7. Tawaran

866 59 0
                                    

Author Pov

A new day is a new chance, mungkin akan sangat cocok untuk menggambarkan suasana hari ini. Meski tidak semua masalah selesai ketika hari sudah berpindah, tetap saja akan ada hal baru yang menjadi kesempatan baru untuk memperbaiki diri.

Icha sudah lebih akrab dengan Sinka. Mungkin rasa kecewanya juga perlahan sudah menguap. Hampir disetiap jam istirahat mereka berdua terlihat bersama. Sudah dua hari ini, keduanya bersama. Nempel mulu kemana - mana. Menimbulkan banyak tanya untuk teman – teman sekelasnya baik dari sisi Icha maupun Sinka. 

Bedanya, saat pulang sekolah dua gadis itu harus berpisah. Sebab, Sinka harus berlatih basket dan Icha jelas tidak akan mau menunggui kakaknya itu latihan. Kecuali, enggak untuk hari ini.

"Cha, dicariin Kak Kinal. Katanya, lo disuruh nemuin dia dilapangan basket sekarang." Panggil seorang siswi tiba – tiba ketika Icha baru saja hendak berjalan menuju gerbang sekolah.

"Hah? Oh, oke." Dengan terpaksa Icha memutar arah untuk pergi ke lapangan belakang.

Icha tidak terlalu ambil pusing sih sebenarnya. Tapi, hatinya entah kenapa mendadak dag dig dug ketika sampai dihadapan Kinal.

"Misi kak, katanya Kakak nyariin aku. Ada apa ya Kak?" Tanyanya sambil berusaha tidak mempedulikan tatapan horror para anak abas didepanya.

"Eh iya Cha, sini duduk dulu. Bentar ya, kakak briefing anak – anak dulu."

"Oke Kak." Ucapnya Icha sok datar.

Sebenarnya, Icha bukanya anak yang suka mendendam. Tetapi, lebih ke mawas diri untuk membawa dirinya ketika berhadapan dengan orang baru. Masalah kemarin dengan para abas cewek pun, hampir dia lupakan. Iya, hampirrr.. sebelum pelatih mereka mempertemukan mereka kembali.

Huft... helaan napas panjang terdengar oleh Icha begitu Kinal duduk disebelahnya.

Tanpa basa basi, Kinal mengutarakan niatnya untuk mengajak Icha bergabung dengan tim basket putri sekolah. Dan.. tanpa berbasa basi juga, Icha dengan tegas menolak.

Bukankah Icha sudah pernah bilang sebelumnya kalau dia ingin fokus dengan sekolahnya, toko roti, dan tim SM? Ya, mungkin Kinal belum tau.

Kinal terus berusaha membujuk Icha untuk bergabung, tetapi Icha terus menolak dengan alasan yang sama. Icha, memang seseorang yang cukup konsisten dengan pendirianya.

"Ayolah Cha... bantuin kakak kali ini. Ato gak, bantuin kakak ngelatih mereka aja ya yaa. Atau, ajarin tip tips dan motivasi ke mereka aja deh, plis yaa." Akhirnya, Kinal sampai memelas.

"Nanti kakak beliin si Item deh buat kamu kalo tembus 3 besar." Bujuknya lagi.

Ya.. begitulah si Kinal, akan beribu cara mengeluarkan bujuk rayunya demi mewujudkan keinginanya. Tetapi, bukan Icha namanya jika dia akan luluh begitu aja. Apalagi disogok si Item? Memang sih, dia saat ini sedang mengincar sepatu basket berlambang centang yang dibandrol seharga $400 USD itu.

Tapi ya, gak setega itu juga kali dirinya malak kakaknya orang begitu aja. Bisa – bisa Si Ipi nangis kejer kalo kakanya beliin orang lain si sepatu mahal.

"Kak! Aku bukannya gak mau bantuin kakak. Tapi aku gak bisa. Kakak pasti udah diceritain Eve kan, gimana aku jaga privasiku?" Tegas Icha sekali lagi.

Sekali lagi IYA, Icha memang menjaga betul privasinya. Sejak pertama kali dirinya debut sebagai anggota inti termuda hingga diangkat menjadi kapten, tidak secuilpun ada petunjuk mengenai kehidupan sehari – harinya. Oleh sebab itu, tidak ada masyarakat yang tahu jika gadis yang sekarang berpenampilan lugu itu adalah si kapten kece tim SM yang memiliki banyak penggemar.

How ImportantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang