29. Hubungan Kakak dan Adik

828 59 44
                                    

"Sejauh mana dirimu bertahan dengan peliknya hidup, bisa ditentukan dari seberapa banyak kenangan indah yang bisa kamu ingat."
KN
...

"Huaaaaa Mamaaa!! Heghh.. Mamaa! Yaya nakall!!" 

Satu april dua ribu enam, 01.04.2006

"Mamaaa!!! Yaya nakal heghh..." Teriak seorang balita berusia 3 tahun, si Bungsu Laksmana, Nabilah Ayu.

Seketika karena tangisan anak bungsunya itu, yang dipanggil pun langsung tergopoh – gopoh berlari kearah sumber suara.

"Loo adek kenapa? Duh, Shaniaaa!! Adeknya diapain hehhhhhh!" Teriaknya panik begitu melihat kondisi putri kecilnya yang tampak berantakan dengan air mata yang mengalir deras di kedua pipi chubbynya.

"Udah dahh cup cup.. adek berhenti ya nangisnya?? Nanti muntah loh.." Katanya lembut begitu kedua tanganya berhasil membawa badan mungil putri bungsunya itu kedalam gendonganya.

"Hiks hiks.. heghhh Yaya nakal Ma.." adu Nabilah yang masih sesenggukan karena isak tangisnya.

"Hem, emang dedek habis diapain sama kak Yaya?" Tanya si mama sambil membawa badan mungil Nabilah pergi menuju ke  ruang tengah. Tangan halusnya pun tak henti - hentinya mengusap lembut rambut si anak untuk menenangkannya.

"Huaaaa!! Ya - ya, bi-lang hiks.. ya-ya gak sa-yang adek, heghh..." kata Nabilah yang kembali histeris karena teringat dengan perlakuan usil kakaknya.

Astaghfirulloh Shaniaaa..... seketika si mama hanya mampu mengusap dadanya kasar karena tingkah putrinya satu itu.

Dan hari itu, ditengah – tengah langit yang cerah, mama, setidaknya begitu semua orang memanggilnya, tiba – tiba merasakan sakit yang luar biasa dikepala bagian belakangnya. Kalau kata dokter sih, itu pasti tanda – tanda seseorang terkena stress mendadak, yang penyebabnya bisa jadi karena faktor 'U' ataupun karena anugerahnya yang memiliki kelima anak dengan polah audzubillah bin ajaib.

"Aduhh, ini si kakak ada – ada aja sihh.. hem, itu Kak Yaya cuman bercanda aja sayang.. gak mungkin kakak gak sayang sama dedek." Bujuk mama sekali lagi.

"Hiks.. hiks.. de-dek sayang Yaya.. ta-pi hiks, Yaya gak sa-yang dedek.. heghh.." Curhat Nabilah.

Mama pun hanya mampu menghela napasnya pelan. Karena seperti yang semua orang tahu, kalau diantara Laksmana sister yang mendapat gelar kerasa kepala tertinggi adalah si bungsu bin ajaibnya ini. Jadi, pasti butuh waktu yang lama bagi mama untuk membujuk si bungsu berhenti menangis.

Shania memang ada – ada aja sihhh... kali ini isi hati si mama mencoba bersuara.

"Shaniaaaaa, Shannnn!!!!" Teriak si mama sekali lagi disela – sela pening yang melandanya. Sementara si adek, dia masih enggan berhenti dari isak tangisnya.

"Adeknya diapain sih? Kok sampe nangis begini? Kakak jangan usil – usil dong kakkk.." tutur si mama begitu sang tersangka sampai didepannya.

"Aku gak ngapa – ngapain adek kok Mah. Adeknya aja yang baperan." Jawab si kakak dengan polosnya.

Whutt?? Seketika mata mama melotot, bahkan hampir lepas dari kelopak matanya. Sedangkan Shania, dia mendadak kicep dan mundur alon - alon.

"Huftt, kakak.. adek itu masih kecill.. lagian kakak juga gaboleh ngomong kayak gitu ke adek. Kan kita keluarga sayaang.. sesama keluarga harus saling menyanyangi.. kalo gini kan, adek jadi sedih karena ucapannya kakak."

Tutur si mama lembut ke anak keempatnya itu. Bagaimanapun juga, mama tidak boleh asal memarahi anaknya itu dan harus mendengar lebih lanjut tentang alasan sikapnya. Alhasil, bukanya kesal, si anak malah mendengar nasehatnya dan mulai menyesali perbuatanya.

How ImportantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang