☕ : Malam

1.1K 62 8
                                    

"Pemandangan malam hari ini memang begitu indah. Namun mataku lebih tertarik melihatmu."
-Salsabila Ayska-

Salsa menyesal karena ia tak bisa menemaninya disaat Arga seperti ini. Ia pun memikirkan cara yang tepat untuk bertemu Arga tanpa ada maksud tertentu. "Maksud tertentu" disini artinya ia tak ingin Arga menyangka jika semua yang ia lakukan kepada Arga hanyalah semata-mata karena ia merasa bersalah. Namun sebenarnya, ia benar-benar tulus ingin melakukan sesuatu untuknya karena ia mencintainya.
Apa yang harus ia lakukan? Sulit sekali menemukan caranya selain mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya. Karena jika tidak, mungkin Arga akan menganggap Salsa melakukan sesuatu hal hanyalah karena merasa bersalah.

Ia pun bertanya kepada Meyra dan Andin.

"Gue pengen jenguk Arga tapi..." Ucapnya menggantung karena begitu banyak keraguan.

"Tapi apa?" Tanya Andin.

"Intinya, gue pingin ketemu dia, tapi gue butuh alasan."

"Apa ya? Bingung gue juga." Ucap Meyra.

Salsa menatap kosong sambil memikirkan bagaimana cara ia bisa bertemu Arga dengan alasan yang bagus.
Namun semakin ia memikirkan cara, otaknya semakin buntu saja. Ia tak bisa memikirkan cara apapun selain menjenguknya bersama teman-temannya yang lain.

"Udahlah. Gue nyerah. Semoga aja Arga gak terlalu lama di RS." Ucapnya sambil membuang nafasnya dengan sedikit frustrasi.

"Ryan katanya hari ini mau jenguk Arga. Kenapa lo gak ikut?" Tanya Meyra.

"Gue masih merasa bersalah sama dia. Tapi gue juga pingin ketemu dia. Serba salah kan jadi gue." Ucapnya dengan murung.

Andin pun mengusap pelan pundaknya agar membuatnya tenang.

"Ya udah. Semoga aja Arga gak terlalu lama di RS." Ucap Andin.

"Aamiin." Jawab Salsa dengan serius.

*****

Setelah pembelajaran sudah semua dilaksanakan pada hari ini, Ryan segera pergi ke kelas Salsa untuk mengajaknya menjenguk Arga.

"Gue gak berani ketemu Arga sekarang. Gue masih ngerasa bersalah banget." Jawab Salsa dari ajakan Ryan kepadanya.

"Lo gak mau ketemu Arga?" Tanyanya.

"Gue pingin. Tapi.. ya itu." Jawab Salsa dengan murung.

"Oke deh. Nanti gue salamin aja dari lo." Ucap Ryan setelah mengerti keadaan Salsa.

Salsa tersenyum setelah mendengar tanggapan Ryan. Ia sangat bersyukur jika Ryan mengerti keadaanya sekarang. Keadaan yang rumit diantara rasa bersalahnya dan rasa rindunya. Perempuan memang penuh dengan rasa.

*****

Sudah beberapa hari Salsa menikmati hari seperti biasanya meskipun tanpa Arga. Ia masih belum pergi ke sekolah. Tiap hari Salsa merindukannya, namun ia tak punya alasan untuk bertemu dengannya. Begitupula Arga, tiap hari ia merindukannya dan berharap Salsa akan menjenguknya. Namun hingga hari terakhir  ia di rumahsakit Salsa tetap tak menjenguknya.

"Jangan galau gitu, nanti di sekolah bakal ketemu Salsa pasti." Ucap Ryan saat melihat wajah Arga selalu murung saat seseorang membuka pintu kamar pasiennya.

"Gue gak galau." Ucapnya dengan wajah yang datar.

Ryan hanya tersenyum menanggapinya. Namun sebenarnya ia juga kasihan terhadap Arga dan Salsa yang tak bisa bertemu saat mereka berdua benar-benar bertemu.

ArgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang