019 -RKJ-

145 19 4
                                    

Vote!
Silahkan pencet bintang di bawah pojok paling kiri, sangat membantu mood menulis ku 😘😘

-Rinduku Kepada Jennie-
***

Hanbin menancapkan pisau tajam itu di tatakan kayu dengan perasaan kesal!

Sudah hampir dua minggu Jennie tidak ada kabar, sebenarnya siapa sih disini yang harus marah? Kenapa wanita itu tidak sadar diri? Harusnya dirinya yang marah.

Tidak sama sekali wanita itu mengucapkan kata maaf sepatah pun sebelum bahkan setelah kepergiannya dari apartemen nya saat itu dan malah menghilang, Jennie merasa dirinya lah yang paling tersakiti, tidak sadar atas semua perlakuannya dengan JeYeon di belakangnya.

Hanbin bukan melarang Jennie bekerja, ia bahkan mendukung,, tapi ia ingin Jennie mengerti pada perasaan nya, ia akan terus di hantui dengan rasa curiga dan cemburu ketika Jennie dan JeYeon bekerja bersama.

Pertemanan yang tidak sehat membuat Hanbin cemburu.
Apalagi ia terus teringat bagaimana ia dengan jelas melihat dengan mata kepalanya sendiri Jennie berciuman panas dengan JeYeon saat lelaki itu hendak meninggalkan rumah Jennie.

Hatinya terasa diremas kuat, setelah mendengarkan pengakuan Jennie yang wanita itu bilang mereka pernah bercinta! Apa itu di sebut TEMAN?!!
Ia tidak menyangka Jennie sebejat itu! Kecuali mereka berdua mempunyai perasaan masing masing.

Lalu apa maksud dari perkataan Jennie yang terucapkan di bibirnya bahwa wanita itu mencintai nya jika memang benar Jennie menyukai JeYeon,? Apa itu semua hanya omong kosong agar mendapatkan seks dari Kim Hanbin? Semua perlakuan wanita itu benar- benar terlihat real! Tidak sedikitpun menunjukkan palsu kebohongan semata!
Ia ingat bagaimana semua kata manis yang terucap setelah bercinta malam itu, apa Jennie wanita penggoda? Apa dia mencoba mempermainkan dia?

Semua itu terus saja terngiang ngiang tertuju kepada Jennie yang membingungkan selama hampir dua minggu ini.

Ini semua tidak beres! Ia harus mendatangi rumah Jennie, tidak bisa ia menyangkal bahwa ia merindukan wanita cantik itu, ia merindukannya sampai mau mati rasanya, ia ingin melihat mata itu, bibir itu, senyumannya, semuanya yang ada pada diri Jennie.

Ia juga tidak bisa menyangkal bahwa ia mulai mencintai Jennie, entah sejak kapan ia tidak tahu,, yang jelas! Jennie berhasil membuat ia segila ini merindu nya!

Hanbin membuka Chef's coatnya, saat tidak sengaja matanya melihat Mirae yang masih sibuk dengan lockernya di ruang ganti.

"Mirae,,"
Panggil Hanbin sedikit keras

Wanita itu menoleh dengan wajahnya yang basah, ia terlihat terkejut langsung menyeka air matanya
"Yaaa?!"
Seperti senyuman paksa

"Belum pulang? Kenapa masih disini bukankah jadwal kerja mu sampai sore tadi?"
Tanya Hanbin heran, bahkan ini sudah hampir tengah malam? Tapi wanita ini masih disini seperti orang kebingungan

"Ah! Ya aku pulang sekarang"

Hanbin menyipit menghampiri Mirae. ingin tahu ada apa dengan kekacauan Mirae saat ini
"Apa kau baik- baik saja? Kau terlihat kacau Mirae,,"

Mirae hanya menunduk, menangis semakin sesenggukan, membuat Hanbin malah panik
"Hei! Kau kenapa Mirae" tanya Hanbin menyentuh pundaknya membawa wanita itu duduk di kursi panjang didekatnya.

Wanita itu malah memeluk Hanbin, menumpahkan semua rasa kesal dan sakit hatinya, ia menangis sejadi jadinya di dada Hanbin

"Hei,, kau kenapa?" tanya Hanbin lirih mengusap punggung dan kepala wanita itu, mencoba membantu menenangkannya

Kedua tangan Hanbin meraih rahang wanita itu, ingin Mirae melihat wajahnya
"Ada apa? Apa Suamimu penyebabnya?"

Mirae mengangguk lemah

"Oh Yatuhan! Ada apa dengan bajingan itu?! Apa perlu aku mendatangi nya dan menghabisi dia?!"

Wanita itu masih menangis terlihat sangat menyedihkan
"Kenapa kau belum pulang Mirae?"

Mirae menggelengkan kepalanya
"Aku tidak, tidak sanggup rasanya,, aku masih merasa ini adalah mimpi! Aku masih tidak percaya atas semua ini, aku ingin lupa namun untuk pulang ke rumah itu hatiku sakit sekali, mengingat banyak kenangan yang telah aku lalui dengan dia Hanbin!"

Hanbin mengepalkan tangannya gemas dengan semua cerita Mirae tentang suaminya yang tega meninggalkan istrinya, dasar tidak bersyukur apalagi yang kurang di dalam diri Mirae?
"Hei! Apa kau sadar kau telah menangisi lelaki bajingan seperti dia?! Apa kau sadar kau telah membuang air mata berharga mu untuk dia, yang dia pun saat ini tidak mempedulikan mu? Apa kau sadar? Mungkin dia sedang asik bermain cinta dengan sepupumu itu?!"

"Susah Hanbin! Kau tidak mengerti dan kau tidak merasakan bagaimana tersiksanya aku?! Bagaimana aku ini merasa dikhianati!"

"Ya,, aku tidak merasakan, tapi aku mohon kau jangan seperti ini, kau harus sadar Mirae!"

Mirae memandang Hanbin dengan diam tatapannya sulit untuk ia tebak
"Aku seperti ini! Karena aku sedang Hamil saat ini! Aku hamil anak dia! Tapi dia tidak pulang sudah hampir tiga minggu melupakan aku dan anak ini!"

Wanita itu memukul dadanya dengan raut muka yang kesakitan
"Kau bayangkan bagaimana aku hampir stres memikirkannya?!"

Hanbin menatapnya tidak percaya, terkejut mendengar perkataan wanita itu

"Oh gosh!"
Wanita hamil butuh seorang suami yang cepat siaga menjaganya, butuh perhatian sang suami, butuh di manjakan bukan malah meninggalkan istrinya hanya untuk wanita lain.

"Tadinya aku tidak mau ikut campur atas masalah rumah tangga mu! Namun ini keterlaluan! Kenapa kau tidak mengadukan mereka kepada orangtuamu?! Kenapa kau diam saja?! Agar tahu rasanya menanggung malu, kau juga bisa bebas dan melupakan lelaki gila itu Mirae?"
Dan menikah denganku! :-D

"aku ingin membantu namun aku tidak tahu harus bagaimana agar kau merasa tenang dan terhibur Mirae"

Mirae hanya diam masih sesenggukan, seakan bernafas pun susah

"Apa rencana mu selanjutnya? Kau mau pulang? Biar aku antar"

Wanita itu hanya menggelengkan kepalanya lemah
"Aku tidak tahu, aku harus kemana? Dan bagaimana?"

Apa perlu aku membawanya ke apartemen ku? Atau harus bagaimana? 
Hanbin kebingungan berdebat dalam hati

"Yasudah,, kau pakai saja ruangan ku, di sana terdapat kamar tempat aku menginap disini. Kau bisa pakai kamar ku untuk sementara, dan segera bersihkan dirimu. Dan beristirahat lah,,"

Mirae mengangguk dan mengikuti langkah Hanbin.
Hanbin membawanya ke ruangan nya dan menunjukkan kamar untuk Mirae tempati.

"Yasudah aku pergi, ada sesuatu yang harus aku selesaikan, jika ingin makan,, kau makan sepuas mungkin apa yang ada di Kitchen sampai kau melupakan suamimu yang gila itu!"

"Terimakasih Hanbin!"

Hanbin segera pergi meninggalkan wanita itu dengan perasaan berkecamuk, ia ingin menemani dia, namun ia masih sadar rencana untuk mendatangi Jennie, dan mengalah. Ya! Karena lelaki sejati harus mengalah! lelaki sejati harus selalu salah di mata perempuan

Ia melangkah lebar menuju mobilnya, degup di dadanya semakin mengencang rasa gugup dan rindu menjadi satu mengingat wajah Jennie. Ia tersenyum karena sebentar lagi ia akan melihat wanita itu, tidak sabar ingin segera bertemu melepas rindunya kepada Jennie

***

Salamku- baby Junghwan Treasure 💕

mohon mf, kalo ada kata/penulisan yang salah typo

Find My Life (Jenbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang