37

257 37 2
                                    

Jungkook meremat pelan sebuah kotak beludru yang baru kemarin ia beli. Sejak banyak berita mempertanyakan hubungannya dengan Yeri, hingga konferensi yang diadakan oleh para orang tua untuk menegaskan bahwa Yeri dan Jungkook sudah bertunangan membuat lelaki itu sedikit memiliki keberanian. Yeri mungkin saja terpaksa menjadi tunangannya agar masalah cepat selesai, tetapi Jungkook tak mau seperti itu.

Perasaannya sudah terlalu dalam untuk Yeri, dan saat ini ia masih buta dengan perasaan Yeri untuknya. Ia tak mau percaya diri, ia butuh kepastian. Maka dari itu, Jungkook sudah menyiapkan Cincin untuk melamar Yeri.

Jika Yeri menerimanya, maka Jungkook tidam akan ragu lagi untuk segera menikahi wanita itu. Tetapi jika ia tertolak, maka ia harus berusaha lagi membuat Yeri luluh. Sungguh, Jungkook tidak kenal kata menyerah jika memyangkut perempuan yang telah mencuri hatinya itu.

'Tok tok tok'

"Ya, masuk," suara ketukan pintu kembali membuat fokus Jungkook pada pekerjaan.

Eunha masuk, "Tuan Taehyung ingin bertemu anda, apakah boleh saya perailahkan masuk?" tanya Eunha.

Sejak bersama Yeri, Jungkook sudah tidak lagi peduli dengan wanita di depannya ini. Padahal dulu Eunha selalu menempel padanya meskipun mereka ada di kantor, dan Jungkook tak bisa menolak karena ia sudah menganggap Eunha sebagai adiknya. Tetapi kini ketika ia sudah memiliki Yeri, Jungkook jadi secara otomatis menjauhi semua perempuan dan lebih fokus pada Yeri.

"Ya, suruh beliau langsung masuk," jawab Jungkook dengan nada penuh wibawa.

Eunha mengangguh paham, diam-diam ia juga melirik sebuah kotak kecil berwarna navy yang ada di atas meja Jungkook. Eunha menyorot curiga, namun tatapan mata Jungkook terkesan seperti mengusirnya.

"Tuan, perlu saya siapkan apa untuk minuman dan camilannya?" tanya Eunha sebelum pergi.

"Bawakan kopi, untuk snacknya apa saja boleh," jawab Jungkook.

Eunha menunduk sejenak lalu segera undur diri. Eunha sudah keluar, tak perlu waktu lama Taehyung masuk ke dalam ruangan Jungkook.

"Maknae, bagaimana kabarmu?" Tatanya Taehyung saat berjalan menuju kursi tamu yang ada di depan meja kerja Jungkook.

"Baik hyung, ada apa ke kantor? Apakah ada bisnis yang perlu dibahas?" balas Jungkook, ia juga menghampiri Taehyung dan duduk kursi tamu di hadapan Hyungnya itu.

Taehyung menggeleng, ia kesini bukan karena bisnis.

"Aku lihat berita akhir-akhir ini, jelaskan padaku semuanya," ujar Taehyung to the point.

Ah, akhirnya Jungkook harus buka suara juga. Memang sejak ada skandal itu, Jungkook menyembunyikan diri. Tidak bertemu teman-temannya dan tidak menerima pertemua secara pribadi seperti ini. Semua itu untuk meminimalisir adanya gosip baru.

"Semua itu hanya salah paham, kami tidak benar-benar 'tidur bersama'," jelas Jungkook.

"Lalu kalau tidak benar, kenapa orang tua kalian membuat steatmen jika kalian sudah bertunangan?"

"Steatmen itu benar, bisa dibilang itu rencana perjodohan mereka. Dan situasi mendukung sehingga baik aku dan Yeri tidak memiliki suara untuk menolak."

Dahi Taehyung mengeryit bingung, "Jadi itu perjodohan? Dan kau terpaksa begitu?" nada suara Taehyung berubah marah.

Jungkook tak tahu kenapa hyungnya itu merubah nada suaranya, seakan tidak suka dengan penjelasannya yang sebelumnya.

"Sebenarnya aku senang dengan perjodohan ini, aku sudah jatuh cinta pada Yeri dan ingin membuatnya juga mencintaiku. Tetapi, saat ini aku tidak tahu bagaimana perasaan Yeri padaku," lanjut Jungkook.

Taehyung tiba-tiba tersenyum geli, "Bodoh, apa kau tidak menyadarinya selama ini? Yeri juga suka padamu bahkan sudah sejak lama."

"Apa, hyung serius?"

Sebuah fakta mengejutkan membuat Jungkook tiba-tiba melayang ke atas awan. Jika Hyungnya itu berkata benar, Jungkook tidak akan menunda-nunda lagi niatnya untuk melamar Yeri.

"Aku adalah orang terdekat Yeri, kuta sudah seperti adik kakak. Mana mungkin aku bohong, dia sudah suka padamu sejak awal dia menjadi partner bisnismu. Mungkin sekarang levelnya bukan lagi suka, tetapi sudah cinta."

"Terima kasih hyung, kalau tidak diberi tahu begini, aku akan terus ragu."

Mata Taehyung menangkap sebuah kotak beludru di meja Jungkook. Seakan mendapat Jackpot, Taehyung berkata kepada Jungkook.

"Kau mau melamar Yeri kan?"

"Bagaimana Hyung bisa tahu?"

"Kotak beludru itu, kau seakan sedang memamerkannya."

Jungkook tertawa kecil, memang sepertinya Jungkook terlalu semangat dan menaruh benda penting itu di tempat yang semua orang bisa lihat.

"Tunggu hyung, aku harus ke toilet sebelum melanjutkan percakaoan kita," Jungkook berlari seakan sudah menahan buang air sangat lama.

Taehyung hanya bisa memaklumi, biasa anak muda. Padahal dirinya juga masih muda.

Tak lama setelah Jungkook ke toilet, sebuah ketukan di pintu membuat Taehyung yang sedang berdiri menghadap jendela menoleh. Ia memang berjalan sebentar melihat pemandangan di luar kantor Jungkook sekalian menunggu sampai yang punya ruangan keluar dari kamar mandi.

'Tok tok tok'

"Masuk," Taehyung mempersilahkan masuk, dan ternyata adalah Eunha.

"Tuan saya mengantar minuman dan camilan untuk anda dan Tuan Jungkook," ujar Eunha.

"Taruh saja di meja," jawab Taehyung tanpa menoleh ke arah Eunha.

"Tuan saya juga akan mengambil beberapa dokuman di meja tuan Jungkook," ijin Eunha.

Sebenarnya rencana Eunha bukan mengambil dokumen, melainkan mengambil kotak perhiasan di atas meja itu. Eunha mencuri dengar jika kotak itu berisi perhiasan untuk melamar Yeri. Eunha tidak akan membiarkannya berjalan lancar.

Namun, saat tangan Eunha hendak mengambil cincin itu, sebuah tangan besar menghentikannya. Eunha langsung menoleh, dan itu Taehyung.

"Maaf tuan, saya hanya ingin merapikan barang-barang," sangkal Eunha.

Tatapan Taehyung sangat tajam, hingga Eunha gemetaran di tempatnya. Cengkraman itu juga begitu kuat, dan menyakitkan.

"Aku tahu Jungkook memiliki hutang budi pada kakakmu. Dan ia berusaha bersikap baik padamu setelah apapun yang kau lakukan baik atau buruk. Jungkook memiliki hati yang baik, tetapi tidak denganku. Jika kau mau menghancurkan hubungan Yeri dan Jungkook, lewati dulu mayatku. Tapi, tentu saja kau yang akan mati dulu," bisik Taehyung mengancam.

Eunha gelagapan, ia tak bisa berkata-kata saking ketakutannya. Suara Jungkook yang membuka pintu toilet membuat Taehyung melepaskan cengraman tangannya pada Eunha. Lalu lelaki itu mengambil kotak cincin miliki Jungkook.

"Eunha? Kau baru mengantar minuman ya? Terima kasih, kau bisa langsung keluar," perintah Jungkook.

"Baik, silahkan dinikmati," Eunha berlari kecil untuk menuju pintu keluar.

Jungkook menatap Taehyung, "kenapa Eunha tampak seperti ketakutan?"

Taehyung mengedikkan bahunya, lalu duduk kembali.

"Ini yang mau kau berikan saat lamaran nanti?" Tunjuk Taehyung pada kotak beludru yang ada di genggamannya.

Jungkook mengangguk.

"Baiklah, aku akan menyediakan restoranku untuk acara lamaranmu. Siapkan mentalmu dan aku yang akan menyiapkan semuanya."

"Benarkah? Thanks Hyung."

TBC

Queen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang