2. Awalan

2K 85 1
                                    

Author Pov

Decitan suara sepatu menggema disebuah ruangan yang ramai oleh banyak orang. Pertandingan basket antar klub putri session kali ini sudah sampai dibabak pertengahan.

Pritt!

3 menit lagi bertandingan kuarter tiga akan segera dimulai.

"Kalian press lagi nomer 24. Jangan kasi kesempatan shooting.. pertahanin poinnya jangan sampe lengah."

Begitulah arahan dari seorang pelatih yang terlihat was - was karena jarak skor antara timnya dengan tim lawan menipis.

"Kuater 3 ini kita harus main rapi. Jangan sampe ada turn over lagi. Perhatikan strong – weak side nya.. gak perlu terburu – buru cetak poin. Paham?"

Berbanding terbalik dengan rivalnya, pelatih dari tim yang memakai jersey putih berlogo mata panah 'Srikandi Muda' malah cenderung santai menanggapi ketertinggalan timnya.

"Kali ini Icha ganti dulu, Gracia masuk." Terang pelatih itu sekali lagi.

Mungkin, lelaki berusia 40 tahunan itu, masih tampak santai karena strategi andalannya belum dia keluarkan. Atau lebih tepatnya, sedang dia siapkan.

Kembali dengan hiruk pikuk arena. Kedudukan tim Srikandi Muda atau biasa disebut SM dengan tim lawan tertinggal 4 poin. Meskipun demikian, si Bapak pelatih masih enggan menunjukan ambisinya. Lelaki dewasa itu, hanya tidak mau terlalu memfosir salah satu anak didiknya. Sudah cukup menurutnya, ace andalannya bermain penuh hampir didua kuarter sebelumnya.

Icha, gadis yang dimaksud, memang memiliki stamina yang sangat bagus. Selain fisiknya yang lebih terlatih dari rekannya yang lain, pemain bernomor punggung 24 itu juga memiliki skill yang luar biasa. Bahkan untuk seukuran pemain muda, gadis 15 tahun itu mampu bermain full hingga pertandingan usai. Wow, memang luar biasa kan?!

"Yok.. Ayokk semangat Yokk!" teriak sang Kapten, Lidya.

"Meksi sekarang pertandingan terakhir gue, gue harap kalian tetap optimal seperti biasa. Okey?" Tutur sosok kapten itu sekali lagi.

"Yess capt!" seru seluruh anak tim kompak. Walaupun mereka sempat merasa sedih, mereka juga merasa senang disaat yang bersamaan. Sebab, semuanya sangat setuju dengan sosok pengganti Lidya nanti. 

"Good! Calon kapten, ada tambahan?" Seru Lidya lagi. Seketika seluruh pandangan anak tim tertuju ke pemain muda pemilik nomor 24 itu.

"Poin penting! Tapi jangan sampai cedera. KIta lakuin sama - sama!" Icha menimpali dengan percaya diri.

"Yess Capt!" Teriak semua pemain tak kalah semangat.

Pritt, Pritt..

Pertandingan pun dimulai. Hingga diujung kuarter tiga, tim SM berhasil merubah posisi. Kali ini kedudukan mereka unggul dengan selisih 2 bola. Dirasa belum cukup, akhirnya pelatih SM mengeluarkan para ace andalannya.

"Shaff, Icha masuk ganti Lidya. Shani masuk ganti Ghaida." Suruhnya ketika kuarter sudah berganti ke yang ke empat.

Tribun yang berisi ratusan penonton disisi kanan dan kiri lapangan itu semakin bertambah riuh ketika para penonton melihat dua orang pemain yang dijuluki 'Duo Maker' itu memasuki arena. Pasalnya, meskipun mereka tergolong pemain muda, kemampuan mereka dilapangan tidak ada yang berani meragukan.

Kombinasi mereka berdua itu... point killer!

Sesuai prediksi, penambahan poin sangat signifikan dikuarter 4. Icha dan Shani berulang kali menyumbangkan point. Skor yang semula tertinggal 2 bola, sekarang unggul menjadi 6 bola.

How ImportantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang