44. -HIB-

78 14 10
                                    

-Haruskah Ini Berakhir-

Lakukan apa yang membuatmu tersenyum, tertawa dan bahagia, jadilah seorang egois untuk kesenangan dan kenyamanan dirimu sendiri

**

Seonji menemukan Jennie yang terpejam tak berdaya di dalam mobilnya. Setelah mengatakan kejahatan kakek mertuanya, tiba tiba ponsel Jennie seperti terjatuh dan wanita itu tidak bersuara. Ia khawatir takut hal buruk terjadi pada wanita itu, seperti penculikan atau lain sebagainya.

Namun untungnya tidak, wanita itu hanya pingsan mungkin ia terlalu syok dengan berita yang Seonji sampaikan atas kejadian dua tahun lalu

Setelah selesai berbicara dengan dokter, Seonji kembali menghampiri Jennie yang terlihat telah terbangun. Wanita itu memijat pelipisnya seperti kebingungan kenapa ia berada di rumah sakit

"Seonji? Apa yang terjadi? kenapa aku berada disini? " Tanya nya bingung

Seonji duduk di kursi sebelahnya
"Saat kita ber video call Kau pingsan di dalam mobil, aku khawatir ketika gambar mu tidak terlihat dan tidak bersuara saat aku panggil. Jadi aku menyusul mu"

"Yatuhannnnn,,"
Desah Jennie meremas rambutnya, pikirannya langsung tertuju pada fakta yang sebenarnya terjadi. Fakta yang Seonji beberkan beberapa jam yang lalu.
kenapa bisa? Kenapa bisa? Kakek tua itu berulah se berani itu? Si tua gila itu hampir membuat Hanbin lumpuh? Bahkan hampir membuat kebakaran di restaurannya?

Yatuhannnnn,
Karenanya, ia hampir atau bahkan mungkin telah menghancurkan hidup orang lain

"Jangan terlalu stres memikirkan sesuatu eonni, dokter bilang kau harus banyak istirahat. Lihat kantung matamu menghitam. Kau kurang tidur"

Jennie hanya membalas pegangan tangan Seonji, tangannya bergetar tetesan air matanya kembali mengalir
" Aku telah membuat dia menderita. "
Jennie kemudian melirik

"Bagaimana bisa aku tidur nyenyak ketika pikiran ku terus berputar memikirkan semuanya? Bahkan,, mau gila rasanya ketika aku dengan tidak tahu dirinya merindukan laki laki lain disaat aku telah memiliki suami."

Jennie kembali meremas tangan Seonji seolah membagi rasa pedih yang teramat menusuk ini

"Banyak hal yang ingin aku katakan, namun tidak sanggup rasanya untuk saat ini, terlalu perih dan sakit mengingat bagaimana kisah aku dengannya, kisah kita yang masih belum selesai..

Mungkin terdengar sangat singkat cerita cintaku ku dengannya namun entah kenapa di dalam hati terasa begitu dalam begitu detail. Kebersamaan ku dengannya sangat singkat tapi kenapa begitu membekas?"

"Saat ini yang aku inginkan hanyalah,, aku ingin meminta maaf. Karena ku dia menderita, karena ku dia terus celaka."

Ingin marah namun rasanya sudah tidak ada tenaga dan capek harus berteriak pada kakek tua itu. Lagi

"Aku tahu kau masih mencintainya, terlihat dari semua ekspresi dan cara kau berbicara ketika membicarakan dia."

Tatapan Seonji semakin melemah melihat Jennie yang kacau ini.
Sederhana saja. Jika air matamu menetes setelah mengingatnya, berarti dia masih segalanya.

Jennie hanya diam. Tidak ingin lebih jujur tentang perasaan nya pada adik dari laki laki yang masih ia cintai.

Srekkk!!

Jennie dan Seonji menoleh ketika suara tirai pembatas pasien di buka memperlihatkan suami Jennie yang tampak sangat khawatir

"Jane,,!!! Oh Yatuhan..."
JeYeon langsung memeluk Jennie yang terbaring lemas mengecup keningnya beberapa kali

Find My Life (Jenbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang