5. Bertengkar?

1K 70 0
                                    

Author pov

"Lepas!"

"Lepasin!" ujarnya sambil berusaha menjauhkan tubuh mungil yang memeluknya.

"Nggak Cha..." Tetapi Sinka, dia malah semakin mempererat pelukanya.

"Lepasin Aku! Aku benci kamu! Sangat benci kamu!" kali ini Icha semakin berontak dalam pelukan Sinka.

Sinka yang mendengar ucapan Icha, sempat syok dan melepaskan pelukanya. Dirinya agak enggak menyangka kalau kesalahanya dulu bisa berakibat kebencian Icha.

"Cha.. pleasse.." Mohonnya. Dilihatnya sorot mata Icha yang tajam menatapnya. Tersirat betul kalau ada kebencian didalamnya.

"Maafin cici Cha... maaf." Ucap sinka sekali lagi sambil berusaha meraih kembali tangan Icha.

Plashh

"Apaansih! Lepasin!" dengan kasar Icha menghentakan tangan Sinka dan mendorong tubuhnya kebelakang.

"Eh," Beruntung ada Beby yang menahan Sinka. Sehingga gadis itu tidak sampai terjungkal kebelakang.

"Lo apa - apan sih!"

Emosi Beby yang belum sekalipun mereda menjadi semakin tersulut. Beby tidak terima apabila temannya diperlakukan sekasar itu.

Tanpa banyak perhitungan, Beby membalas dorongan Icha, membuat adik kelasnya itu terjatuh dengan tangan kanannya yang salah tumpuan.

"Aww.. aish.." terlihat Icha yang meringis kesakitan sambil memegangi tangannya.

Meskipun ada rasa kecewa dengan sikap Icha barusan, Sinka tetap saja seorang kakak yang tidak akan tega melihat adiknya kenapa - napa.

"Sini cici lihat.." Ucapnya lembut. 

"Gak usah! Aish.." protes Icha sambil menepis tangan Sinka. Namun bukan Sinka namanya jika dia tidak keras kepala. 

"Gak usah protes! Sini cici Liat!" kali ini ucapan Sinka penuh dengan penekanan dan enggan untuk dibantah. Raut wajahnya pun begitu tersirat akan kekhwatiran.

Melihatnya, Icha sedikit tertegun. Bibirnya tertutup rapat dan sorot matanya mulai melunak.

Masih sama seperti dulu.. batinnya.

Sikap antara Icha dan Sinka barusan, membuat bingung dua gadis yang sempat berselisih dengan Icha tadi. Mereka berdua heran, bagaimana bisa Sinka mengenal gadis itu? Terlebih lagi mereka terlihat akrab meski sempat bertengkar?!

Tidak hanya Beby dan Shania, tetapi juga dua gadis dewasa yang saat ini ikut bergabung bersama mereka. Keduanya adalah pelatih Kinal dan ibu kepala sekolah, Melody.

Sejak aksi cekcok antara Icha dan Beby, sebetulnya keduanya sudah hendak menghampiri. Namun langkah mereka sempat terhenti ketika Sinka tiba - tiba datang memeluk Icha.

"Ada apa ini?" suara Kinal akhirnya memecah lamunan para gadis disana.

"Aish, pelan - pelan." Ucap Icha lirih.

"Iya.. maaf ya, ayuk cici obatin. Kita ke UKS." Ajak Sinka lembut tetapi langsung ditolak oleh Icha.

Menyadari apa yang sedang terjadi, akhirnya Melody turut membuka suara, "Kamu ikut dia ke UKS aja. Kita obati tangan kamu. Takut nanti tanganmu kenapa - napa."

Kaget dengan kehadiran Melody, kepala sekolahnya, Icha hanya mampu menggangguk pasrah. Icha cukup tahu diri untuk tidak sampai melawan kehendak wanita dewasa itu. Sesuai ajaran Bundanya, Icha enggak boleh membantah permintaan orang yang lebih tua dan akhirnya, dengan terpaksa Icha menurut ketika Sinka menuntunnya menuju ke UKS.

How ImportantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang