"Baik malam ataupun pagi, semua begitu menyenangkan jika bersamamu."
-Arga Rakyan-Setelah menutup panggilan, Arga mengembalikan ponselnya kepada Ryan. Ryan menatap Arga dengan wajah yang sedikit membingungkan, karena Arga baru saja menjadikannya tumbal.
"Apaan deh. Gue gak maksa lo ya." Protes Ryan.
Arga membalasnya dengan senyuman. Ia tahu ucapannya tadi hanyalah alasan saja. Ia hanya ingin celebrate bersama Salsa. Tidak lebih dari itu.
"Eh mampir bentar dong ke minimarket, gue mau beli sesuatu." Ucap Arga kepada Ryan yang sedang mengemudi.
"Eh bang, lo mau titip apa gitu?" Tanya Arga kepada Bang Kafi.
Bang Kafi adalah pacarnya Andin. Umurnya sebenarnya lebih muda satu tahun dari Kakaknya Salsa namun dikarenakan ia baru mengenalnya, ia dan Ryan memutuskan untuk memanggilnya Bang Kafi. Meskipun mereka berdua cepat akrab dengan Bang Kafi tapi tetap mereka berdua memanggilnya dengan sebutan 'bang'.
"Apa aja deh terserah lo. Gue cuman bawa baju ganti doang."
Arga mengangguk mengerti karena bukan hanya Bang Kafi saja yang hanya membawa baju ganti. Ia dan Ryan pun hanya membawa baju ganti saja. Kebiasaan pria pada umumnya yang tidak mau ribet saat bepergian.
Setelah Ryan memarkirkan mobilnya, Arga turun untuk membeli keperluannya. Tak lupa juga titipan Salsa.Ia membawa dua keranjang. Memisahkan antara barang yang diperlukan Salsa dan keperluan yang mereka butuhkan. Mereka disini maksudnya Arga, Ryan, dan Bang Kafi. Tim cowok anti ribet yang hanya membawa baju saja.
Setelah ia memasukan pembalut ke dalam keranjang untuk Salsa, ia mengalihkan pandangan ke sekitarnya. Ia tidak tahu apa lagi yang harus ia masukan. Ia tidak begitu tahu mengenai keperluan orang yang sedang mens karena ia bahkan tidak punya adik perempuan.
Ia pun memasukan keperluan untuk mereka bertiga. Ia memasukan buah-buahan, mie instan dan beberapa cemilan secukupnya. Namun sambil mencari barang yang ia perlukan, ia pun memikirkan barang untuk Salsa. Apalagi yang dibutuhkannya selain pembalut?
Ia bahkan tidak tahu kesukaan Salsa. Yang ia tahu, Salsa hanya menyukai buku dan kopi.
Apa ia harus bertanya kepada pegawai wanita disini?
"Oke. Mending nanya daripada gue salah." Ucap Arga membulatkan tekadnya untuk bertanya.
Ia pun menghampiri pegawai wanita yang sedang menata barang-barang. Ia sedikit malu sebenarnya bertanya hal seperti ini kepada orang yang tak ia kenal, namun ia menyingkirkan rasa malunya. Lagian ia tidak akan bertemu dengannya lagi.
"Permisi mbak, boleh tanya?"
Pegawai itu pun tentunya menatap asal suara yang memanggilnya.
"Maaf sebelumnya, mau tanya. Kalau lagi haid, biasanya butuh apa aja ya? Ini temen saya ada yang nitip." Lanjut Arga.
Pegawai wanita itu pun sedikit tersenyum mendengar pertanyaan Arga.
"Apa ya. Paling pembalut, makanan manis, sama obat buat nyeri haid." Jawabnya sambil menatap sekitar.
"Eh sebentar.." Lanjutnya sambil pergi ke tempat yang menyediakan berbagai macam obat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arga
Teen Fiction"Tidak selamanya yang dingin itu membekukan. Kadang yang dingin itulah bisa jadi paling meluluhkan. Seperti dia, yang dingin tapi selalu saja menumbuhkan cinta." {Salsabila Ayska}