Vote!
Silahkan pencet bintang di bawah pojok paling kiri, sangat membantu mood menulis ku 😘-Pahami Aku-
***
Jennie mengusap air matanya dengan marah, rasa hancur hatinya setelah mendengar perkataan ayahnya yang sangat menyakitkan.
Jennie penasaran, apa yang di pikirkan ayahnya? Kenapa harus JeYeon? Kenapa dia sangat egois dan bahkan tidak memikirkan kebahagiaan Jennie, dia tidak menghormati pilihan anaknya,,
Jennie sudah dewasa dan faham, mana yang baik mana yang buruk untuknya! ini tentang pasangan hidup, calon suaminya bukan teman! Jennie pun tidak gegabah
Wanita itu melangkah lemas dengan seluruh tubuhnya yang di buat lelah, sambil berjalan ia membuka jaket tebalnya menyimpannya di sandaran sofa menyimpan tas sebelum melangkah menuju dapur membawa air putih karena rasa haus yang menyiksa.
pergerakan yang lambat tanpa suara, dan pikiran yang terus berputar masih teringat dan merasakan bentakan ayahnya.Jennie mengikat rambutnya asal dengan kaki yang melangkah menuju kamar Hanbin yang setengah terbuka,
Tebakan yang tidak salah, lelaki itu sudah pulang dari kerjanya.Mengingat kata kerja
Jennie meneteskan air matanya saat teringat kalimat yang ayahnya lontarkan menghina pekerjaan Hanbin yang Jennie pikir itu adalah pekerjaan yang sangat keren! Tapi kenapa ayahnya membenci seakan itu adalah pekerjaan yang tidak baik.Tidak bisa Jennie bayangkan betapa sakitnya jika Hanbin mendengarkan perkataan ayahnya yang kejam! mungkin Hanbin enggan berhubungan dengannya setelah itu, lelaki itu akan meninggalkannya
"Kemana saja kau selama ini?!"
Jennie menoleh hampir terkejut, atas pertanyaan yang terdengar dingin dan menakutkan
Pandangan mereka bertemu, Hanbin menatapnya dingin, dan Jennie sedikit merindingLelaki itu mendekat dengan perlahan, rambut basah sehabis keramas dengan bertelanjang dada dengan handuk yang melilit di pinggangnya, serasa melihat mafia seksi yang sehabis mandi yang biasa ia bayangkan dalam novel bacaannya
"Suatu tempat, mengurus suatu hal yang harus aku selesaikan"
Hanbin memejamkan matanya gemas ingin marah namun tidak bisa! setelah melihat wajah yang terlihat sangat kelelahan dan tubuh yang lemah membutuhkan pelukan
"Mengurus suatu hal? Apa perlu sampai berhari hari menghilang sampai aku hampir gila mengkhawatirkan mu!"Wanita itu membalas tatapan dingin lalu berkata
"Bisa tidak jangan ajak aku berdebat untuk saat ini aku lemas,""Bukan itu yang ingin aku dengar,"
"Lalu apa? Aku datang pulang kesini berharap bisa menenangkan pikiranku yang kacau bukan malah menambah masalah sialan yang tidak penting!"
Hanbin memegang pundaknya marah
"Masalah sialan yang tidak penting?! Aku menunggumu disini dengan perasaan berkecamuk gelisah tidak beraturan! Aku menghubungimu ratusan kali namun kau sama sekali tidak menjawab panggilanku! Aku seperti orang gila mendatangi rumahmu mengetuk pintu seakan hampir merusak pintu itu! Dan setelah tiga hari menghilang kau datang dengan tanpa dosanya mengatakan masalah sialan yang tidak penting? Jadi menurutmu tidak penting?!"
Bentak Hanbin marah dengan melayangkan tatapan tajam yang sangat menakutkanJennie mendesah pelan seakan menunjukkan betapa lelah
"Kau simpan dulu pertanyaan mu karena aku belum siap untuk membahasnya,"
Akui Jennie menghindar karena malas berdebatJennie mendekati meja, tangannya tidak sengaja menyentuh bungkusan rokok, lalu menatap Hanbin seolah marah karena tidak biasanya lelaki itu merokok.
Jennie keluar ke arah balkon kamar, mendinginkan kepala yang rasanya hampir meledak. Dan sedikit di tenangkan dengan angin yang cukup kencang menggelitik kulitnya

KAMU SEDANG MEMBACA
Find My Life (Jenbin)
FanfictionAku ingin memilikimu, aku ingin selalu bersamamu, aku ingin merasakan tangan itu menyentuh rambutku,, menepuk punggungku dengan damai, mendengarkan tuturan kata manis dari bibirmu untuk menghantarkan tidur nyenyakku dan memimpikan mu. Namun aku ragu...