☕: Alasan

3.4K 167 3
                                    

"Ketidakhadirannya akan membuat pikiran dan hatimu kosong."
-Adryan Madani-

Setelah mereka bertiga terdiam karena keanehan Arga. Ryan pun berpamitan untuk menyusul Arga. Namun sebelumnya ia sempat menggoda Meyra sehingga membuatnya kesal.

"Lo kangen sama Salsa?" Tanya Ryan sambil duduk di samping Arga.

"Kangen apaan. Gue nanya Salsa karena jaket gue masih sama dia." Jawab Arga dengan ketus.

"Kenapa bisa?"

"Kemarin dia demam tapi tetep maksa pergi cari buku sama gue. Ya gue kasih aja jaket itu." Jawab Arga.

"Lo tahu alasan dia tetep pergi cari buku sama lo?" Tanya Ryan lagi.

"Pak Indra guru favorit Salsa. Makanya dia gak bisa nolak." Jawab Arga.

"Salsa bilang gitu sama lo?"

Arga mengangguk.

"Alasannya, karena dia suka sama lo. Lo gak sadar apa?"

Arga tak menjawab perkataan Ryan. Ia hanya terdiam dengan ekspresi yang membingungkan.

"Eh! Gue bohong. Lagian Salsa bukan suka sama lo. Dia emang pengen banget pergi ke toko buku beli novel."

Arga menghela nafas dan menatap Ryan dengan polos.

"Udah lah. Ngapain ngomong soal Salsa terus."

Ryan menatap Arga sambil menaikkan kedua bahunya untuk mengisyaratkan bahwa dirinya pun tak mengetahui kenapa ia terus-menerus membahas Salsa.
Ryan sebenarnya salah bicara kepada Arga. Ia lupa janjinya kepada Salsa jika ia tak akan memberi tahu perasaan Salsa kepada Arga. Hari ini Arga benar-benar terlihat kehilangan tanpa Salsa, pikir Ryan.

"Lo inget apa yang gue bilang waktu Meyra gak sekolah. Kalo lo lagi jatuh cinta, pasti sekarang pikiran lo kosong gak jelas dan hati lo pun kosong."

"Gue gak tahu cinta." Ucap Arga sambil menggelengkan kepalanya.

"Inget ini aja dari gue. Ketidakhadirannya membuat pikiran dan hati lo gak jelas. Ini sih cuman pengalaman gue aja."

Arga mengangguk mengerti.

*****

From : Meyra
"Kabar baik buat lo."

Salsa terbangun dari tidurnya karrna notif pesan dari handphone nya. Sebelum ia membuka pesan di handphone nya, ia melihat jam dinding terlebih dahulu.
Ia tidur dari pukul 07:30 sampai 10:00. Di karenakan ia demam, Ayah dan Ibunya tak mengizinkannya pergi ke sekolah walaupun sebenarnya tadi pagi ia sudah siap untuk pergi ke sekolah.
Setelah meminum obat, ia tiba-tiba saja tertidur. Sepertinya obat yang ia minum memiliki efek tidur yang kuat.
Baru saja ia berniat bangkit untuk membaca notif pesannya, tiba-tiba pusing di kepalanya datang. Ia pun meringis sambil memegang kepalanya.
Pada akhirnya, ia kembali lagi berbaring di kasur sambil membawa handphonenya.
Setelah membaca pesan dari Meyra, ia menghubungi Meyra. Sebenarnya ia tak terlalu penasaran kabar baik apa yang akan di katakan Meyra. Tapi ia memang ingin menyingkirkan rasa bosannya dengan menghubungi Meyra.

"Hallo Mey?"

"Eh lo! Suara lo lemes banget."

"Iyalah. Gue lagi sakit. Lo lupa?"

"Hehe. Inget sih."

"Ada kabar baik apa?"

"Tadi si Arga tiba-tiba nyamperin gue sama Andin. Dia tiba-tiba nanya lo. Andin jawab deh kalo lo lagi sakit. Si Arga diem terus bilang makasih dan pergi gitu aja. Gue gak ngerti sama dia. Hari ini dia aneh. Ryan juga bilang gitu sama gue."

ArgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang