Part 27. Aylen's Bag

7.5K 378 21
                                    

Aloha!
Happy weekend🥀
VOTE AND KOMEN JANGAN LUPA!
LOVE YALL❤❤

~HAPPY READING~

***

Hera menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa. Saat sampai diruang tamu, dirinya tidak melihat siapapun disana. Alden terlihat berjalan dari arah luar melewati pintu.

"Kemana komplotan lo?"

"Pulang" Alden melengos melewati Hera.

"Bagus deh, gue ga usah cape-cape ngusir." Cibir Hera lalu menuju lantai atas kembali kekamarnya.

Alden menatap kepergian adiknya. Pemuda itu lalu mendudukan dirinya disofa seraya mengangkat kakinya keatas meja.

Alden menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Dia bergelut dalam pikirannya seraya menutup mata. Melvin sering membantunya saat sedang mengalami kesulitan. Dia bahkan tidak jarang membantunya bebas dari kantor polisi saat tidak ingin memberi tahu papanya.

Dan yang paling berkesan, Melvin membayar semua biaya rumah sakit saat dirinya mengalami kecelakaan parah waktu itu. Melvin bilang jika dia akan bertanggung jawab sebagai ketua Dustdevil. Papa Alden menyetujui itu namun setelahnya, Alden harus keluar dari Dustdevil.

Sebenarnya Alden memang sudah dinyatakan keluar, namun hubungannya dengan para anggota Dustdevil masih terjalin baik. Hanya saja tanpa sepengetahuan papanya.

Melvin sudah banyak membantunya, haruskah Alden menolak untuk membantu dia? Alden tidak bisa. Bagaimanapun dia tahu balas budi.

Alden hanya perlu mengalahkan Galvazka. Terakhir kali balapannya bersama Galvazka. Saat itu juga dia mengalami kecelakaan hebat dan berakhir koma dalam beberapa hari.

[FLASHBACK ON]

Mobil sport merah yang dikendarai Alden melesat jauh meninggalkan mobil sport hitam milik Galvazka.

Alden menyeringai menatap mobil yang tertinggal dibelakangnya lewat kaca spion. "Lo bakal kalah malem ini."

Galvazka menatap lurus kedepan. Pikirannya saat ini melayang jauh entah kemana. Galvazka tidak menghiraukan mobilnya yang melaju dengan kecepatan diatas rata-rata. Dia juga tidak peduli dengan mobil lawannya yang sudah berada jauh didepan.

"ARGHHH.....AYLEN!" Pekik Galvazka penuh emosi.

Rahangnya mengeras saat mengingat ucapan Aylen siang tadi yang meminta mengakhiri hubungan mereka. Galvazka tertawa tidak percaya. "Dia mau ninggalin gue?"

"Bangsat tuh cewek." Desis Galvazka.

Amarahnya sudah tidak terkendali. Galvazka menancap pedal gas hingga laju mobilnya semakin menggila.

Melihat mobil Galvazka yang semakin mendekatinya, Alden menghalangi akses jalan agar Galvazka tidak bisa menyalipnya.

Mobil Alden menyenggol mobil yang dikendarai Galvazka hingga sedikit keluar lintasan. Tidak tinggal diam, Galvazka membalas perlakuan licik Alden. Beberapa kali mereka terlibat adu senggol hingga mobil yang dikendarai Alden oleng sedangkan Galvazka berhasil melaju jauh.

Alden berusaha mengendalikan mobilnya, namun naas. Pemuda itu menabrak pohon dengan sangat keras hingga Alden tidak mengingat apapun setelahnya.

[FLASHBACK OFF]

"ANJING!" Umpat Alden setelah mengingat kejadian itu.

Saat membuka matanya, Alden terkejut melihat seorang gadis turun dari tangga. Bukan adiknya, melainkan orang yang pernah dia kenal.

SCELTA (Belum Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang