"Hari ini takdir yang berpihak padaku lucu sekali. Takdir seakan-akan berkata jika aku akan selalu terhubung denganmu dan kau pun akan selalu terhubung denganku."
-Arga Rakyan-Salsa hari ini sudah mulai bersekolah. Meskipun memang badannya belum pulih sepenuhnya, tapi ia memaksakannya. Jika tak ada ujian harian, ia pun tak akan memaksakan keadaannya. Terlebih karena ini pelajaran Pak Indra, pastinya ia akan datang.
"Baru aja hari ini gue sama Meyra mau jenguk lo. Eh! Lo udah sekolah aja." Ucap Andin.
"No problem." Jawab Salsa.
Andin dan Meyra hanya saling bertatapan. Salsa hari ini memang lebih diam dari biasanya. Membuat mereka paham jika Salsa belum sepenuhnya pulih.
"Bener kemaren Arga jenguk lo?" Tanya Meyra.
Salsa hanya menjawabnya dengan anggukan.
"Arga! Dia bener-bener mengejutkan." Ucap Andin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya karena merasa tak percaya dengan yang Arga lakukan.
"Jangan salah paham. Dia cuman bawa jaket." Ucap Salsa.
"Itu aja?" Tanya Meyra.
"Dia bawa buah sih sama bunga. Tapi gue gak ngerasa kalo dia jenguk gue."
"Kenapa?" Tanya Meyra lagi.
"Dia cuman bilang 'Gak usah kalo lo demam' , 'gak perlu' sama 'jaket gue ada?' "
Meyra dan Andin menatap wajah kesal Salsa karena Arga. Mereka mengerti apa yang di rasakan Salsa. Menyukai pria seperti Arga itu memang benar-benar menyedihkan.
Ujian harian yang baru saja di selesaikan Salsa cukup membuat kepalanya lebih terasa berat. Hingga membuatnya lebih memilih diam di kelas daripada mengikuti Meyra dan Andin ke kantin.
Pak Indra baru saja membereskan buku-buku murid yang baru saja mengikuti ujian harian. Ia menatap Salsa yang hanya seorang diri di depannya. Pak Indra pun menghampirinya."Kamu masih sakit ya?" Tanya Pak Indra yang membuat Salsa sadar dari lamunannya.
"Hehe. Sekarang udah lumayan mendingan." Ucapnya sambil tersenyum
Pak Indra tersenyum. Ia mengetahui keadaan Salsa yang tampak berbeda hari ini. Ia tak seceria biasanya.
"Makasih waktu itu udah temenin Arga cari buku walaupun bapak tahu, kamu lagi demam."
"Iya pak. Salsa kok yang maksa tetep ikut." Jawab Salsa sambil tersenyum.
"Kamu gak ke kantin?"
Salsa menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Daripada disini, mending istirahat aja di UKS." Ucap Pak Indra.
Namun lagi-lagi Salsa menolaknya. Ia memang tak mau pergi ke UKS.
"Ya udah. Kalo gitu bapa tinggal dulu."
Salsa mengangguk dan mempersilahkan Pak Indra untuk pergi keluar dari kelasnya. Saat Pak Indra keluar, ia benar-benar sendirian.
Baru saja ia duduk di kantor guru, tiba-tiba ia teringat buku yang belum ia bawa di kelas Salsa. Ia keluar dari kantor guru tersebut dan kebetulan sekali Arga ada di hadapannya."Arga!!" Panggil Pak Indra.
Arga menghentikan langkahnya karena merasa terpanggil. Setelah mengetahui siapa yang memanggilnya, ia menghampiri Pak Indra.
"Iya. Ada apa, Pak?" Tanya Arga.
"Tolong bawa buku di kelas XII-3. Saya lupa bawa."
"Buku apa, Pak?" Tanya Arga lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arga
Fiksi Remaja"Tidak selamanya yang dingin itu membekukan. Kadang yang dingin itulah bisa jadi paling meluluhkan. Seperti dia, yang dingin tapi selalu saja menumbuhkan cinta." {Salsabila Ayska}