"Dalam setiap tegukannya, aku selalu mengingatmu. Walaupun sebenarnya, kau tak semanis itu."
-Salsabila Ayska-Setelah hukuman berakhir, Salsa dan Andin sempat pergi ke kantin untuk mengisi perutnya.
"Berhenti senyum kali. Gue geli lihat lo senyum terus." Ucap Andin saat mereka menyantap makanannya.
"Gue masih deg degan terus bibir gue gak bisa berhenti senyum. Gimana dong?" Tanyanya dengan wajah yang tersenyum sekaligus khawatir.
"Iya deh iya. Gue paham kok."
Mereka berdua kembali menyantap makanannya dengan lahap. Beberapa orang menatap Salsa sambil berbisik-bisik, kejadian tadi menyebar dengan cepat.
Bukan hanya Salsa yang menjadi bahan tatapan di kantin, Arga pun mengalami hal yang sama. Namun karena Arga tak masalah dengan tatapan mereka, ia terlihat santai."Lo ternyata bisa so sweet juga." Ledek Ryan sambil mencolek pipi Arga.
"Apaan sih." Ucap Arga risih.
"Ya setidaknya orang pasti bergosip tentang lo yang enggak sedingin dulu sama cewek."
"Gue kasih minum ke Salsa karena takut dia pingsan. Apa gue salah?" Tanya Arga.
Ryan menggelengkan kepalanya. Awalnya ia ingin menyadarkan Arga jika rasa takutnya bisa berbuah menjadi rasa suka, tapi ia mengurungkan niatnya. Ryan berharap Arga akan menyadarinya suatu saat nanti.
"Tadi lo dapet hukuman lari berapa keliling?" Tanya Ryan.
"Asalnya gue dapet 20, tapi karena Salsa bilang kaki gue cedera. Gue dapet 10 keliling dan dia 30 keliling." Jelasnya.
Ryan terkejut mendengar jawaban dari Arga. Ia tak menyangka seorang Salsa bisa mengelilingi lapangan seluas itu sampai 30 kali.
"Lo gak bilang apa-apa waktu dia dapet 30 keliling?"
"Gue udah bujuk dia biar gue yang 30 dan dia yang 10. Tapi dia keras kepala."
"Syukurlah. Gue kira lo gak bilang apa-apa." Ucapnya merasa bersyukur.
Arga hanya menatap Ryan. Ia pun masih punya rasa kasihan saat melihat Salsa berlari 30 keliling di lapangan yang seluas itu.
Ia tiba-tiba teringat wajah merah Salsa di tambah dengan senyumannya saat berterimakasih padanya."Oh shit!" Ucapnya dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Tiba-tiba ia mengingat sesuatu, ia pun membawa handphone nya dan mengetikkan sesuatu.
For : Salsa
"Mau pulang bareng?"Salsa tentunya terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat. Karena penasaran, Andin pun mengambil handphone Salsa.
"Oh my God?!" Ucap Andin tanpa sadar.
Mereka berdua benar-benar tak menyangka. Salsa pun memegang lengan Andin untuk menahan tubuhnya yang lemas seketika. Jantungnya berdetak kencang lagi. Ini memang reaksi yang norak dalam cinta, apalagi saat mencintai pria dingin seperti Arga.
"Kali ini lo mau nolak dia lagi?" Tanya Andin menyelidik.
"Entahlah. Gue bingung harus jawab apa."
"Kalo lo terus tolak dia, gue takutnya dia gak bakalan lagi ngajak lo pulang bareng."
Raut wajah Salsa mendadak khawatir. Ia khawatir jika ucapan yang di katakan Andin benar-benar terjadi.
"Oke. Gue gak akan nolak dia hari ini." Ucapnya kepada Andin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arga
Teen Fiction"Tidak selamanya yang dingin itu membekukan. Kadang yang dingin itulah bisa jadi paling meluluhkan. Seperti dia, yang dingin tapi selalu saja menumbuhkan cinta." {Salsabila Ayska}