Part 48. Dark Room

5.8K 310 0
                                    

Hola!
Don't Forget To Vote + Comment!

~HAPPY READING~

***


Selesai merekam Alden segera menarik tangan Aylen pergi dari tempat itu. Aylen hanya pasrah mengikuti langkah pemuda itu dengan mulut tertutup rapat. Alden menginstruksikan dirinya untuk tetap diam.

Langkah Alden membawanya menuju sebuah cafe yang terletak tidak jauh dari kawasan apartemen. Pemuda itu memilih meja dipinggiran tembok yang dekat dengan jendela luar. Aylen dan Alden belum membuka suara sampai pesanan mereka datang, barulah pemuda itu berucap.

"Gue minta lo rahasiain ini dulu."

Aylen yang merasa penasaran lantas bertanya. "Lo belum jelasin tadi itu apa?"

Alden menghela napas dan mulai menceritakan alasan keberadaannya ditempat tadi. Tidak cukup disitu, pemuda itu juga menjelaskan niatnya menyelamatkan Galvazka sebagai bagian dari balas budi dimasa lalu.

"Jadi Melvin nantangin Galvazka balapan malem minggu. Dan Melvin bakal pake gue buat jadi rivalnya."

"Vazka gak pernah bilang soal ini." Batin Aylen.

"Dia mau celakain Galvazka." Tutur Alden melanjutkan.

"Tapi gak cuma mobil dia yang disabotase, mobil gue juga. Dia mau buat ini seolah kecelakaan yang gak disengaja."

Lambat laun Aylen mulai mengerti penjelasan Alden. Namun dari cerita pemuda itu ada hal yang membuatnya sedikit terkejut. Aylen baru tahu pasal kecelakaan Alden saat melakukan balapan bersama Galvazka dua tahun lalu. Galvazka tidak pernah bercerita apapun soal itu.

"Balapan ini gue pastiin gagal dan mereka semua ditahan."

Alden menyeruput secangkir kopi lalu mendongak menatap gadis di depannya. "Gue mau lo tutup mulut dulu soal ini biar gue urus semuanya."

"Gue baru tahu soal kecelakaan lo." Ucap Aylen mengeluarkan apa yang dipikirkannya sejak tadi.

Alden mengulas senyum. "Sebenarnya itu salah gue yang ngikutin strategi liciknya Melvin. Gue kira dia cuma mau gue menangin balapan atas nama Dustdevil, tapi ternyata dia punya dendam sama Galvazka karena Vano dipenjara."

"Gue gak pernah ketemu Galvazka lagi setelah kejadian itu."

Aylen terdiam memikirkan hal itu, keningnya mengerut. "Wait, tadi lo bilang sebelum Vazka pergi ke Amerika, dia sempet balapan?"

Alden mengangguk membenarkan. Batin Aylen kembali berkelana memikirkan itu. Aylen tidak bertemu dengan Galvazka setelah terakhir kali mereka bertengkar karena dirinya meminta putus. Dan esoknya Juan memberi kabar jika Galvazka pergi ke Amerika. Berarti setelah pertengkaran malam itu, Galvazka sempat balapan.

Aylen tidak habis pikir dengan aksi gila pemuda itu. Dirinya yakin jika Galvazka melampiaskan seluruh kekesalan padanya lewat aksi berbahaya adu kecepatan dijalanan. Aylen tidak bisa membayangkan jika suatu hal buruk terjadi saat itu. Hatinya yang sudah hancur karena harus melepaskan Galvazka, pasti akan semakin dibuat lebur jika hal buruk menimpa pemuda itu dan Aylen harus benar-benar mengikhlaskan dia.

Tidak!

Sekarang Aylen merasa bersyukur itu semua tidak terjadi. Takdir masih berpihak padanya sampai saat ini dimana Galvazka kembali bersamanya. Meskipun mungkin hanya untuk saat ini saja.

"Gue tahu dari Zario kalo Galvazka serahin uang hasil balapan sama mobilnya buat gue." Mata Alden menyorot kearah luar jendela. "Padahal kecelakaan gue bukan kesalahan dia."

SCELTA (Belum Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang