"Ada apa ini Eunha?" Suara Jungkook menggelegar, mengagetkan keduannya.
"A anu Tuan Jeon. Ini tadi nona Kim-" Wajah Eunha langsung kaget, penjelasannya disela oleh Jungkook.
"Sudahlah nanti saja, sekarang kami akan rapat. Nanti jika ada yang mau bertemu saya, kalau tidak penting jangan boleh masuk." Ujar Jungkook memotong penjelasan Eunha. Tidak lagi menoleh pada Eunha, Jungkook mempersilakan Yeri masuk ke ruangannya. Mereka duduk di sofa yang berada ditengah ruangan kerja Jungkook.
"Baiklah bisa kita mulai rapatnya nona Kim?"
"Bisa silahkan."
"Jadi 2 minggu lagi aku akan ada kunjungan kerja di Singapura. Aku ingin dibuatkan Jas, kamu tahu kan aku tidak mungkin memakai Setelan yang sama pada setiap pertemuan."
"Baik, jadi kamu ingin dibuatkan yang seperti apa?"
"Seleraku sama seperti dulu, tetapi buat lebih formal. Oh iya, kamu bisa ukur tubuhku sekarang. Mengingat dulu tidak sempat mengukur karena sibuk, Waktu di London Jasnya agak kurang nyaman. Sepertinya tubuhku tambah besar." Jelas Jungkook, diakhiri senyuman kecil. Mungkin tubuhnya tambah besar karena otot-otot yang ia bentuk juga semakin sempurna.
"Iya, aku lihat kamu memang tambah berotot. Untung saja aku selalu bawa meteran dan buku catatan." Ujar Yeri. Membahas otot ia jadi malu sendiri. Kalau dilihat tubuh Jungkook lebih kekar dari terakhir kali mereka bertemu. Di goda dengan tubuh dan wajah seindah itu siapa yang tidak tergoda. Yeri jadi berpikir, mungkin Jungkook bisa menjadi kandidat husband to be nya.
"Ehm, baiklah kita ukur sekarang saja ya." Ujar Yeri.
Lalu Yeri memberikan instruksi kepada Jungkook untuk berdiri, dan ia mulai mengukur.
Mulai dari lebar bahu, Jungkook memiliki lebar bahu yang lumayan lebar, ah Yeri jadi baper sendiri membayangkan jika ia bisa bersandar disana. Cepat-cepat Yeri menggelengkan kepalanya menampik pikiran-pikiran alay agak mesumnya. Astaga efek jomblo ketemu orang tampan, bisa se dahsyat ini.
Lalu dilanjutkan panjang tubuhnya, selanjutnya panjang lengan, terus lingkar dada, kalau dilihat saat Yeri mengukur lingkar dada ia seperti memeluk Jungkook.Suasana ukur-mengukur benar-benar terasa canggung. Apalagi ini adalah posisi mereka yang paling dekat. Karena Jungkook salah tingkah, Yeri jadi ikutan canggung. Mulai dari mengukur lebar bahu tadi, Yeri sudah merasa kehilangan fokus. Bahkan ia tadi sempat lupa dan mengukur lagi.
Ini yang terakhir bagian lingkar pinggang, selesai menulis ukuran lingkar dada ia meminta Jungkook untuk merentangkan tangannya lagi. Ia jadi merasa bersalah, pasalnya Jungkook terlihat sudah capek. Ini terjadi karena dia yang lupa dan butuh ukur ulang.
"Kamu capek ya? Maaf, biasanya aku cepat kalau melakukan pekerjaan ini. Mungkin karena ini pulang kerja jadi aku kurang fokus."
"Tidak apa-apa, mungkin aku saja yang berlebihan. Aku tidak pernah menggunakan jasa desainer sebelumnya. Lanjutkan saja, aku akan ikuti instruksi kamu."
"Baiklah, rentangan tangan kamu sebentar ya, aku akan mengukur lingkar pinggang kamu."
"Oke"
Yeri mulai melakukan tugas terakhirnya, ia mulai melingkarkan meterannya di pinggang Jungkook lalu mempertemukannya di perut. Tepat di dapan Abs milik Jungkook. Astaga sadarkan Yeri, meskipun tidak menyentuh secara langsung ia bisa merasakan roti sobek itu. Berusaha mengenyahkan pikiran aneh, Yeri mulai mengingat ukuran dan akan menuliskannya pada cacatan dan ada di meja. Namun saat ia berdiri dari posisi membungkuknya, tiba-tiba pandangnya hitam.
Sudah ia duga, darah rendahnya sedang bermain-main. Tidak bisa menyeimbangkan diri, Yeri jatuh menimpa Jungkook dengan posisi kepala Yeri di dada Jungkook dan tangannya memeluk Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen [END]
FanfictionMenjadi Permaisuri di istana Jeon adalah impian setiap wanita di negeri ini. Tapi tidak dengan Yeri, impiannya adalah untuk bebas. Menjelajahi seluruh dunia, mengenal banyak orang. Menjadi Ratu Jeon hanyalah penghalang bagi kebebasannya. Jeon Jungko...