Chapter DCCCXXXIII

1.4K 340 32
                                    

“Aku … Aku tidak bisa memberikanmu izin untuk melakukannya, Nona Sakura,” ucapnya yang membuat mataku seketika membelalak.

“Tapi Yang Mulia, kena-”

“Cukup!” sergahnya sambil mengangkat tangan kanannya, “kau tidak perlu untuk ikut berperang di barisan depan!”

“Kapten, persiapkan semua pasukan untuk memulai peperangan! Kita harus sudah selesai mempersiapkan semuanya, sebelum mereka datang!” Dante memerintah dengan mata yang ia tujukan pada laki-laki di dekatku itu.

“Laksanakan, Yang Mulia.”

Dante beranjak, meninggalkan singgasananya dan berjalan melewatiku. Aku pun berbalik, hendak mengejarnya sebelum panggilan dari Sang Ratu yang memanggil namaku tersebut membuatku mengurungkan niat. “Nona Sakura, jangan bertingkah melebihi statusmu yang bukanlah siapa-siapa di sini!” tukasnya, kala aku membalikkan tubuh, menjawab panggilannya, “setelah ini semua berakhir, kau akan mendapatkan akibat yang seharusnya kau terima karena telah lancang melakukan hal yang tidak pantas sebelumnya.”

“Apa lagi yang kau maksudkan kali ini?”

Dia tersenyum lalu beranjak, “kau akan menyaksikan semuanya sendiri nanti,” ungkapnya sambil melangkah, meninggalkanku dengan Kapten Paloma yang turut berjalan di belakangnya.

Bibirku ikut mengeluarkan senyum lebar tatkala kudengar suara derit pintu mengiringi kepergian Ratu dan Pengawalnya tersebut, “apa pun yang akan kalian lakukan, semuanya justru sudah berada di bawah kendaliku.”

___________.

“Yang Mulia!” seruku memanggil Dante yang baru terlihat sejak pembicaraan kami, “Yang Mulia!” Aku kembali memanggil dan berlari mendekatinya, disaat dia sama sekali mengabaikan panggilanku.

“Yang Mulia! Kumohon Yang Mulia dengarkan aku!” Lagi-lagi suaraku mencuat, ketika langkahnya berhenti kala aku menghalangi jalannya.

“Yang Mulia!” Dante membuang pandangan, seperti sedang menjaga jarak dariku, “Yang Mulia, izinkan aku ikut dalam peperangan ini. Aku ingin melindungi Paloma.”

“Yang Mulia!”

“Cukup, Nona Sakura!” Kali ini Dante yang berseru sambil mengangkat tangannya, saat aku hendak semakin mendekat, “aku tidak ingin terjadi sesuatu denganmu! Peperangan ini sangatlah berbahaya! Aku sangatlah tidak ingin kau sampai terluka!”

Dia mengalihkan pandangan, menatap ke arahku disaat aku terpingkal mendengar ucapannya, “aku sangatlah bahagia, karena tahu bahwasanya Yang Mulia sangatlah mengkhawatirkanku. Namun Yang Mulia, aku akan tetap bersikeras melindungi Paloma dan melindungi semua yang ada di dalamnya termasuk Yang Mulia itu sendiri.”

“Jika perkiraanku benar … Sosok Yang Mulia di mata Paloma akan hancur kalau saja mereka tahu bahwasanya Raja  menyerahkan Ratu tanpa melakukan satu perlawanan pun. Kau sudah bersusah payah untuk melindungi Paloma selama ini, bukan?” sambungku seraya meraih dan mengenggam tangannya, “maka aku akan membantumu untuk mempertahankan itu semua.”

Dante menatapku dengan sangat lama, sebelum ia mendekat lalu memeluk erat tubuhku, “terima kasih, karena sudah hadir di dalam hidupku, Nona Sakura.”

“Jangan khawatir, Dante. Kita akan menyelesaikan ini bersama-sama,” jawabku sambil mengangguk lalu mengangkat tangan menepuk-nepuk punggungnya, sebagai balasan dari ucapannya itu.

____________.

Aku berdiri, sambil mencengkeram erat salah satu pundakku sendiri, “Gil mengatakan, bahwa pasukan yang akan aku pimpin berkumpul di lapangan yang ada di arah Barat. Tapi di mana mereka? Aku tidak menemukan satu pun dari mereka di sini,” gerutuku seraya mencoba memandang kembali lapangan kosong di depanku.

Our Queen : Memento Mori (II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang