021 -SP-

161 20 9
                                    

Vote!
Silahkan pencet bintang di bawah pojok paling kiri, sangat membantu mood menulis ku 😘😘

-Sayatan Pisau-

***

Jennie menarik kerah kemeja Hanbin dengan rusuh membawanya untuk duduk di sofa
Wanita itu tersenyum nakal dengan mendorong Hanbin untuk berbaring di ikuti Jennie yang menindih.

Hanbin menjilat bibirnya sendiri, terpesona akan tingkah tergesa- gesa tidak sabar Jennie yang menurutnya sangat seksi

Jennie mencium bibir Hanbin kasar nan dalam seakan tidak ada lagi waktu esok untuk berciuman

Masih dengan tatapan dan senyuman nakalnya Jennie menjauhkan wajahnya dari wajah Hanbin, menggerakkan sedikit pinggulnya untuk menggoda kejantanan Hanbin yang sudah mengeras berdiri tegak.

Gerakan pelan menggoda, Jennie membuka pakaiannya sampai menyisakan bra dan underwear berwarna hitam, Jennie menepis tangan Hanbin, saat lelaki itu mencoba membantu untuk menurunkan tali bra nya.
"Jangan terburu- buru sayang"
Aku ingin bermain main sebentar
Jennie terkekeh

Ia kembali merangkak naik, sebelum mencium leher Hanbin ia meremas manja batang kemaluan Hanbin, dan berhasil membuat Hanbin mengerang rendah
"Aku suka erangan rendah mu, yang jarang kau keluarkan!"
Bisik nya dengan tangannya yang membuka kancing Hanbin satu persatu tanpa melepas ciumannya di seluruh permukaan kulit Hanbin. Ia mencium, menyesap, menjilat dengan nakal.

Sebelum melempar kemeja Hanbin, Jennie menghirup dengan dalam kain itu dan tersenyum. Menyelipkan humornya
"Bau dapur,,"

Hanbin terkekeh geli, dan menutup matanya dengan tangannya
"Apa perlu aku mandi dulu Jane,?"

Jennie menggeleng
"Tidak, jangan,, aku menyukainya"
Sebelum melanjutkan, Jennie terkesiap diam memperhatikan luka panjang dari perut hingga dada

"Hei? Apa ini?! Apa yang terjadi pada dirimu Hanbin?!"
Tanya Jennie khawatir, saat ingin menyentuh lukanya Hanbin menepis lembut.

Hanbin menggeleng
"Hanya sedikit sakit,"

"Oh Yatuhanku! Jangan main main Hanbin ini luka serius! Ini luka sayatan pisau kan?!"

Hanbin mengangguk

"Apa yang terjadi? Dan siapa yang melakukan ini,,?" Jennie berusaha menyentuh dengan perlahan walaupun Hanbin menepis. luka panjang miring sampai dada, masih memerah namun luka itu sudah kering, tapi Jennie yakin pasti ada sesuatu yang tidak beres

"Jangan berlebihan Jane, aku baik- baik saja, ini han,,"

"Aku ingin kau jujur dan terus terang! Apa yang terjadi!" Potong Jennie membentak, ia benar- benar penasaran dan khawatir

Hanbin membuang nafas berat, Jennie berani sekali memainkan gairahnya yang sudah hampir meledak sebentar lagi, dari tadi ia menahan sekuat tenaga gairah yang terkumpul, namun wanita ini malah menghentikan aksi nakalnya dan malah mempermasalahkan luka yang tidak penting ini!

"Lima hari yang lalu sepulang dari restoran, di basement parkir apartemen saat keluar dari mobil, tiba- tiba dua orang pria berperawakan besar tinggi berjas hitam menyerang ku! Aku mencoba melawan mereka, berusaha menangkis pukulannya di wajahku. Lama kami saling berkelahi, satu orang berhasil aku kalahkan, namun tiba- tiba dia mengeluarkan pisau menyeret dari perutku sampai dada. Mereka kabur meninggalkan aku yang kesakitan dengan lumuran darah, untungnya Seonji datang dan membawa aku ke rumah sakit."

Yatuhan,, Sayangku Hanbin!
Jennie mengepalkan tangannya menunduk dengan air mata yang berusaha ia tahan, ia merasa tidak berguna untuk Hanbin!
"Maafkan aku Hanbin, maafkan aku yang tidak berguna ini, maafkan aku yang saat itu tidak di samping mu"
Sesal Jennie dengan tangannya menyentuh luka itu dengan pandangan kabur oleh genangan air mata, andai saat itu Jennie mengalah dan meminta maaf mendatangi Hanbin
mungkin ia tidak akan se menyesal ini! mungkin Jennie akan menemani Hanbin saat itu di rumah sakit!

"Kenapa kau tidak memberi tahu aku, kau bisa suruh Seonji untuk menghubungi aku bahwa kau saat itu sedang celaka?!" sebelah tangannya menyapu rahang Hanbin, ia benar benar menyesal andai Sonji menghubungi nya.
Dengan begitu Jennie akan langsung mendatangi Hanbin

"Aku melarang Seonji untuk menghubungi mu"
Terus terang Hanbin dengan kedua tangannya di pinggang Jennie, wanita itu masih terduduk di atasnya.
Hanbin ingin tersenyum karena Jennie yang tidak sadar masih menyisakan underwear dan bra namun ia berusaha tetap serius mendengarkan ocehan Jennie, karena jika Hanbin tersenyum wanita itu akan mengomel dan marah marah
Oh Yatuhan,, Ingin rasanya Hanbin menerkam Jennie saat ini juga, wanita itu malah mempermasalahkan luka ini yang sudah sembuh dan malah melupakan aksi foreplay mereka

"Kenapa? Kenapa kau melarang Seonji untuk menghubungi ku?!"

"Karena aku masih tidak yakin! Apakah kau akan mencemaskan aku atau tidak! Karena kau sibuk dengan pikiranmu yang merasa kau paling tersakiti dan lebih baik aku diam dan di salahkan olehmu yang terus menganggap aku egois dan keras kepala!"

Bagus! Jennie tertampar atas ucapan Hanbin

"Maaf, maafkan aku! Jika tahu kau seperti ini aku mungkin tidak akan pergi dari apartemen mu dengan perasaan kesal saat itu,"

"Iya aku memaafkan mu, Namun ini adalah sebuah peringatan! Kau jangan lagi meninggal kan aku! Karena jika kau meninggalkan aku, aku akan terus dalam masalah, aku akan kacau jika kau tidak di samping ku!!"

Jennie mengangguk menurut, dan itu sangat menggemaskan bagi Hanbin
"Aku berjanji aku tidak akan pernah meninggalkan mu Han,, aku akan selalu ada di sampingmu"

Tatapan Hanbin menajam tangannya naik menurunkan tali bra Jennie dengan gerakan pelan
Jennie tersenyum mengerti dan membuka pengait bra nya di belakang

Bra itu terlempar entah kemana
sebelah tangan Hanbin mengusap puting Jennie yang mengeras
"Aku suka raut muka mu, seperti saat ini, saat kau sedang butuh pelepasan, kau sangat seksi Jane, aku menginginkan mu, aku ingin mendengar desahan mu se keras mungkin!"

"Apa,,, apa kau? Bagaimana kalau kau kesakitan, luka itu sangat mengganggu ku, aku tidak mungki"

"Oh Shit! Jangan permasalahan luka ini yang tidak penting! Apa kau sadar kau telah membangunkan kejantananku sedari tadi?! aku tidak perduli mau sakit atau tidak karena aku menginginkan mu saat ini juga!!"

Jennie terkekeh geli, melihat muka Hanbin yang memerah bercampur antara bergairah dan emosi
"Baiklah,, biar aku yang memegang kendali ritual bercinta kita," bisik Jennie sensual di telinga Hanbin

Sial!
"Aku tidak selemah itu!"
Dengan gerakan cepat Hanbin menggendong Jennie membawanya ke ranjang.  berani beraninya wanita itu menganggapnya lemah Hanbin bisa saja membuat Jennie menjerit nikmat dengan cara bercinta nya! Bahkan Hanbin bisa membuat Jennie orgasme berkali kali!
malam ini Hanbin ingin mereka bercinta dengan gila melepas rindu selama dua minggu tidak bertemu ia ingin mengobati rasa rindu ini yang belum tersalurkan.

Namun,,

Saat sadar! Sebenarnya Hanbin masih berperang dengan pikiran nya, ia masih bingung dan penasaran, siapa dua orang pria berbadan besar berperawakan tinggi itu yang menyerang nya? Selama ini Hanbin merasa tidak pernah berurusan atau bermasalah dengan orang lain!
Kenapa mereka menyerang Hanbin?

***

Salamku- baby Junghwan Treasure 💕

mohon mf, kalo ada kata/penulisan yang salah typo

Find My Life (Jenbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang