"Eunha kosongkan jadwalku mulai pukul 11 sampai jam 1 siang nanti. Aku ada pertemuan pribadi," ujar Jungkook begitu ia melewati meja sekertarisnya itu. Eunha dengan cekatan mulai melihat jadwal atasannya itu. Melihat adakah jadwal pada saat itu, dan harus dialihkan ke jam berapa.
"Pada jam 11 ada rapat mingguan dengan pada ketua divisi, kalau saya boleh saran, kita bisa alihkan pada jam 3 siang karena anda kosong pada jam itu," jelas Eunha.
Jungkook tidak masalah pada jam berapa rapat itu akan dialihkan, yang jelas ia harus kosong pada sebelum makan siang dan sesudah makan siang. Ia berencana rapat dengan Yeri, dan ia ada niatan untuk mengajak wanita itu untuk makan siang bersama. Bisa dibilang ini langkah pertamanya untuk mencoba kembali dekat dengan Yeri.
"Baiklah, itu saja. Terima kasih Eunha," ucap Jungkook sebelum berbalik masuk ke dalam ruangannya.
Pekerjaannya hari ini tidak cukup banyak. Namun, setiap hari senin akan selalu ada rapat mingguan untuk melihat bagaimana performa divisi yang ada. Apakah meningkat atau hanya jalan ditempat. Itu juga termasuk penilai seberapa banyak bonus yang akan karyawan dapatkan akhir bulan nanti. Semakin progresnya bagus juga akan semakin tinggi.
***
Di sisi lain, Yeri masih sibuk berkutat dengan berbagai design terbarunya. Sehabis itu ia akan melihat bagaimana proses menjahit pegawainya, ia ingin melakukan quality control. Meski itu sudah ada pegawai QC, terkadang Yeri ingin melihat sendiri dengan matanya.
"Yeri," panggil Tzuyu dari depan meja kerjanya.
Yeri yang tidak antisipasi adanya orang datang, sedikit kaget begitu Tzuyu tiba-tiba masuk dan berdiri tegap di depannya.
"Eh, ada apa?" tanya Yeri gelagapan.
"Ada yang ingin memesan gaun padamu. Customer ini meminta secara pribadi untuk bertemu dengamu, sehabis makan siang. Apakah bisa?" jelas Tzuyu panik. Pasalnya Customer itu baru membuat jadwal hari ini. Tentu saja gadis itu panik. Ia tahu Yeri akan ada rapat dengan CEO JK's Group. Ia takut kalau jadwalnya bertabrakan.
Apalagi customer yang satu ini cukup bisa dibilang langganan, dan termasuk pelanggan VIP. Mana mungkin Yeri bertindak tidak profesional. Ini mempertaruhkan nama baik butik.
"Terima saja permintaan beliau, aku bertemu CEO Jeon nanti jam 11, mungkin tidak sampai jam 12 sudah selesai. Kami tidak memiliki hal lain untuk didiskusikan."
"Oke, akan aku sampaikan," ujar Tzuyu seraya segera keluar dari ruangan Yeri.
Waktu bergulir begitu cepat, tak terasa Yeri sudah setengah jalan menuju Kantor milik Jungkook. Sudah lama ia tak ke sana. Namun, ia teringat satu orang yang paling tidak ingin ia temui, Eunha. Wanita itu cukup membuat Yeri tidak tenang. Tentu saja sejak terakhir ia bertemu Eunha, ia harap wanita itu sudah berubah dan tidak lagi membencinya lagi.
Mobilnya mulai memasuki halaman perusahaan besar itu. Ada seorang petugas valet yang akan memarkirkan mobilnya. Yeri melangkahkan kakinya menuju meja resepsionis. Dan tak disangka mereka langsung mengantarkannya ke ruangan Jungkook setelah ia hanya mengucapkan jika sudah memiliki janji dengan CEO perusahaan itu.
Benar saja sebelum memasuki ruangan Yeri berhadapan dengan Eunha yang terus menatapnya sinis. Ia masih tak habis pikir, apa salahnya pada gadis itu. Tetapi, Yeri tetaplah Yeri, ia tidak peduli asalkan tidak mengganggu hidupnya.
"Tunggu di sini, aku akan memanggilkan Tuan Jungkook," ujar Eunha katus. Yeri dibiarkan menunggu di depan meja Eunha seorang diri karena petugas resepsionis sudah pergi meninggalkannya sesaat ia sampai di lantai ini.
Tak berapa lama, Jungkook sendiri yang keluar menyambut kedatangan Yeri dengan hangat. Dan Eunha kembali ke meja kerjanya.
Jungkook menuntun Yeri untuk memasuki ruangannya, mempersilahkan Yeri untuk duduk di sofa dengan suguhan beberapa camilan dan teh. Jungkook sudah mempersiapkan semuanya sebelum Yeri sampai.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Jungkook berbasa-basi.
"Baik, tentu saja," jawab Yeri seadanya.
"Silahkan dinikmati," tawar Jungkook menunjuk suguhan di meja depan Yeri.
Yeri mengangguk, lalu mengambil sebuah cookies coklat. Lalu memakannya sedikit. Sedangkan Jungkook diam, memperhatikan wanita di depannya makan dengan anggun. Cantik, batin Jungkook terpesona.
Setelah menghabiskan satu cookies yang ia ambil, Yeri langsung to the point membahas bagaimana keinginan Jungkook tentang desain setelah Jasnya.
"Jadi, desain yang bagaimana yang kamu inginkan?" tanya Yeri, seraya mengeluarkan sebuah buku note kecil dan sebuah pena dari slingbagnya.
Jungkook yang melihatnya tidak senang, ayolah ia masih ingin mengobrol hangat dengan Yeri diluar pekerjaan. Ia tidak memiliki banyak kesempatan seperti ini.
"Oh itu, desain yang simpel saja, aku ingin warna navy untuk kainnya," akhirnya Jungkook tetap menjawab. Mungkin ia bisa bicara santai dengan Yeri sehabis diskusi ini selesai.
Yeri menulis keinginan Jungkook itu pada buku notenya. Selanjutnya Yeri terus bertanya bagaimana detail yang diinginkan lelaki itu sampai jelas dan lengkap. Tentu saja, Jungkook mulai lelah dengan pertanyaan Yeri tentang desain jasnya. Sungguh, Jungkook tidak peduli dengan bagaimana hasilnya. Ia akan selalu dengan senang hati memakai apa yang Yeri desain. Jungkook akan selalu menghargai buatan gadis itu. Yang Jungkook inginkan dari Yeri adalah sebuah obrolan kecil yang bisa membuat mereka sedikit lebih dekat dari sekadar rekan bisnis.
"Apakah itu cukup?" tanya Jungkook setelah menjawab belasan pertanyaan dari Yeri.
Gadis itu masih fokus pada notenya sebelum menjawab, "Aku pikir cukup, nanti aku akan menghubungimu untuk bertanya jika ada yang kurang."
Jungkook mengangguk paham.
"Yeri, kau suka menonton film?" tanya Jungkook random. Saat ingin mendekati orang, pertama bisa memulai dengan mencari tahu film kesukaannya.
Mendengar pertanyaan dari Jungkook, Yeri mengalihkan matanya dari note ke arah lelaki itu.
"Suka," jawab Yeri kemudia ia fokus lagi dengan catatannya.
Jungkook terus menatap gadis itu, "Suka genre apa?"
"Hampir semuanya suka."
"Marvel?"
"Ya, aku juga suka."
"Mau menonton Spider-Man: No Way Home denga—"
"Maafkan aku kalau memotong, kita perlu mengukur ulang. Kamu bilang akhir-akhir ini berat badanmu bertambah karena mulai melakukan gym," ujar Yeri sebelum Jungkook menyelesaikan kalimatnya. Gadis itu tidak dengan sengaja melakukannya, ia hanya terlalu fokus untuk bekerja dan tidak terlalu memperhatikan Jungkook.
Jungkook menghela napas, niatnya ia ingin mengajak Yeri menonton bersama. Saat ini sepertinya bukan waktu yang tepat. Ia akan menghargai Yeri karena gadis itu sangat profesional jika masalah pekerjaan. Jungkook ingin menawarkan lagi, tetapi ia agak tidak enak. Lain kali saja saat mereka bukan dalam keadaan bekerja seperti ini.
"Baiklah, ayo kita ukur sekarang."
Karena memang dari awal yang meminta ukur ulang adalah Jungkook ia tidak bisa menyalahkan Yeri.
Gadis itu mengukur dengan serius, tak ingin mengulang kejadian yang serupa seperti dulu yang membuat hatinya tidak nyaman sampai sekarang.
To Be Continue
💜
Ada yang mau mutualan ig, aku baru buat ig khusus kepenulisan.
Follow ya @sakurakiyozumi , nanti aku follback kok✌
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen [END]
FanfictionMenjadi Permaisuri di istana Jeon adalah impian setiap wanita di negeri ini. Tapi tidak dengan Yeri, impiannya adalah untuk bebas. Menjelajahi seluruh dunia, mengenal banyak orang. Menjadi Ratu Jeon hanyalah penghalang bagi kebebasannya. Jeon Jungko...