-Bertahan Berjuang Bersama-
***
Sendok itu ia taruh dengan hentakan tegas di atas meja kaca, membuat Jennie tersentak mengigit bibirnya ketakutan. Lelaki itu membuang muka dengan menyelipkan tawa kecil
"Are you Serious?"
Tanya Hanbin dengan suara rendahnya yang terdengar horor di telinga Jennie"Dan aku berpikir kau senang atas perjodohan itu! pantas saja kalian bercinta, mengaku teman yang di luar akal sehat, ahh kenapa aku bodoh tidak menyadari ini?"
Hanbin membasahi bibirnya yang terasa kering"Dari mulai Kau membiarkan dia menginap di rumahmu, berciuman bahkan bercinta, kemudian bekerja di Hyunyang Company? Ahh ternyata ini yang sebenarnya?"
Hanbin menatap Jennie dalam penuh penekanan seperti laser yang bisa saja membelah tubuh wanita itu
"Do you want to play with me? Perasaanku? confess your fucking love confession from your mouth!"Jennie mengerjapkan matanya beberapa saat, berusaha tenang karena jujur tatapan dan volume suara Hanbin membuatnya ketakutan, temperamental lelaki itu semakin menguasai akal sehat Hanbin
"Hanbin!"
Teriak Jennie melawan
lelaki itu terlalu banyak berbicara merembet dengan seenaknya"Apa?!"
Hanbin hanya tersenyum kecut dengan bibir yang terus ia basahi"Bisa tidak kita bicarakan baik-baik?jangan kau gunakan emosimu yang malah akan mengacaukan rencana hubungan ini? Please,,"
Jelas Jennie memohon dengan nada yang di buat selembut mungkin berharap bisa menyiram emosi Hanbin yang bisa Jennie tebak akan meledakKedua tangannya membawa sisi wajah Hanbin
"Tatap aku!"
Perintah Jennie memaksa membawa wajahnya untuk melihat matanya
Hanbin menurut walaupun enggan untuk menatap wanita ini, yang pemain hati"Aku mencintaimu, apa segampang itu kau menganggap cintaku main- main? Tolong hentikan, jangan berbicara seenaknya karena kau tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padaku"
"Hanbin,, kuharap kau mengerti,, aku tidak memiliki perasaan pada JeYeon, kami memang sempat melakukan,, tapi itu jauh sebelum aku mengetahui perjodohan ini, aku mengetahui nya disaat kita bertengkar dua minggu kemarin, aku terus di hantui bahkan rasanya kepalaku mau pecah! aku pikir hanya omongan kosong yang setiap kali Ayah aku lontarkan tentang pernikahan yang ia bahas, tapi ternyata memang seserius ini! tidak pernah aku berpikiran bahkan terbayangkan menikah dengan JeYeon, aku juga tidak mau, dan aku menentang perjodohan ini,"
"Aku berbicara padamu, berharap kita berjuang, bukan malah kau mengeluarkan umpatan kata kasar yang tidak enak aku dengar"
Hanbin memejamkan matanya, dadanya terasa diremas dengan kuat, mendengar kenyataan bahwa kecil kemungkinan untuk memiliki Jennie
"Yah,, dan aku sadar aku tidak sebanding dengan JeYeon yang mungkin Ayahmu idam kan untuk menjadi menantunya"Jennie menggeleng dengan rasa sedih mendengar perkataan Hanbin, itu terdengar seperti Hanbin menyerah dan tidak mau berjuang untuknya
"Besok kita ke rumah orangtuaku, kita bicarakan ini dengan benar tentang hubungan kita, aku akan menentang dan aku hanya ingin menikah denganmu Hanbin,,"Hanbin mengangguk lemah, tidak bisa menyangkal rasa kecewa di hatinya, kenyataan mengejutkan bahwa Jennie telah di jodohkan dengan JeYeon dan Hanbin marah, sakit akan itu! tidak menyangka ternyata sesulit dan serumit ini untuk memiliki wanita yang ia cintai.
Ingin marah, tapi marah kepada siapa? Kepalanya terus berusaha berpikir dengan benar bahwa Jennie tidak bersalah disini!
---
Jennie terduduk di sisi ranjang memperhatikan Hanbin yang mendiamkan dirinya setelah percakapan serius tadi di meja makan
Lelaki itu menghampirinya dengan tatapan dingin, membawa lengan Jennie dan mengeluarkan cincin tadi dari kotak kecil itu, memasangkan di jari manis Jennie
"Maafkan aku yang mungkin melamar mu dengan cara yang tidak pantas bahkan di tempat yang tidak pantas, tanpa persiapan apapun"Jennie menaikan bahunya acuh dengan mata yang menilik cincin itu, mengeser geser karena heran kenapa Hanbin bisa memilih cincin yang sangat pas di jari manisnya
"Tapi, secara tidak sadar itu adalah momen yang paling romantis untukku, wanita mana yang bisa merasakan rasanya dilamar di bathroom? Mungkin wanita lain dilamar dengan hal- hal yang umum, tapi aku tidak"
Jennie tersenyum membawa lengannya ke di depan wajahnya seolah memamerkanHanbin berkomentar
"Jika kau tidak suka, aku akan membeli yang lebih bagus""Hemmm,,, no! Aku menyukainya"
"Walaupun belum tentu aku di terima keluargamu, tapi aku ingin kau memakainya Jane, tanda kau milikku"
Jennie membawa lengan Hanbin membimbing untuk menyentuh wajahnya guna untuk menghantarkan kehangatan dari kulit Hanbin
Walaupun kenyataan hubungan ini mungkin tidak berjalan sesuai rencana, Jennie harap Hanbin dengan dirinya terus akur dan tetap bertahan satu sama lain"Sudah, aku lelah,, aku ingin tidur!"
Akui Hanbin dengan raut muka yang terlihat kelelahan ingin beristirahat
Hanbin menaiki ranjang dan segera menarik selimut sampai pinggang berbaring membelakangi Jennie yang masih diam bergeming dalam posisinyaJennie berperang dengan dirinya sendiri, tidak tahu harus bagaimana, ia dan Hanbin baik baik saja tapi entah kenapa rasanya sakit, dengan perubahan Hanbin. Atau memang dirinya yang terlalu bawa perasaan? Hanbin bersikap biasa saja bukan?
Jennie menyusul kemudian berbaring di sebelah Hanbin, menatap punggung itu yang bergerak damai dari setiap hembusan nafas yang lelaki itu pompa
Setelah hampir sepuluh menit
Jennie mengalah dan segera memeluk tubuh Hanbin yang membelakanginya mengecup punggung itu dengan setetes air mata yang terjatuh. Kemudian berbisik
"Apa kau marah padaku?"
Tanya Jennie gelisah, merasa ada yang berubah pada Kim Hanbin"Aku tahu kau kecewa, tapi aku berharap setelah tadi aku mengatakan semuanya, dan berbicara jujur, aku berharap kau menghargai keterbukaan ku padamu, dan tidak ada perubahan sikapmu padaku,"
"Aku ingin kau masih mau berjuang, dan kita saling mempertahankan hubungan ini,"
Hening tidak ada jawaban beberapa saatHanbin memejamkan matanya dalam. Benar! Ia tidak harus kesal seperti ini pada Jennie
"Of course I want! Aku ingin berjuang dan bertahan untukmu Jennie! tapi aku sadar diri! Aku tidak sekaya JeYeon yang mewarisi gedung pencakar langit itu dan beberapa cabang perusahaan, aku hanya seorang Chef yang mempunyai restoran dan aku tidak ada apa apanya di mata orangtuamu untuk bersaing dengan JeYeon."Hanbin membalikan tubuhnya menghadap Jennie dan sedikit terkejut ketika melihat pipi wanita itu basah dengan air mata
"Aku bertarung dengan pikiranku untuk mempersiapkan diri menghadap orangtuamu."
ujarnya dengan mengusap air mata kemudian mengecup keningnya dengan perasaan***

KAMU SEDANG MEMBACA
Find My Life (Jenbin)
FanfikceAku ingin memilikimu, aku ingin selalu bersamamu, aku ingin merasakan tangan itu menyentuh rambutku,, menepuk punggungku dengan damai, mendengarkan tuturan kata manis dari bibirmu untuk menghantarkan tidur nyenyakku dan memimpikan mu. Namun aku ragu...