"Dia gadis yang bisa membuatku kembali tersenyum sambil menatapnya."
-Arga Rakyan-"Lo sejak kapan kenal sama Adiknya Arga?" Tanya Meyra tiba-tiba.
Salsa dan Alan menatap asal suara itu. Karena tiba-tiba saja ia duduk di samping Salsa. Ia menjawabnya saat makanan di mulutnya telah habis.
"Kemarin waktu Arga nganter gue pulang." Jawab Salsa kemudian ia kembali menyuapkan makanan kepada mulutnya.
"Nganter lo?" Tanya Meyra dan Andin bersamaan.
Salsa hanya tersenyum menatap kedua sahabatnya yang kaget setelah mendengar perkataannya. Ia sangat mengerti kenapa mereka begitu kaget mendengar hal itu. Ia pun memang tak percaya jika kemarin Arga mengantarnya pulang. Hal yang sangat langka Arga lakukan. Jika bukan karena Ryan, hal itu mungkin tak akan terjadi.
"Kenapa Kakak-Kakak pada kaget kalo Kak Arga nganter Kak Salsa pulang?" Tanya Alan sambil mengunyah makanannya.
"Aneh aja. Arga kan dingin sama cewe." Jawab Andin.
Alan benar-benar tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Ia bahkan mengira jika Arga telah mempunyai pacar. Namun nyatanya, Kakaknya dingin terhadap wanita.
"Beneran?" Tanya Alan benar-benar tak percaya.
Salsa, Meyra dan Andin mengangguk bersamaan.
"Kok gak keliatan ya. Kirain Kak Arga udah punya pacar." Ucap Alan dengan polos.
Setelah Salsa dan Alan menghabiskan makan siangnya. Mereka berempat tetap saja berbincang-bincang. Alan disini yang paling antusias dalam bercerita. Sepertinya dia memang anak yang aktif dan juga lucu.
Namun, tiba-tiba saja Alan memegang dadanya yang terasa sesak. Salsa mendekati Alan."Kenapa Alan? Ada yang gak beres?" Tanya Salsa pada Alan.
"Kenapa ya tiba-tiba Alan sesak nafas gini?"
Alan terus saja memegang dadanya. Sepertinya dia memang sesak nafas.
"Kamu punya alergi?" Tanya Salsa dengan serius.
"Alan alergi sama telur."
Meyra dan Andin menatap piring yang kosong di depan Alan. Tentu saja tak akan terlihat apa yang telah dimakan oleh Alan, karena Alan memang menghabiskan semua makan siangnya.
Sedangkan Salsa yang mengetahui bahwa Alan memakan telur terlihat panik. Ini benar-benar kejadian yang tak terduga."Kenapa gak bilang kalo alergi telur? Kalo gitu Kak Salsa gak akan pesenin kamu nasi goreng."
Tangan kanan Alan memegang dadanya yang sesak sedangkan tangan kirinya memegang meja. Sepertinya untuk menahan badannya agar tak jatuh. Salsa melihatnya, Salsa pun mengendong Alan pergi ke UKS.
Salsa sedikit berlari agar segera sampai di UKS. Meyra dan Andin pun ikut panik sambil mengikuti dibelakang Salsa.
Namun saat Salsa membaringkan Alan di UKS. Disana tak ada siapa-siapa. Dokter yang biasa berjaga di UKS pun entah dimana.
Salsa mengeluarkan handphone nya dari sakunya dan segera menghubungi Arga."Arga?" Ucapnya dengan cemas.
Arga mengerutkan keningnya bingung. Orang di sebrang sana tampak sangat cemas. Ia bahkan bisa merasakan itu. Dan ia pun tahu jika suara itu suara Salsa.
"Salsa? Kenapa?"
"Arga ini gue Salsa. Lo dimana?"
"Lagi di jalan mau ke sekolah."
"Alan ada di sekolah. Tadi nyari lo. Tapi sekarang dia di UKS."
"Kenapa di UKS?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arga
Teen Fiction"Tidak selamanya yang dingin itu membekukan. Kadang yang dingin itulah bisa jadi paling meluluhkan. Seperti dia, yang dingin tapi selalu saja menumbuhkan cinta." {Salsabila Ayska}