16. Janji?

1K 53 24
                                    

Frieska Pov

"Hush... gapapa kak.. gapapa. Kita perbaiki pelan - pelan ya.. sama aku, Kak Mel, dan adik - adik. Kita pasti bisa kumpul kayak dulu lagi."

Butuh waktu cukup lama untuk menenangkan Ka Ve.
Saat ini kakakku satu ini begitu erat memelukku. Mungkin sekarang, kemejaku udah sedikit basah karena air matanya.

Memang selama ini, aku mengira hanya kami bertiga, aku, Shania, dan Kak Mel yang bersedih karena berita meninggalnya Nabilah. Bahkan, Kak melody waktu itu sampai harus opname setelah hampir dua hari nggak mau makan dan hanya menangis dikamarnya. Setelahnya pun, Kak Melody berubah menjadi cuek dan berantakan. Beruntung, prestasi akademiknya enggak sampai seanjlok Shania.

Kalau kak Ve? Hmm, waktu itu aku masih kecil, jadinya aku belum bisa melihat secara merata keseluruh orang.

"Kak, kita pasti bisa ngumpul lagi. Tuhan kasi kesempatan kedua buat kita." Gumamku pelan.

"Maksud kamu?"

Namun tanpa diduga, Kak Ve ternyata mendengarnya. Kali ini air matanya udah berhenti mengalir diganti dengan sorot tajamnya yang menatapku seolah menuntut jawaban.

"Hemm.. Sebaiknya, kakak sekarang bersih - bersih deh. Matanya sembab banget, habis ini makan malam. Mpris kekamar dulu yaa." Jawabaku bingung sendiri.

Duh maap kak Ve, belom sekarang waktunya..

Untungnya, kak Ve nggak sengeyel Kak Melody. Kalau sampai iya, wuaduhh bisa mampus abdi punya dua kakak cem-cem begitu.

Segera kurebahkan badanku begitu berhasil melarikan diri dari Kak Veranda.

Huaa.. Rasanya, ada lubang besar didadaku ketika melihat reaksi kak Ve tadi. Kayak ploooong banget gitu karena ternyata kak Ve juga masih peduli dengan dedek. Ya meskipun, aku sedikit kecewa dengan diriku sendiri yang kenapa enggak dari dulu bisa menyadari sikap murung Kak Veranda. Kalau bisa dari beberapa tahun yang lalu, mungkin saat ini Kak Ve bakal baikan dan gak setergantungan itu sama obat penenang itu.

Tapi, ah sudahlah, yang penting sekarang aku udah tau. Toh habis ini Kak Ve nggak bakal kenapa - napa. Semoga aja, penyebab Kak Ve murung selama ini bisa Kak Ve tebus. Sehingga, kita semua bisa kembali ceria seperti dahulu kala.

Iya, semoga aja..

A few minutes later

"Why you gotta be so rude... ruuu uud."

"Yeah.. say yes say yes.. cause I need to know."

Suara siapa?

Shania lah.

Bocah itu semakin gede semakin berisik. Ya tapi, Alhamdulillah sih, artinya dia udah kembali riang seperti dulu. Oh ya, jangan lupakan polahnya yang juga serong sana serong sini gak punya urat malu. Katanya, gitu - gitu mirip si abang michael jackson dari amerika. HIlih apaan, kakek - kakek yang iya!

Ini anak nyanyi apa ngelawak sih, kocag bener, batinku menyadari nada sumbang yang sengaja bocah remaja itu buat.

Ya gimana ya, bukannya kejem mau menilai. Memang faktanya kok Shania nyanyinya ngasal. Jujur sih, warna suaranya itu aselinya enak. Tapi yaa, seenak - enaknya kalau waktu nyanyi begini enggak dipas-in intonasi nadanya, ya kacau balau deh ditelinga. Pengang tau.

"Marry that girl.. marry her anyway. No matter what you say. Yeahh.. why you gotta be so ruud... ud ud ud.."

Astaghfirulloh! Enggak tau lagi juga deh, kenapa suaranya dibikin sok cempreng begini. Sengaja bener kayaknya nyari gara - gara. Belom kapok apa ya, kena jeweran tuh telinga?

How ImportantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang