"Aku tahu tatapan mata itu berbeda saat ia melihat ke arahku."
-Enrick Fahreza-Salsa menatap ke sekitar ruangan Bu Lia. Namun tetap saja tak ada orang yang terlihat.
"Kemana Bu Lia? Kemarin katanya gue disuruh kesini." Tanya Salsa sambil tetap mencari seseorang.
Karena Bu Lia tak kunjung ada, ia pun pergi dari sana.
*****
Semua murid kelas XII-C sedang menulis beberapa materi pelajaran yang di sampaikan oleh Pak Indra. Tapi tiba-tiba saja Bu Lia mengetuk pintu.
"Maaf Pak Indra. Saya boleh pinjam Salsa sebentar." Ucap Bu Lia kepada Pak Indra.
Pak Indra mengangguk. Salsa pun dengan kebingungan mengikuti Bu Lia, tapi sebelumnya Andin menakut-nakutinya.
"Kena hukuman berat lo!"
Salsa mengambil nafasnya dengan dalam. Ia tahu jika dirinya melakukan kesalahan saat itu. Tapi ia juga tak ingin hukuman berat menimpanya. Lagi pula, ini kali pertama ia bolos di pelajaran Bu Lia.
"Kamu pasti udah tahu kan kenapa kamu di panggil keruangan saya?" Ucap Bu Lia dengan nada lembut khas dirinya.
Yang awalnya membuat Salsa tak takut dengan hukuman Bu Lia, karena ia percaya jika Bu Lia orang baik. Jika memberikan hukuman pun, sepertinya tak akan sulit.
"Iya Bu. Salsa bolos di pelajaran matematika. Maaf." Ucap Salsa sambil menunduk karena bersalah.
"Kenapa? Kamu bukan siswi bandel yang suka bolos."
Seseorang datang membawa kertas yang di suruh oleh Bu Lia. Ia memperhatikan siswi itu sebelum ia benar-benar masuk kedalam ruangan.
"Salsa lagi gak enak badan, jadi Salsa rebahan sebentar diluar." Jawab Salsa berbohong.
"Salsa?" Tanyanya dalam hati.
"Kenapa gak pergi ke uks?" Tanyanya lagi.
Salsa terdiam tak bisa menjawab. Ia memang tak pandai berbohong di hadapan orangtua, termasuk Bu Lia.
Seorang siswa yang disuruh oleh Bu Lia pun masuk sambil membawa kertas.
"Oh kamu udah datang. Sekarang kalian berdua duduk." Ucap Bu Lia kepada mereka berdua.
Salsa pun menoleh ke arah siswa itu yang ternyata ia adalah Arga. Mereka pun duduk bersampingan di 1 meja sesuai suruhan Bu Lia. Jangan tanya bagaimana detak jantung Salsa kali ini, ia berusaha terlihat biasa saja.
Baru kali ini Salsa dan Arga 1 meja seperti ini. Rasanya terasa menyenangkan sekaligus membuat gugus di saat bersamaan.
"Karena kalian gak ada saat tugas matematika kemarin. Kali ini kalian berdua harus mengerjakan soalnya 2 kali lebih banyak."
Salsa sedikit tersenyum. Hukuman seperti ini bukanlah hal yang berat baginya.
Mereka berdua pun mengerjakannya dengan fokus dan karena mereka berdua termasuk murid yang pintar, tak butuh waktu yang lama untuk menyelesaikannya."Oke bagus. Udah ini kalian lari ke lapangan 20 keliling." Ucap Bu Lia masih dengan nada lembut khasnya.
Kali ini ekspresi mereka berdua tentu saja kaget, tak seperti saat mendengar harus mengerjakan soal matematika 2 kali lebih banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arga
Teen Fiction"Tidak selamanya yang dingin itu membekukan. Kadang yang dingin itulah bisa jadi paling meluluhkan. Seperti dia, yang dingin tapi selalu saja menumbuhkan cinta." {Salsabila Ayska}