Part 42. Take Pictures

5.9K 329 25
                                    

VOTE AND COMMENT YEA!

~HAPPY READING~

***

Pagi ini mereka berencana menuruti request dari Zevanda yang meminta menikmati street food. Mereka semua pergi bersama, hanya Galvazka dan Aylen saja yang tertinggal dirumah.

Aylen beralasan jika dia malas, dan Galvazka bilang jika dia ada sedikit urusan. Ah pasti itu akal-akalan mereka saja. Mungkin saja mereka sedang jalan berdua.

"Mau kemana nih?" Tanya Juan sebagai pengendara mobil.

"Bubur"

"Pengen seblak."

"Gorengan ah."

"Aing teh pengen colenak euy."

"Surabi harus surabi titik!"

"Gue pengen sate harimau."

"Yang ada lo yang dimakan harimau tolol."

"Anak dajjal." Ucap Juan menggelengkan kepalanya.

"Terus apaan?"

"Makanan yang gak ada di Jakarta apaan?"

Ah beginilah mereka jika sudah bersama. Tidak pernah akur dengan pilihan. Harusnya mereka membuat kesepakatan saja agar semuanya cepat selesai.

"Lo pada gue bawa kepasar hewan aja dah biar gue jual aja sekalian." Ucap Juan.

"Ke tempat estetik dong Juan. Lo anak Bandung masa gak tahu."

"Gue nongkrongnya di Bar. Mau mabok bareng?"

"Heh anjir sesat lo mah." Timpal Dean.

Jeevan merotasikan bola matanya. "Kek lo kagak aja."

Sementara di lain tempat Galvazka tengah berenang seorang diri. Otot-otot perutnya nampak indah tanpa tertutup benang sehelaipun. Tubuh atletis itu bergerak didalam air. Sesekali Galvazka menyembulkan kepalanya kepermukaan. Tangannya terangkat mengusap rambut basah itu ke belakang. Arghh! Gerakan itu sungguh mempesona.

Aylen keluar dari kamar berniat mencari udara segar. Saat hendak melewati pintu halaman belakang, telinganya mendengar deburan air dari kolam.

Aylen melangkah menghampiri Galvazka di pinggir kolam. Galvazka mengernyit melihat keberadaan Aylen disini. "Gak ikutan jalan?"

Aylen menggeleng. "Males. Gue kira lo juga ikut."

Galvazka berjalan menuju kursi yang tersedia disana. Tangannya bergerak menggosok rambutnya yang basah menggunakan handuk.

"Males"

"Sama"

Galvazka lalu menatap Aylen yang sudah duduk disampingnya. "Gak bosen? Kita jalan mau?"

"Kemana?"

"Jalan aja keliling komplek. Gue males jauh-jauh."

"Boleh. Gue ganti baju dulu."

Galvazka mengangguk memandang kepergian Aylen. Pemuda itu juga bangkit untuk bersiap.

Galvazka dan Aylen berjalan berdampingan menyusuri jalanan komplek. Pagi ini lumayan cerah. Cocok sekali untuk berjemur sekalian menikmati lingkungan yang terlihat asri disekitar sini.

Mereka melangkah menuju lapangan basket yang berjarak tidak jauh dari rumah. Galvazka mengambil bola basket dari sebuah keranjang ditiang yang tersedia di pinggir lapangan.

SCELTA (Belum Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang