-Semoga Selalu Bahagia-
ketika kamu tak ada alasan lagi untuk bertahan, itu adalah alasan yang baik untuk melepaskan.
***
JeYeon mendekat membawa kedua tangannya untuk ia genggam, berharap bisa menenangkan Jennie yang terlihat gemetar"Jane,, jernih kan dulu pikiranmu. Aku akan mendengarnya setelah kau benar ben,,"
"Ribuan kali untuk aku memberanikan diri untuk egois seperti ini! untuk berbicara seperti ini yang akupun sungguh tidak tega atas rasa terkejut yang kau alami saat ini. Aku terus membolak balik mencoba membenarkan. Pernikahan ini. tapi.. yang aku rasakan hanya kosong"
kau dan aku tidak pernah merasakan kebahagiaan dalam lingkaran ini!
Kemewahan dari mu ini. Sungguh kosong bagiku, aku tidak pernah merasakan,,,Maafkan aku yang seperti ini, aku sadar JeYeon,, aku sadar kau selalu ingin memberikan yang terbaik dari dirimu untukku. Semuanya kau usahakan untukku."
Jennie membalas genggaman tangan pria itu.
"Kau adalah lelaki terbaik yang pernah ada, ayah terbaik untuk Jaeha, walaupun kau bukan ayah kandungnya tapi,, aku merasakan kasih sayang yang amat dalam untuk Jaeha,,Kau adalah pria yang sempurna,,
seseorang yang tulus menerima ku dalam kondisi apa pun, mengetahui rahasia dan ikhlas dengan masa lalukuMaafkan aku yang tidak pernah pantas untukmu.
Maafkan aku yang tidak pernah membalas semuanya,, semua hal baik yang selalu kau berikan padaku dan anakku.Aku hanya sengsara bagimu.
Kali ini aku hanya minta padamu. Tolong lepaskan aku, lepaskan aku yang sial ini, yang sial tidak pernah bisa membalas perasaan mu padaku, aku bersama mu, namun hatiku untuk yang lain.
Maafkan aku JeYeon,,
Aku bahkan tidak bisa menjelaskan perasaan macam apa yang aku rasakan saat ini ketika bersama mu.Aku tau aku jahat..
Jadi tolong,,
Jangan lagi Kau tetap mempertahankan seseorang yang memberikan luka paling banyak hanya karena cinta.
Jangan biarkan hatimu terluka karena memaklumi sikap ku.
Kau berhak mendapatkan cinta, kasih sayang, kebahagiaan yang layak. Dan itu bukan dari wanita hina seperti aku.."Lelaki itu hanya diam. Menatap dengan dalam mencoba membenarkan semua ucapan Jennie
Iya sadar, memang tidak mungkin harus terus seperti ini, berharap dan berharap Jennie akan menerima dan membalas cinta nya
menunggu dan menunggu sampai mungkin ini titik lelahnya wanita itu, mungkin ini titik usai yang seharusnya."Kita tidak sadar bahwa hubungan kita telah menyakiti diri kita sendiri"
JeYeon menyingkirkan uraian rambut Jennie yang menghalangi wajah cantiknya lalu mengusap bibir nya. mengecupnya dengan dalam
"Kalaupun pada akhirnya aku harus menyerah, setidaknya aku pernah mati-matian tidak ingin kalah oleh keadaan"Jennie mengusap air matanya.
Kemudian membawa lembar kertas surat gugatan cerainya. Rasanya berat ia harus berpisah. Walaupun begitu,, JeYeon selalu memberikan kenyamanan untuknya
Setelah mengakhiri semua ini apakah ia akan terbiasa tanpa lelaki ini? Lelaki baik bak malaikat
"Maafkan aku Sayang, maafkan aku." Lirih JennieJeYeon meneteskan air matanya ketika selesai menandatangi surat itu.
"Maafkan aku juga karena kau harus mengalami semua ini. Aku mungkin belum pantas menempatkan ukiran cinta di hati mu. Semoga kau selalu bahagia"Terimakasih karena selau memahami aku JeYeon,,
---
Jari manis jari tengah, jari telunjuknya yang panjang menari dalam lingkaran atas cangkir keramik cantik yang berisikan kopi.
Dia hanya diam, memandangi seluruh bangunan di kota ini. Terlihat santai namun pikirannya kacau.
"Tidak perlu lemah hanya terus memikirkan satu wanita. Kau harus melupakannya! Semakin kau memikirkan nya semakin sakit dan semakin besar rasa untuknya."
Hanbin hanya diam, tidak berminat membalas ucapan teman dekatnya William. Pria itu mempunyai wajah yang tampan serta tatapan mata yang mematikan, karena bentuk mata nya yang indah. Dia sangat memperhatikan penampilannya sehingga mudah untuk membuat wanita bahkan pria tertarik padanya.
William memiliki pesona kuat yang mampu menarik perhatian para wanita.
"Sudahi rasa cintamu dan coba mengencani wanita-wanita cantik diluar sana, aku bisa bantu untuk mengenalkan mu pada beberapa wanita."
Hanbin masih bungkam menyimpan cangkirnya. Kemudian membawa rokok dalam asbak, yang telah ia bakar tadi, lalu menghisapnya perlahan
"Kau tinggal sebutkan, ingin wanita seperti apa?"
Tawar William bangkit dari duduknya"Aku ingin wanita seperti Jennie."
Ketusnya berharap temannya ini diam"Kecuali itu!" Teriak William yang semakin menjauh menuju dapur
Setelah itu William kembali dengan sebotol whisky dan gelas di tangannya
"Selain itu aku tidak berminat pada wanita."
William tertawa
"Yang benar saja?!""Aku serius dalam ucapan ku. Aku tidak ada hasrat pada wanita selain Jennie"
"Kalau begitu, mau aku kenalkan pada beberapa lelaki yang mendekati ku? Jujur saja aku masih normal, jadi,,
merasa sangat risih dengan mereka yang mencoba mencuri perhatian ku""Atau.. aku bisa kirimkan lokasi tempat milik temanku, seperti sebuah bar gay setempat, karena setahuku,, pengunjung akan dilayani di sana tanpa kartu identitas. Disana kau bisa bersantai dan mengonsumsi beberapa tequila, pergi ke lantai dansa dan akhirnya berbagi ciuman lembut."
Melihat respon Hanbin yang hanya diam dengan tatapan kosong membuat William membuang nafas berat
"Coba saja dengan hal baru. Siapa tahu mungkin kau akan menemukan cinta yang sesungguhnya. Jangan terus kau memikirkan dia! Yang tidak mungkin lagi kau gapai,,
Ingat! Dia sudah menikah dengan pria kaya raya itu. Dan dia sudah hidup bahagia"Mendengar kata 'pria kaya raya' membuat kepala Hanbin serasa di remas dengan hebat
***
Bentar lagi ketemu kok
![](https://img.wattpad.com/cover/198342331-288-k248975.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Find My Life (Jenbin)
FanficAku ingin memilikimu, aku ingin selalu bersamamu, aku ingin merasakan tangan itu menyentuh rambutku,, menepuk punggungku dengan damai, mendengarkan tuturan kata manis dari bibirmu untuk menghantarkan tidur nyenyakku dan memimpikan mu. Namun aku ragu...