☕: Who Is He?

3.6K 177 2
                                    

"Wajahnya begitu mengkhawatirkan sekaligus cantik di waktu yang sama."
-Arga Rakyan-

Salsa menghentikan langkahnya karena ia merasa Arga berhenti. Ia menatap Arga dengan bingung. Arga sedang mengerutkan alisnya sambil menatap lantai. Wajah Arga seperti kebingungan dan nampaknya Salsa pun bingung melihat Arga.
Arga menatap Salsa yang sedang menatapnya bingung. Tanpa berkata apapun, ia melanjutkan langkahnya. Salsa pun pada akhirnya mengikuti Arga.
Saat mereka berdua masuk ke kantor, ternyata Pak Indra telah menunggu mereka berdua. Tatapan Pak Indra langsung jatuh kepada wajah Salsa yang sedikit pucat.

"Kenapa Salsa? Sakit?" Tanya Pak Indra.

"Tadi gak enak badan doang pak. Tapi sekarang gak apa-apa."

"Tapi muka kamu masih pucat loh. Arga aja sendiri kalo gitu."

"Gak pak. Salsa bener gak apa-apa. Salsa juga sekalian mau beli buku." Ucap Salsa kepada Pak Indra.

"Ya udah kalo gitu. Hati-hati dan jangan ngebut."

Arga dan Salsa mengangguk. Pak Indra pun memberikan beberapa lembar uang kertas kepada Arga.

"Buku sastrawan siapa pak?" Tanya Salsa.

"Bebas. Tapi kalo bisa 1 sastrawan 1 buku."

Salsa mengangguk mengerti. Mereka berdua pun berpamitan untuk pergi.

"Jangan ngebut Arga. Kasihan Salsa." Ucap Pak Indra sebelum mereka berdua meninggalkan kantor.

Mereka berdua berjalan ke parkiran. Saat mereka telah sampai di parkiran, Arga menatap datar kepada motornya. Ia menyesal karena hari ini ia tak membawa mobil.
Disaat ia harus membawa Salsa dalam keadaan sakit, ia malah membawa motor. Sebelum Arga menaiki motornya, ia membuka tasnya untuk membawa jaket yang ia bawa. Arga memberikan jaketnya untuk Salsa pakai.
Angin sore ini sedikit kencang. Jika Arga membiarkan Salsa tak memakai jaket, pasti Salsa akan semakin demam. Salsa mengambil jaket dari Arga dan tak lupa berterimakasih.
Mereka berdua pun menyusuri jalan yang sedikit macet dengan rasa canggung. Mereka berdua tak sama sekali mengobrol selagi di perjalanan.
Tanpa sadar mereka telah sampai di toko buku tersebut. Salsa berencana untuk membuka jaket Arga dari tubuhnya, namun Salsa malah mendapat isyarat untuk tidak membuka jaket itu. Pada akhirnya ia memakainya sesuai dengan isyarat yang Arga maksud.

Mereka telah masuk ke dalam toko buku, Salsa langsung pergi kepada rak yang menyediakan buku-buku dari sastrawan Indonesia maupun luar negri. Salsa tersenyum lebar dengan mata yang terus saja mencari buku. Ia bagaikan melihat permen atau boneka, padahal yang ia lihat hanyalah kumpulan buku-buku sastra. Salsa memang menyukai buku layaknya anak kecil yang menyukai eskrim atau permen.
Arga menatap sikap Salsa yang tampak begitu ceria. Walaupun wajahnya pucat, namun ekspresi wajahnya tak menampakan jika ia sedang sakit. Arga tersenyum dengan tipis dan kembali menatap buku-buku di sekitarnya.
Salsa memberikan beberapa buku kepada Arga untuk Arga pilih. Arga membaca buku itu sekilas. Saat ia rasa cocok, Arga tetap membawanya. Tapi nyatanya hampir semua buku yang di berikan oleh Salsa berada di tangannya. Yang artinya, pilihan Salsa di setujui oleh Arga.
Saat ini sudah 7 buku telah terkumpulkan. Karena sudah merasa cukup, mereka berdua menyudahi pencarian.
Setelah tugas dari Pak Indra telah selesai, Salsa langsung pergi kepada rak yang menyediakan beberapa novel sedangkan Arga membayar buku pesanan Pak Indra ke kasir.
Setelah Arga membayar semuanya, ia menghampiri Salsa yang sedang menatap beberapa novel. Sambil menunggu Salsa memilih novel yang akan ia beli, Arga memperhatikan beberapa buku yang berisi kumpulan sajak.
Matanya sempat tertarik kepada 1 buku setelah ia tak sengaja membaca judul buku tersebut. Meskipun ia sempat tertarik, namun Arga tak mengambilnya. Ia lebih memilih meninggalkan toko tersebut dan menunggu Salsa di luar ruangan.
Salsa mencari-cari keberadaan Arga hingga membuatnya keluar dari toko buku tersebut. Salsa menatap wajah Arga yang dingin itu hingga membuatnya tersenyum. Ia bisa dengan bebasnya menatap wajahnya dari kejauhan. Karena jika Arga berada di dekatnya, ia tak bisa sebebas ini untuk menatapnya.
Setelah mengetahui Arga berada di luar, ia pun kembali masuk ke toko buku tersebut karena ia belum sempat membeli buku apapun.
Pada akhirnya, ia membeli 2 novel dari penulis favoritnya. Setelah ia membayar, ia menghampiri Arga di luar. Karena menyadari Salsa menghampirinya, Arga menoleh ke arah Salsa. Salsa tersenyum sambil melambaikan tangan kepada Arga. Membuat Arga terdiam dengan senyuman itu. Arga akui jika senyuman Salsa memang cantik.

ArgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang