Ariana Grande - One Last Time🎶
Votement jan lupa☺~HAPPY READING~
***
•If you don't like the position, think yourself out of it•
Diambang pintu Juan berpapasan dengan seorang suster yang sepertinya baru saja mengantarkan makanan dari ruang rawat Aylen.
"Aylen sudah bangun?"
Wanita tersebut tersenyum lalu mengangguk. "Sudah."
"Kalo gitu saya masuk."
Kembali suster tersebut mengangguk. "Saya permisi."
Juan segera memasuki ruangan. Terlihat Aylen sedang memperhatikan makanan yang tersedia di atas meja nakas dengan tatapan tanpa minat.
"Kenapa nggak dimakan?"
"Gue bukan orang sakit yang mesti makan bubur lembek gitu." Ucap Aylen sambil bergidik jijik.
"Emang lo sakit, masih nggak nyadar juga."
"Gue sehat. Liat nih buktinya bisa bangun."
"Tetep aja lo baru sembuh."
"Pokoknya gue nggak mau makan yang begituan."
"Maunya apa?"
"Nggak pengen apa-apa."
Juan mengdengus kesal. "Bilang aja nggak mau makan."
"Nggak nafsu."
"Lo harus makan biar ada tenaga." Ucap Juan mulai meraih semangkuk bubur. Pemuda itu lalu menyodorkan sesendok bubur ke depan bibir Aylen.
Aylen berdecak kesal. "Ck, gue nggak mau."
Gadis itu kembali membaringkan tubuhnya. "Gue lagi nggak mau apapun."
Juan menghela napas pelan lalu kembali meletakan mangkuk. "Gue udah ambil bunganya."
Aylen menolehkan kepala. "Mana?"
"Gue kasih tapi lo makan dulu."
"Gue nggak mau Juan, kenapa sih?" Tanya Aylen dengan ekpresi kesalnya. "Nggak makan biar mati sekalian." Gumamnya.
Juan membelalakan matanya. "Lo ngomong apansih hah? Nggak usah ngada-ngada kalo ngomong." Ucap Juan mulai terpancing emosi. Juan tidak suka mendengar kalimat yang Aylen lontarkan. Ucapan adalah doa. Juan tidak suka mendengar Aylen mengeluarkan kalimat itu sembarangan.
"Kenapa?" Tanya Aylen dengan nada menantang. "Udahlah nggak ada yang ngerti sama gue. Mending lo pergi!"
Juan mencoba mengatur kesabaran. Pemuda itu membasahi bibirnya. "Setiap orang punya masalahnya masing-masing. Tuhan nggak akan kasih ujian diluar batas kemampuan kita. Lo nggak harus keluarin kalimat kayak tadi. Gue nggak suka. Gue tahu lo cewek yang nggak gampang nyerah. Jangan cuma gegara ini lo sampe bilang mau mati. Mana Aylen yang dulu?"
Setelah mengatakan itu Juan langsung pergi begitu saja. Aylen termenung menatap langit-langit ruangan. Sepertinya dia telah kehilangan akal. Gadis itu menghembuskan napas pelan. Kemana Aylen yang dulu? Juan benar, dia tidak boleh menyerah dengan hidupnya. Mulai sekarang Aylen akan mencoba kembali seperti Aylen sebelumnya. Sudah cukup. Dia tidak boleh terlarut-larut dengan semua ini.
Pintu terbuka membuat Aylen seketika menolehkan kepala. Vina berlari menghampirinya diikuti Fernandez yang berjalan di belakang.
"Gimana keadaan kamu sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SCELTA (Belum Revisi)
Teen FictionSCELTA PUBLISH ULANG BUKAN REVISI *** Scelta (Italia) = Pilihan Dia Galvazka. Sosok pemuda angkuh dan arogan yang benci aturan, tidak pernah mendapatkan teguran. Sebuah keselarasan tercipta ketika dipadukan dengan gadis semacamnya. Tak ada aturan a...