"Tanpa kau sadari hadirmu bisa melupakan kesedihan yang ada."
-Salsabila Ayska-"Arga?" Panggil Ibunya.
Arga pun segera keluar dari kamarnya dan menghampiri Ibunya.
"Ada apa bu?" Tanya Arga.
"Kamu anter Alan ketemu Salsa gih. Itu kunci mobilnya deket tv."
Arga mengerutkan alisnya sambil menatap jam.
"Ini udah malem. Kenapa gak tadi sore?"
"Alan tetep pengen sekarang. Kamu anter aja dia daripada gitu." Ucapnya sambil menunjukan wajahnya yang sudah berkaca-kaca karena ingin bertemu Salsa.
Arga menghembuskan nafasnya dengan kasar dan segera mengambil kunci mobil. Alan pun tersenyum karena akhirnya Kakaknya bersedia mengantarnya.
Salsa menatap pantulan dirinya di cermin. Karena tangisannya, matanya langsung sembab. Salsa menatap dirinya kesal, ia tak mau bertemu Arga jika matanya sembab seperti ini.
"Kenapa sih harus sembab segala?" Ucapnya sambil meninggikan nada bicaranya.
Ia terus menatap pantulan dirinya. Hingga tak sadar jika Alan menghubunginya.
"Oh iya. Hallo Alan."
"Kak Salsa? Alan udah di depan nih sama Kak Arga."
"Oh iya. Kak Salsa kesana sekarang."
Salsa menatap bayangan dirinya sebentar di depan cermin. Ia menghembuskan nafasnya untuk menenangkan dirinya yang sedang gugup.
"Bu Salsa pergi dulu ya."
"Mau kemana jam segini?" Tanya Ibunya.
"Mau ke toko eskrim sama temen."
"Jangan kemaleman." Ucap Ayahnya tiba-tiba mengelus pundak Salsa.
Salsa pun tersenyum sambil mengangguk. Sebenarnya ia bingung harus beralasan apa kepada Ibunya. Tapi menyebut Arga "teman" bukanlah hal yang buruk. Ia tak mungkin mengatakan jika ia akan pergi bersama Arga dan Alan.
Salsa melambaikan tangannya sambil tersenyum kepada Alan. Karena jika ia melambaikan tangan kepada Arga, ia takkan mendapatkan respon sebaik Alan.
"Kak Salsa!" Ucap riang Alan dan tak lupa senyumannya yang khas.
Saat pertama kali menatap Salsa, tatapan Arga langsung tertuju kepada mata Salsa yang sembab.
"Pasti dia habis nangis." Ucap Arga dalam hati.
Karena toko eskrim yang mereka tuju tak menghabiskan waktu yang lama, mereka pun telah sampai di kedai eskrim.
Sebenarnya kedai ini adalah kedai favorit Salsa. Ia akan berdiam lama sambil memakan banyak eskrim di tempat ini jika ia sedang merasa sedih ataupun tertekan. Seperti yang baru ini ia rasakan karena jurusan yang akan ia ambil."Rasa apa?" Tanya Arga saat Salsa sedang menatap sekitar.
"Bubble gum."
Alan pun menatap Salsa dengan kaget karena eskrim yang mereka pesan sama.
"Kak Salsa suka rasa bubble gum? Alan juga suka banget."
Salsa tersenyum mendengarnya.
"Rasa bubble gum disini enak. Kamu harus coba."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arga
Teen Fiction"Tidak selamanya yang dingin itu membekukan. Kadang yang dingin itulah bisa jadi paling meluluhkan. Seperti dia, yang dingin tapi selalu saja menumbuhkan cinta." {Salsabila Ayska}