40. (Past) Memmories

760 63 43
                                    

Aku enggak ingin mengingat kenangan buruk. Semuanya teringat begitu saja.

.Nabilah.



Sebelum lanjut membaca, peringatan konten sensitif!

Mungkin terkesan berlebihan, tapi apa yang terjadi oleh tokoh utama pada cerita saya, bisa kemungkinan 100% dialami oleh anak – anak jalanan diluar sana.

Iyaps, bener. Cerita ini agak menyinggung kehidupan mereka. cuman dikit, gak banyak kok.

Please, don't blame me.

For you know guys..

Kekerasan seksual terhadap anak tercatat meningkat setiap tahunnya. Ada banyak artikel yang terus dimuat media, mungkin pas hebohnya start dari tahun 2010 yang melibatkan 41 anak karena pelaku (B) disusul oleh pelaku (E) yang sampai melibatkan 110 anak, hingga kini.

See? Bukanya apa ya.. I just ask your empati (maybe??) untuk memahami peranan mereka dan kalian. Syukur kita enggak ada dilingkungan korban dan pelaku. Alhamdulillah bangett..

So, please.. kalau ada temen, saudara, atau siapapun itu yang mengalami hal serupa, depresi, stress, fobia, skizofrenia, atau penyakit kejiwaan lain, TOLONG HARGAI MEREKA. Jangan dianggap lelucon yaa!

Sebab, untuk para korban melewati hari – hari biasa aja itu udah cukup sulit, apalagi dengan cemooh?

Sekali lagi untuk reminder all of us, 'That nightmares never get their ending' meskipun dengan terapis beratahun – tahun sekalipun.

Okey?!

Satu lagi, kadang, satu kata itu mengandung kunci dari sebuah cerita loooh. Don't miss it.

Pelan pelan bacanya. 8000 kata. Tak perlu terburu - buru santai saja. Dinikmatin waktunya.




07.01.2010.

Hari kecelakaan Kakek dan Nabilah (6th)

"Mas, percaya sama aku. Dugaanku nggak ngasal Mas."

"Mas bukanya enggak percaya. Cuman Mas nggak nyangka aja kalau Bapak ternyata punya musuh."

Perbincangan dua arah kakak beradik dilorong rumah sakit malam itu tidak terjalin seperti biasa. Suasana diantara mereka terasa tegang. Tanpa diduga, sore tadi, mereka berdua mendapat kabar bahwa bapak mertua dari sosok yang dipanggil kakak itu dan anak bungsunya mengalami kecelakaan. Ironisnya, beberapa jam kemudian, tim penyelidik memberi kabar kalau kecelakaan mobil yang terjadi merupakan hasil dari sabotase.

"Aku awalnya juga gak ngira Mas. Tapi kenyataannya emang gitu kan?!"

Enggan menjawab, lelaki yang lebih tua hanya mendengus untuk mengalihkan pikirannya yang mulai terasa rumit. Rumit, karena berjibun kabar menyerangnya dalam kurun waktu yang bersamaan.

"Apa mungkin ini ulah selingkuhanya Mbak-."

"Jaga mulutmu! Mbakmu itu enggak selingkuh! Enggak mungkin dia khianati Mas!" Potong Laksmana terhadap ucapan adiknya.

"Mas.. aku tau ini bikin Mas syok. Tapi bisa jadi kan? Semua ini siasat buat ngehilangin bukti Mbak udah selingkuh." Terus menerus sang adik menyampaikan opininya. Yang mungkin, jika didengar saat kondisi waras, semua alibinya bakal terasa hanya hasutan belaka. Namun nyatanya? Kepala Laksmana sedang tidak dalam kondisi baik – baik saja saat ini.

How ImportantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang