetirnya. "Iya, kami kan rekan kerja," jawab Yeri agak curiga. Kenapa tiba-tiba sang Ibu membahas tentang hubungannya dan Jungkook.
"Tidak ingin menjalin hubungan lebih?"
"Maksud Ibu?"
"Siapa tahu kalian memang saling suka. Ibu setuju kalau kamu sama Jungkook."
Yeri menghela napas berat, jujur ia sendiri juga mau jika dengan Jungkook. Namun, ia masih melihat situasi di mana lelaki itu baru saja membatalkan pertunangan. Ia merasa kurang baik jika tiba-tiba terlihat dekat dengan Jungkook. Mungkin saja nanti ada skandal.
"Kenapa diam?" Ibu bertanya karena Yeri tidak menyahuti perkataannya tadi. Ia khawatir jika sang putri marah.
"Tidak, Yeri hanya tidak bisa menanggapi topik yang Ibu bicarakan."
"Baiklah, maafkan Ibu. Tapi ibu ingin kamu segera mencari calon suami, umur kamu sudah mendekati kepala tiga."
"Iya Yeri mengerti."
Setelahnya hanya ada keheningan diantara ibu dan anak itu. Yeri terfokus untuk menyetir, sedangkan Ibu terdiam karena tidak ada pembahasan yang ingin dibicarakan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen [END]
FanfictionMenjadi Permaisuri di istana Jeon adalah impian setiap wanita di negeri ini. Tapi tidak dengan Yeri, impiannya adalah untuk bebas. Menjelajahi seluruh dunia, mengenal banyak orang. Menjadi Ratu Jeon hanyalah penghalang bagi kebebasannya. Jeon Jungko...