☕ : Tidak Bisa Menahan

1.7K 92 8
                                    

"Ada sesuatu yang hangat bergejolak didalam tubuh. Rasanya aku ingin memiliki gadis yang begitu manis di hadapanku dan tidak boleh pria manapun merebutnya. Perasaan apa ini?"
-Arga Rakyan-

Salsa tersenyum untuk memulai harinya. Semua hal yang sempat ia pikirkan, ia berusaha akan melupakannya. Beberapa ucapan yang mengganggunya, ia tak akan lagi memikirkannya.

Saat sudah sampai di kelas, ia menatap sekitar kelas. Salsa tak melihat Meyra dan Andin.

"Apa mereka gak sekolah?" Tanya Salsa pada dirinya sendiri.

Ia bergegas pergi ke lapangan sekolah untuk segera mengikuti upacara. Tapi saat ia berbaris, Salsa melihat Meyra dan Andin di barisan depan.

"Heh! Gue cariin. Kirain pada gak masuk." Ucap Salsa kepada mereka berdua.

"Mati aja gue kalo ga masuk pelajaran Pak Burhan." Ucap Meyra.

Salsa hanya tersenyum menanggapinya. Matanya pun jatuh kepada Arga. Salsa tersenyum saat melihat Arga.

"Masa depan itu apa yang lo perbuat sekarang. Bukan yang orang katain tentang lo."

Kata-katanya membuat Salsa sangat bersyukur karena bertemu Arga di hari itu. Dimana saat itu ia memang sedang sangat bingung dengan pilihannya.

"Suka banget liat muka Arga sampe segitunya. Gue tahu sih Arga cakep." Bisik Meyra kepada Salsa.

Salsa hanya tersenyum malu karena Meyra mengetahui jika ia sedang memperhatikan Arga.

Setelah melaksanakan upacara bendera, para murid bergegas pergi ke kelas mereka masing-masing. Namun, kelas Salsa selanjutnya adalah olahraga, sehingga mereka bergegas pergi ke ruangan ganti untuk mengganti baju.

Pelajaran olahraga pastilah dimulai dengan pemanasan terlebih dahulu. Hari ini guru olahraga memilih untuk bermain basket. Beberapa murid tampak tak suka dengan basket, termasuk Salsa.

"Kenapa harus basket sih? Males banget ah." Ucap Salsa menggerutu.

Berbeda dengan Salsa, Meyra tampak bersemangat karena basket adalah salah satu olahraga kesukaannya.

"Tuh liat Meyra, dia semangat banget kalo basket. Beda sama kita." Ucap Salsa kepada Andin yang sama-sama tak menyukai basket.

"Dia sih enak tinggi. Kita cewek imut-imut kaya gini, masukin bolanya ke ring susah banget."

Mereka tidak menyukai basket karena tubuh mereka tidak terlalu tinggi. Alasan itulah yang membuat mereka sulit mendapat poin untuk permainan ini.

Setelah bagian Salsa bermain basket, ia langsung pergi dari lapangan tersebut. Hari ini sangat panas sehingga membuatnya sangat berkeringat. Ia pun memilih pergi ke kelasnya untuk mengambil air minum.

Namun baru saja ia hendak masuk ke kelas, seseorang memanggilnya.

"Salsaa!"

Salsa menoleh kearah yang memanggilnya dan ternyata yang memanggilnya adalah guru olahraganya.

"Iya pak?"

ArgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang