I lose my mind, when I can't see the truth
Author Pov
Satu Tahun Kemudian...
Bulan November di tahun 2019 ini terasa lebih meriah daripada tahun lalu. Bersamaan dengan berakhirnya kompetensi basket putri yang diselenggarakan tahunan, rumah nenek dan oma dihidupkan dengan perayan ulang tahun cucu bungsu mereka.
Kali ini semuanya tampak normal. Kegelisahan ditahun kemarin, dengan pasti digantikan oleh effort keluarga Laksmana dalam menyiapkan hari kesebelas dibulan ini.
Malamnya, semua berpesta ria. Berbaur menjadi satu sambil melengkapi pelukan hangat yang sempat tak hadir ditahun kemarin.
Nabilah senang.
Dan bahagia..
Keesokan paginya, keluarga Laksmana mulai menjalankan aktivitas seperti biasa.
Meja makan mewah berbentuk persegi panjang dengan aneka makanan yang cocok untuk sarapan, sudah siap ditempati oleh penghuni rumah. Pagi – pagi sekali Mama sudah bangun dan menyiapkan semua masakan favorit suami dan anak – anaknya. Suasana hati sosok ibu itu sedang bersemangat hari ini. Tidurnya semalam pun, penuh dengan mimpi yang indah.
"Pagi sayang... mau makan apa hem?" Sapanya begitu melihat si putri bungsu yang telah melewati ulang tahun ke 16 nya.
"Pagi juga mama cantik.. apa aja deh ma. Masakan mama kan enak – enak." Jawabnya sambil menularkan senyum manisnya ke semua orang.
Senyum Nabilah cantik dan selalu memikat. Rona merah dikedua pipinya juga berhasil membuat siapapun gemas. Bibir pucat dan tatapan kosongnya ditahun lalu, kini beralih dengan mata berbinar dan lapisan bibir merah muda yang selalu merona.
"Hm.. bisa aja putri mama ini."
Seperti biasa Nabilah akan duduk disebelah mamanya. Disusul Shania, kemudian Veranda dan Frieska. Agak berbeda dari ingatan Nabilah, sosok kakak sulung yang biasanya duduk disebelahnya itu, kini beralih diseberangnya sebelum nenek dan oma. Atau mungkin tepatnya, pas disebelah adik laki – laki papanya.
"Kak Mel lagi ngerjain apa?" Sapanya sambil memperhatikan lampiran kertas yang dipegang kakaknya itu.
"Mel, kebiasaan deh! Taruh dulu berkasnya. Makan dulu!" Tegur mama begitu menyadari kebiasaan sulungnya akhir – akhir ini
"Iyaa Ma, dikit lagi. Bulan depan harus fix semuanya soalnya."
Tanpa menjawab pertanyaan adiknya, Melody masih serius menelisir kertas putih digenggammnya. 'Proyek : LK Mall' tulisnya.
Oh
Dugaan Nabilah benar.
Kakak sulungnya itu pasti sedang disibukan oleh rencana pengembangan bisnis perusahaan papanya. Enggak mengherankan, semenjak setahun terakhir, Melody memang sedang disiapkan untuk mengambil alih salah satu anak perusahaan.
"Oh iya Mpris. Nanti kamu ke sekolah lagi ya, bantuin kakak."
Jadi, semenjak anak sulung Laksmana itu melibatkan diri diurusan perusahaan, urusan sekolah juga diserahkan ke adik keduanya. Berbeda dengan Veranda yang mulai sibuk magang di firma hukum, Frieska yang sudah memegang gelar Master dibidang Psikologi pun memang paling cocok untuk menjabat sebagai kepala sekolah.
"Humm." Jawab Frieska singkat.
Setahun terakhir suasana hati Nabilah belum terusik oleh apapun. Setelah kepulanganya dari rumah sakit tahun lalu, Nabilah emang memutuskan untuk lebih menjaga perasaanya sendiri. Enggak ada hal sekecil apapun dia biarkan mengganggunya. Dibantu Shani, semuanya selalu berjalan lancar sesuai dengan rencananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Important
FanfictionTak banyak yang bisa dikatakan, jika takdir sudah berbicara. Meskipun banyak orang sudah memberitahu, butuh pengalaman pribadi untuk bisa tersentuh. "Adek sayang kakak. Kakak, sayang adek?" - Nabilah Ayu (3th)