35. (re)mind(er)

605 61 38
                                    

Keterbatasan seseorang bukan hanya perihal kesempurnaan fisik, akal berpikir, harta, dan kasih sayang. Tetapi waktu yang digunakan untuk mengisi lembaran kosong kehidupan.

.KN.


Author Pov

Frieska itu banyak yang bilang anaknya cantik, kalem, dan dewasa. Kadang, beberapa orang juga berpikir kalau anaknya itu agak cuek, dingin, dan pilih – pilih teman. Padahal, meskipun cantik, pada kenyataanya dia enggak sekalem dan sedewasa yang orang – orang kira.

Pernah suatu hari dia mendadak heboh terus kejedot pintu, nangis diam – diam karena grup idolanya bubar, atau sekedar minta ditemenin tidur sama mama atau kakak – kakaknya hanya karena ketakutan setelah menonton film horor.

Belum lagi pas mau maju asistensi ke dosen. Wiiuuuhhh segala macam mantra dari hafalan surat pendek sampai ayat kursi mulus langsung terucap dari bibirnya. Cuman, ya begitu..

Ya yang namanya sekedar persepsi, pasti hanya menimbulkan spekulasi.

"Mbak Frieska? Ini americano nya. Selamat dinikmati ya mbak.." Kata seorang pelayan cafe dengan keramah tamahannya.

"Iya, makasih yaa." Balas Frieska dengan senyuman yang sempat menghiasi wajah manisnya.

Aslinya Oh pada aslinya, sebenarnya Frieska itu tidak secuek dan sedingin yang orang – orang kira.

Hanya saja, memang benar adanya kalau gadis berusia 20 tahun itu sedikit 'memilih' teman. Karena menurut Frieska, diumurnya yang sudah menginjak kepala dua ini, sudah bukan masanya lagi untuk sekedar bersenang – senang dan menghabiskan waktu dengan orang – orang yang hanya suka julidmenjulid disetiap pertemuan mereka.

Impian dan target Frieska sangat tinggi dan dia sadar akan hal itu. Sehingga, dia berupaya untuk mencari sosok teman yang bisa dijadikan partner, dipercaya, dan yang terpenting, satu visi : melindungi mental anak – anak dari pelampiasan emosi orang dewasa.

No more victims like her sister.

Itulah janji Frieska sejak hari itu.

Hari dimana perasaan putus asa melingkupi dirinya.

Hari yang memunculkan sebuah standar yang sangat tinggi atas sikap orang – orang dewasa kepada para anak. Dan..

Hari yang menjadi penyebab sisi lainya muncul sebagai bentuk pembelaan dan perwujudan sikap untuk mendukung impianya, her alter ego : Iis.

Percaya atau enggak, setiap manusia pasti memiliki sisi itu. Namun, yang menjadi perbedaan antara manusia yang satu dengan yang lain dalam menggunakan sisinya itu adalah seberapa tertekan dirinya dengan kemampuannya yang sekarang untuk mewujudkan idealismenya.

Dan Frieska memang sedang tertekan akhir – akhir ini.

Alter ego seseorang bukanlah masalah kepribadian ganda yang membuat seseorang akan kehilangan kesadaran ketika sisi yang lain itu muncul. Melainkan, sebuah kesadaran penuh untuk memunculkan sisi lain itu ketika dibutuhkan.

Seperti, Frieska yang merasa butuh sosok 'Iis' pada dirinya untuk melawan papanya demi melindungi adik bungsunya dipagi hari itu ataupun beberapa waktu yang lalu di rumah sakit, dan juga akhir – akhir ini, saat dirinya harus menemani kakak keduanya itu untuk konseling.

Ya hanya saja, kemunculannya tidak banyak orang yang tahu. Sebab, hanya yang serupalah yang dapat melihat dan memahami.

"Hai Dek.. udah lama nunggunya?" Sapa seseorang yang telah menjadi salah satu alasan Iis akan terpanggil beberapa waktu ini, Veranda.

How ImportantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang