Syukurlah acara itu segera selesai, leganya hati Yeri. Sekarang ia bisa membayangkan kasur empuk dan hangatnya sedang melambai padanya.
Setelah penutupan acara, ayah dan ibu Yeri berpamitan dengan keluarga Jeon, sedikit berbincang-bincang setelah itu keluarganya pulang ke rumah.
-Di mobil
"Yer, menurut kamu gimana, Jeon Jungkook?" Tanya Ibu Yeri.
"Not bad, lumayan lah enak dilihat. Kenapa Ibu tiba-tiba bertanya?"
"Eum, sebagai seorang Ibu yang punya anak masih jomblo seperti kamu, boleh lah ibu berharap kamu jodoh dengan Jeon Jungkook. Udah tampan, berpendidikan, sukses lagi."
"Astaga, Ibu baik-baik saja kan. Kok Ibu aneh sih, jangan-jangan ibu demam ya, coba Yeri pegang jidatnya." Ujar Yeri sambil berusaha meraih jidat sang Ibu.
"Yeri anak Ayah, jangan begitu sama Ibumu. Kami ini sudah tua, kapan kamu akan menikah dan membuat keluarga kecil."
"Ayah kok ikut-ikutan sih, Yeri itu mau fokus berkarir dulu. Biar sukses dan bisa bahagiakan Ibu dan Ayah. Yeri juga masih ingin keliling dunia, kalau Yeri menikah nanti malah merepotkan."
"Kata siapa merepotkan, enak tau keliling dunia sama suami. Bisa mesra-mesraan berbagi kehangatan, pokoknya romantis deh." Ujar Ibu Yeri, anaknya yang satu ini memang aneh. Apa susahnya sih menikah.
"Stop, Yeri malas bahas ini."
Hening
Pas sekali, mereka sudah sampai di rumah. Segera Yeri keluar dan menuju ke kamarnya. Setelah berganti baju, Yeri langsung tidur, berharap besok menjadi hari yang indah untuknya.
.
.Pukul 6 pagi
Yeri sudah keluar dari kamarnya, sekarang ia sedang sarapan ditemani oleh sang Ibu.
"Yeri, kamu marah sayang?"
Hening
"Maafin Ibu dan Ayah ya." Bujuk sang Ibu.
"Yeri... Ibu dan Ayah ini sudah tua, akan ada masa dimaka kami akan meninggalkan kamu Yeri."
"Buu, kok ngomong nya gitu sih. Ibu dan Ayah masih belum tua kok. Masih sehat." Akhirnya Yeri bicara, hatinya mulai lunak saat sang Ibu membujuknya.
"Yeri nggak marah bu, Yeri cuma kecewa. Ibu dan Ayah tuh kayak nggak percaya sama Yeri untuk cari pendamping hidup Yeri sendiri." Jelas Yeri pada Ibunya.
"Ibu tau, tapi kamu sudah umur 27 tahun. Lihat teman-teman kamu, Irene, Wendy mereka udah punya anak. Joy sama Seulgi bahkan juga udah mau nyusul punya anak lho Yer."
"Joy baru nikah Bu... Masa udah hamil ."
"Siapa tau dia sebentar lagi hamil, kita kan nggak tau."
Perdebatan Ibu dan Anak itu memang lama sekali selesainya, akhirnya Yeri mengalah, dengan terburu-buru ia segera menuju ke butik miliknya. Hari ini ia akan mengadakan rapat bulanan dengan pegawainya.
"Udah lah Bu, Yeri mau berangkat kerja dulu. Yeri nggak pulang kerumah dulu, seminggu kedepan Yeri sebuk sekali Bu banyak kerjaan di butik."
"Lho, Ibu kan masih kangen, kamu nggak sayang ya sama Ibu. Kerja terus yang kamu pikirin."
"Kerja itu kebahagiaan Yeri bu. Sudah ya, Yeri berangkat dulu."
Yeri pergi dengan mobil yang ia bawa kemarin, ia segera menuju butik miliknya yang lumayan jauh dari rumahnya.
.
Pukul 8 pagi Yeri baru sampai butiknya, letak butik miliknya harus menempuh kurang lebih 1 jam perjalanan dari rumahnya. Maka dari itu ia membeli sebuah apartemen yang dekat dengan butiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen [END]
FanfictionMenjadi Permaisuri di istana Jeon adalah impian setiap wanita di negeri ini. Tapi tidak dengan Yeri, impiannya adalah untuk bebas. Menjelajahi seluruh dunia, mengenal banyak orang. Menjadi Ratu Jeon hanyalah penghalang bagi kebebasannya. Jeon Jungko...