34. (per)mohon(an) maaf

693 64 18
                                    

Pohon kenikir tidak berbuah.

Buah mengkudu tidak ada yang suka.

Tolong berpikir sebelum bertingkah.

Jika dirimu tidak mau berduka

Permohonan maaf itu terdiri dari dua suku kata, ucapan dan perbuatan.

.KN.

Author Pov

Cerita hari ini agak berbeda.

Sedikit teruai sebuh air mata karena perasaan merindu yang entah seseorang sadari atau tidak, dia merindukannya.

Agak suram jika berbicara mengenai dua kata: ditinggal dan meninggalkan. Sebab, tidak ada satu orangpun yang akan siap untuk ditinggal atau dengan tekad penuh, mereka ingin meninggalkan.

"Papa.. Mama.." Sapaan penuh semangat dari seorang gadis yang kerap dipanggil Pandut, Panda Gendut, alias Dudut oleh kakaknya itu.

Sekali lagi, kali ini ceritanya agak berbeda. Namun meskipun demikian, tak akan ada satu katapun yang berarti sia – sia.

"Ma.. Sinka kangen. Akhirnya Papa sama Mama pulang juga."

"Habis ini Papa sama Mama nggak bakal kemana – mana lagi kan? Semuanya udah beres kan?" seru gadis berpipi tembem itu sekali lagi.

"InsyaAllah Sayang.. berkat do'a kalian juga urusan Papa sama Mama udah selesai." Sambut Sang Papa, Prasetya, atas pelukan manis putri bungsunya.

Sedikit cerita, Prasetya dan Istri selama kurun waktu 5 tahun terakhir ini, jarang sekali berada dirumah. Mereka selalu berpergian kesana - kemari untuk membangun ulang perusahaan mereka yang sempat bangkrut pada 2013 silam.

"Yaudah Ma, sini Naomi bantu bawain kopernya. Air angetnya juga udah disiapin Bibi kalau Papa Mama mau mandi dulu."

"Heem, makasih ya Sayang.." Usap Mama lembut ke kepala putri sulungnya. Pandangannya menampilkan kesan haru, karena pada akhirnya sosok ibu itu benar – benar bisa bersama putri – putrinya lagi.

2013, memanglah bukan sebuah tahun yang berarti bagi sebagian orang. Tetapi untuk Naomi dan Sinka, tahun itu merupakan masa – masa tersulit keluarga mereka. Karena selain berita perusahaan orang tuanya yang dinyatakan pailit, mereka juga harus kehilangan kakek – neneknya karena sebuah kecelakaan.

Hampir selama 3 tahun hidup keluarga Naomi diliputi kesusahan. Bahkan jangankan untuk membayar uang saku Naomi di jurusan kedokteran, di tahun – tahun itu untuk makan sehari – haripun mereka susah.

Satu – satunya aset yang tersisa adalah rumah keluarga Naomi di Bandung. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari keluarganya, Naomi dan Sinka harus rela kehilangan rumah masa kecil mereka ketika papanya menjual rumah idaman itu ketangan orang lain dan pindah kesebuah rumah susun di Jakarta.

Mereka benar – benar berada dititik balik!

Sungguh, Naomi tidak pernah membayangkan perputaran roda kehidupannya akan secepat itu.

Namun, disetiap keterpurukan pasti akan ada hikmahnya.

Satu keyakinan yang terus Naomi dan keluarganya pegang untuk melalui hari – hari mereka.

Dibulan pertama, semuanya terasa sulit dan enggak masuk akal. Naomi bahkan hampir stress memikirkan nasib kuliahnya kedepan. Sehingga, Naomi yang awalnya hidup dengan penuh percaya diri dan berada dikalangan mahasiswa dengan gaya menengah keatas, saat itu langsung membanting stir dan menjauhi seluruh teman – temannya.

How ImportantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang