Lord Huron - The Night We Met🎶
Malam ini bakal ada boom chapter, vote and komen di setiap part ya! Kalo bisa tiap paragraf hehe😄
~HAPPY READING~
***
Aroma maskulin menguar menusuk indera penciuman di dalam bilik sebuah kamar. Gemericik air menerpa lantai terdengar dari dalam kamar mandi. Sepertinya si pemilik kamar sedang melakukan ritual mandinya. Tidak lama seorang pemuda jangkung bertubuh tegap keluar sambil menggosokan handuk pada rambut basahnya. Style casual yang dipilihnya semakin memperlihatkan jika pemuda tersebut menyukai pakaian santai.
Galvazka berjalan menghampiri kasur king size-nya. Semua barang-barang yang semula dia letakan sembarang di atas kasur sudah tertata rapih ditempatnya. Dapat pastikan jika para asisten rumah tangga omanya yang melakukan semua itu. Pemuda itu mendudukan diri diatas kasur dan meraih ponselnya yang tergeletak disana.
Selama berjam-jam perjalanan, ponsel itu dibiarkan mati. Tidak ada selera sama sekali untuk bermain ponsel. Saat berhasil dinyalakan, sebuah pesan masuk dari Juan. Galvazka mengerutkan kening tanda tidak mengerti dengan apa yang dibacanya.
Juan :
lo bikin opsi gila tapi sayangnya ga beruntungJuan :
dan itu bikin gue ibaGalvazka semakin dibuat bingung saat menyadari jika Juan memblokir kontaknya. Ada apa dengan dia?
Pemuda itu berusaha mengabaikan tingkah aneh Juan. Galvazka beralih membuka galery. Senyuman terbit saat mata Galvazka menatap foto gadis cantik di dalam layar. Ibu jarinya bergerak men-scroll layar hingga memperlihatkan foto-foto lain dengan objek sama yaitu Aylen. Hanya ada foto Aylen disana. Bahkan tidak ada satupun foto dirinya.
"Gue nggak tahu gimana hidup gue tanpa lo."
Galvazka merebahkan diri. Pemuda itu meletakkan ponsel diatas dada bidangnya lalu mulai memejamkan mata. Beberapa menit berlalu Galvazka kembali bangkit sambil mengacak rambutnya frustasi. Dia sama sekali tidak bisa terlelap. Padahal selama perjalanan Galvazka hanya tidur dua jam, sisanya dia gunakan waktunya untuk terus memikirkan Aylen. Belum sampai dua hari saja begini, apalagi berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Sial, memikirkan itu rasanya kepala Galvazka akan pecah.
Suara notifikasi pesan masuk mengalihkan perhatian. Galvazka meraih ponselnya kembali.
Jeevan :
pengecut bgt loDean :
gue ga nyangkaLagi-lagi Galvazka dibuat heran dengan tingkah sahabatnya. Tadi Juan sekarang Jeevan dan Dean. Kurang kerjaan sekali mereka mengirim pesan lalu memblokirnya.
"Apaan sih bangsat." Umpat Galvazka terlihat kesal. "Pada gabut nih anak."
Galvazka melemparkan ponselnya keatas kasur lalu bangkit menuju lantai bawah.
Kesan mewah ala Amerika sangat kental terasa saat kaki menapaki kawasan rumah yang satu ini. Pemilihan dekorasi dinding ruangan ditampilkan dengan konsistensi tinggi dan konsep detail. Perpaduan warna putih dan krem memperlihatkan ciri khas hunian bergaya Amerika. Dengan polesan warna emas yang dihadirkan secara halus pada beberapa poin penting furniture semakin memberikan kesan mewah dan elegan.
"Morning sweety!"
Seorang wanita yang sedang membaca majalah di ruang tengah menyambutnya dengan senyum cerah. Wanita itu terlihat awet muda di umurnya yang sudah menginjak lanjut usia. Indi sedikit menurunkan kaca matanya memandang Galvazka yang berjalan ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCELTA (Belum Revisi)
Novela JuvenilSCELTA PUBLISH ULANG BUKAN REVISI *** Scelta (Italia) = Pilihan Dia Galvazka. Sosok pemuda angkuh dan arogan yang benci aturan, tidak pernah mendapatkan teguran. Sebuah keselarasan tercipta ketika dipadukan dengan gadis semacamnya. Tak ada aturan a...