3. Awalan (2)

1.2K 81 0
                                    

Author Pov
Flashback
Suasana riweh sebuah rumah sakit didaerah bogor mulai mereda setelah beberapa jam hampir tak terkendali. Rumah sakit elit dearah kota bogor itu sebelumnya sempat menerima rujukan korban kecelakaan lalu lintas yang memakan banyak korban.

Naasnya, bus yang dinaiki oleh 20 orang itu harus mengalami tabrakan dengan minibus didepanya. Banyak korban jiwa dari kecelakaan beruntun itu.

Tidak ada satu orangpun yang mengalami luka ringan. Sebanyak hampir 10 korban mengalami luka berat. Termasuk seorang wanita dan dua anak bersamanya.

Anak yang lebih kecil mengalami cedera kepala dan trauma berat dibagian perut. Sedangkan yang berusia lebih tua, bernasib lebih beruntung. Hanya saja, mata si Kakak juga terluka akibat terkena serpihan kaca. Walaupun begitu, tetap saja, benturan keras yang dialami oleh si Kakak, bisa berakibat fatal.

Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya sang kakak berhasil siuman. Sayangnya, ibu dan adik kecil yang bersamanya tidak bisa diselamatkan.

"Anak ibu sudah lebih stabil.. donor matanya juga berhasil. Tinggal perbanyak istirahat saja sampai luka dikepalanya sembuh." Kata pria tua berjas putih itu.

"Adek cantik.. namanya siapa?" sambung sang dokter lagi.

Seperti yang sudah diiduga, tidak ada respon apapun dari anak kecil itu. Sang dokter hanya bisa menatap iba wanita muda disebelahnya.

"B..Bunda, iya ini bunda sayang... adek namanya Icha." sahut sosok wanita cantik sambil sesekali mengecup lembut lengan mungil anaknya.

"Bb..undaa.."

Flashback off


Pemakaman disalah satu TPU di kota bogor hari ini berjalan cukup khidmat. Tidak banyak orang yang menangis, bahkan sang anak dari almarhumah.

Tetapi, tidak ada orang yang tahu, bahwa sedari tadi sang anak hanya berusaha untuk terlihat tegar. Baru setelah pemakaman usai. Dirinya tak kuasa menahan tangisnya.

"Cha, udah Cha.. Ikhlasin Bunda ya.. Bunda udah baik - baik aja disana. Udah gak ngerasa sakit lagi, biarin bunda tenang ya Cha.." Ucap seorang gadis cantik berusaha menenangkan sosok sahabat yang sudah dianggapnya adik itu.

Shani, begitu gadis itu dipanggil, dirinya hanya mampu terus - terusan berucap sabar dan mengelus punggung adiknya. Sesekali dirinya ikut menggigit bibir bawahnya ketika Icha, sosok adiknya itu kembali terisak didepan makam bundanya.

Dari sekian masalah yang pernah Icha lalui, baru kali ini Shani melihat gadis disampingnya ini menangis histeris seperti ini.

Waktu itu, setelah mendapat telepon dari Nenek Nia, begitu Icha memanggilnya. Icha segera menuju ke rumah sakit dimana bundanya dikabarkan dirawat. Namun nasib kurang berpihak kepada Icha. Ketika dirinya baru sampai di depan kamar rawat bundanya. Sosok yang dipanggil Bunda olehnya itu sudah berpulang.

Icha sebelumnya adalah sosok yang terkenal tegar. Seberat apapun cobaanya, dia tidak akan mengeluh. Kemarinpun, walau sempat pingsan, icha tidak menangis ketika membawa bundanya menuju kerumah duka. Bahkan, sampai memandikan dan prosesi pemakaman berlangsung, Icha masih enggan mengeluarkan air matanya.

Tapi enggak ada yang menyangka kan? Kalau selama ini anak gadis itu memendamnya?

Benar, tidak ada yang menyangka, jika icha akan sehisteris ini. Begitupun teman - teman tim SM yang turut hadir. Mereka tidak menyangka bahwa sosok yang selalu mereka anggap kuat bisa sampai serapuh ini.

How ImportantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang