⚠WARNING⚠
This story contains a few scenes 17+Jika kalian merasa belum cukup umur, harap bijak dalam membaca. Meskipun disini tidak terdapat adegan yang benar-benar vulgar, karena saya masih membatasinya.
Don't forget to VOTEMENT!
~HAPPY READING~
***
Sesuai rencana akan diadakannya pemilihan ketua OSIS, hari senin ini semua kelas tidak mengadakan pembelajaran. Semua siswa diwajibkan memberikan hak suara lewat voting yang sudah berjalan sejak pagi tadi setelah selesai upacara.
Semua anggota OSIS sibuk mebgurus acara, sedangkan sang ketua? Entah kemana perginya orang itu.
"Kei, Draka kemana?" Tanya Chika, sang bendahara OSIS.
Keisha menggeleng tidak tahu. "Gue gak tahu."
Mereka semua sedang sibuk mengurus acara, Keisha selaku sekretaris, Chika bendahara, dan beberapa anggota lainnya dari kelas Xl dan Xll. Mereka anggota OSIS yang sudah menginjak kelas Xll akan segera digantikan setelah pelantikan ketua OSIS baru. Begitupun Draka, sang ketua yang akan segera melepas masa jabatannya.
"Ucup, lo liat Draka gak?"
Ucup yang memang anggota OSIS ikut berpartisipasi dalam acara ini. Pemuda itu menggeleng sebagai jawaban. "Gak tahu."
"Kebiasaan dia. Gak pernah tanggung jawab sama tugasnya." Ucap Keisha menggerutu.
Chika menghela napas berat. "Huftt... Untung sebentar lagi bakal diganti. Gue juga cape sebenarnya."
Hanya para anggota OSIS saja yang tahu bagaimana kelakuan ketua mereka. Tidak ada yang tahu jika dibalik kesuksesan semua acara sekolah, tidak sedikitpun ada campur tangan dari Draka.
Dia hanya tampil sebagai ketua yang terlihat memiliki jiwa kepemimpinan. Padahal sebenarnya dia sama sekali tidak memimpin, justru menyerahkan semua tugasnya pada mereka sebagai anggota.
Namun disisi lain, orang yang sedang dibicarakan tengah berada di toilet bersama seorang gadis berseragam ketat dan make-up tebal.
Gadis itu duduk diatas wastafel sedangkan Draka berdiri dihadapannya. Kedua kaki gadis itu melingkar dipinggang Draka. Bibir keduanya saling bertautan. Tangan kiri Draka menahan tengkuk Agatha dan tangan kanannya menelusup masuk kedalam seragam Gadis itu. Sedangkan kedua tangan Agatha mengalung dileher Draka.
Bibir Draka turun menuju leher Agatha. Seketika gadis itu menghentikan aksi Draka.
"Jangan disitu, keliatan."
Draka lalu membuka dua kancing atas seragam Agatha. Pemuda itu langsung saja membuat beberapa kissmark di bagian yang tidak terlihat dari luar seragam Agatha.
Tangan Agatha meremas seragam Draka merasakan sensasi isapan dibagian tengah antara dua buah dadanya.
Tanpa keduanya sadari, sebuah kamera ponsel merekam aksi mereka. Juan tersenyum miring dibalik tembok.
"Sekali macem-macem, habis lo berdua." Gumam Juan dengan seringaian dibibirnya.
Aylen yang sedang berjalan menuju toilet seketika terkejut mendapat tarikan dari seseorang.
Dengan spontan, Aylen meninju perut orang tersebut.
Bughh
"Bangsat!" Umpatnya tertahan.
Aylen membelalakan matanya melihat Juan yang terlihat kesakitan karena ulahnya.
"Sorry-sorry"
"Stsss.. Jangan berisik!" Juan menempelkan jari telunjuknya pada bibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCELTA (Belum Revisi)
Novela JuvenilSCELTA PUBLISH ULANG BUKAN REVISI *** Scelta (Italia) = Pilihan Dia Galvazka. Sosok pemuda angkuh dan arogan yang benci aturan, tidak pernah mendapatkan teguran. Sebuah keselarasan tercipta ketika dipadukan dengan gadis semacamnya. Tak ada aturan a...