☕: New Student

2.8K 141 5
                                    

"Saat rindu yang sedang menggebu, tapi tubuh tak bisa menghampirinya. Itu menyedihkan."
-Salsabila Ayska-

Baru saja bel masuk berbunyi, semua murid segera masuk ke kelas termasuk Salsa. Dengan wajah yang kurang bersahabat ia membuka buku pelajaran matematika.

"Kenapa muka lo? Kusut amat!" Tanya Meyra kepada Salsa.

Salsa hanya menggelengkan kepalanya. Pikirannya masih memikirkan ucapan Alan mengenai Anna. Rasa penasarannya belum terjawab sepenuhnya. Hingga saat ini ia masih belum tahu status Anna dengan Arga sebelumnya. Apakah mereka dulu berpacaran?

Salsa tak sepenuhnya mendengarkan apa yang guru bicarakan di depannya. Tiba-tiba saja guru itu memberi tugas dan pergi dari kelas.
Karena ia merasa pusing dengan tugas yang di beri guru matematika, Ia pun tiba-tiba keluar dari kelas. Tapi sebelum keluar, Meyra sempat menghentikan Salsa.

"Kemana lo? Tugas lo udah beres?" Tanya Meyra.

"Gue mau keluar dulu. Gue pusing lihat tugasnya. Bye."

Tanpa mendengar perkataan Meyra, ia langsung pergi keluar kelas. Sedangkan Andin kebingungan melihat Salsa tiba-tiba keluar kelas.

"Kenapa dia?" Tanya Andin kepada Meyra.

"Dia pusing ama tugas dari Bu Lia. Tumben banget dia kayak gitu."

Saat ia akan masuk ke toilet, seseorang menarik tangannya. Ia pun menoleh dan hanya menatapnya karena ia tak mengenali orang yang baru saja menghentikan langkahnya.

"Lo Salsa kan?"

Salsa mengangguk sambil memperhatikan wajahnya. Tapi ia benar-benar tak mengenalinya.

"Kenalin, gue Enrick. Murid baru kelas 12." Ucapnya sambil tersenyum.

"Oh. Gue Salsa."

Ia juga membalas senyuman Enrick. Tapi ekspresi Enrick sepertinya terkejut.

"Lo cantik kalo senyum." Ucapnya kepada Salsa.

Salsa hanya menatapnya dan segera pergi ke toilet. Enrick pun kembali ke kelasnya dengan wajah yang berseri-seri. Keinginannya berkenalan dengan Salsa akhirnya terwujudkan. Ia memang ingin sekali melihat Salsa dari dekat. Karena ia menyukai Salsa sejak bertemu di toko buku.

Salsa pun mencuci tangannya sambil menatap pantulan dirinya dengan wajah yang kurang bersahabat. Ia masih merasa kesal dengan perkataan Enrick. Salsa merasa Enrick terlalu berani mengatakan hal seperti itu disaat mereka baru saja berkenalan.

Ia menatap sekitar sekolah yang sedang sepi karena semua murid sedang berada di kelasnya masing. Ia pergi ke belakang sekolah dan berdiam di dekat pohon.
Tiba-tiba saja ia ingin menyendiri dan tiba-tiba saja ia juga merindukan Arga. Hari ini Arga tidak masuk karena kejadian kemarin.

"Apa gue jenguk dia?"

Ia berpikir lagi dan kemudian langsung menggelengkan kepalanya.

"No! No! Gue terlalu malu buat itu."

Salsa merasa sangat bingung. Ia ingin bertemu dengan Arga, tapi ia terlalu malu untuk menemuinya sendiri.

Tanpa ia sadar bel istirahat berbunyi. Saat mendengarnya tentu saja ia terkejut dan langsung berlari ke kelasnya karena mengingat tugas matematika yang ia tinggalkan.
Karena beberapa murid berhamburan keluar kelas, langkah Salsa terhambat oleh mereka. Saat ia sampai di kelas, ia menatap Meyra dan Andin yang masih di kelas.
Sebelum ia berbicara, Salsa mengatur nafasnya.

"Darimana aja? Tadi lo udah termasuk bolos tahu." Tanya Andin saat Salsa baru saja datang.

"Gue di belakang sekolah. Apa tadi Bu Lia gak bilang apa-apa?" Tanya Salsa dengan khawatir.

ArgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang