Part 41. Soul Mate

6K 310 9
                                    

[Flora Cash - Soul Mate]🎶

VOTE AND COMMENT



~HAPPY READING~

***

Galvazka keluar dari kamarnya setelah selesai membersihkan diri. Pemuda itu melangkah menuju kamar Lauren.

Tok tok tok

Aylen bersama teman-teman perempuannya menempati kamar itu. Sementara para kacungnya menumpang dikamarnya. Namun mereka semua sudah pamit lebih dulu ke halaman belakang, ingin merasakan udara segar katanya.

Beberapa kali Galvazka mengetuk pintu itu, tidak ada sahutan dari dalam. Pemuda itu akhirnya memutuskan untuk sedikit membuka pintu.

Krettt

Yang dilihatnya hanya keberadaan seorang gadis berdiri didekat tembok dengan kepala mendongak menatap foto bundanya. Langkah Galvazka membawanya mendekat.

Aylen tersenyum haru melihat foto wanita cantik yang terpasang ditembok kamar itu. Hatinya terenyuh melihat lengkungan senyum cerah yang tercetak dibibir Lauren.

"Maaf." Ucapnya lirih. "Semoga tante maafin mama sama papa. I love your son. Jika kalian tahu pasti akan menentang." Lanjutnya dalam hati.

"Kenapa minta maaf?"

Seluruh atensi Aylen teralihkan pada pemuda yang baru datang dari belakangnya. Aylen mencari akal untuk menjelaskan maksud dari kata maaf yang digumamkannya barusan.

Aylen menatap mata Galvazka yang terkunci padanya. "Maaf gak bisa jadi cewek yang baik buat anaknya." Jelas Aylen dengan senyum hangat.

Senyum Galvazka terbit mendengar kata maaf yang terdengar manis ditelinganya. Dengan posisi berhadapan, Galvazka melingkarkan tangan kekarnya dipinggang Aylen.

"Bunda tahu kalo cewek gue yang terbaik."

Tangan Aylen terulur menangkup wajah Galvazka. Matanya menelisik setiap inci dari wajah tampan itu. "Baru nyadar kalo cowok gue ganteng." Ucapnya seraya diselingi kekehan kecil.

Galvazka mendengus sebal. "Emang gue ganteng." Ucapnya membanggakan diri. Tapi memang begitu adanya bukan?

Aylen tertawa kecil seraya mengacak rambut Galvazka yang sedikit panjang. Mata gadis itu bergantian menatap foto Lauren ditembok dan Galvazka dihadapannya. "Tapi yang pasti berkat bunda lo sih, kalo gak ya gue jamin jelek."

Galvazka ikut mengeluarkan tawa. Tangannya bergerak mencubit gemas hidung mancung Aylen. "Enak aja gue jelek. Emang gue dilahirin buat ganteng sih."

"Dipuji malah songong ya?"

Mereka terus saling melempar candaan. Tertawa bersama, seolah tidak ada beban yang perlu ditakuti. Berusaha melupakan segala keluh kesah yang dialami. Berharap lengkungan sudut bibir tidak pernah pudar dengan kenyataan pahit yang kian membayangi.

"Nyusul yang lain yuk!" Ajak Galvazka. Aylen mengangguk lalu keduanya berjalan saling bergandeng tangan.

Halaman belakang dengan kolam renang yang luas dan gazebo sebelah kiri. Galvazka dan Aylen berdiri diambang pintu kaca dan seketika menggeleng tidak habis pikir melihat kelakuan para sahabatnya. Malam-malam begini Jeevan dan Juan berenang. Apakah udara dingin ini tidak cukup membuat mereka kedinginan?

Keduanya terlihat sedang adu cepat menuju pembatas ujung kolam. Ira dan Dean duduk berdampingan dipinggiran kolam menyaksikan perlombaan antara dua pemuda itu. Sementara Zevanda asyik merekam aksi mereka dari gazebo bersama Hera disebelahnya.

SCELTA (Belum Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang