Jeno dan Mark sedang membahas kerjasama mereka di cafe dalam mall. Mark yang meminta untuk membahasnya disana Jeno hanya mengiyakan saja.
Setelah selesai membahas tentang kerjasama, Jeno dan Mark berniat untuk kembali ke kantor masing-masing.
Tapi ditengah-tengah perjalanan Mark malah masuk ke dalam sebuah toko pakaian. Jeno mengernyit bingung karena rasa penasaran menguasai pikirannya jadi dia mengikuti Mark memasuki toko itu.
"Baby?"
Baiklah Jeno sepertinya kau salah mengambil keputusan. Jeno kira ada yang mencurigakan di toko ini makanya Mark memasuki nya
"Dady? Sedang apa disini?"
"Membahas kerja sama, kau sendiri?"
Huh, mereka berdua ngobrol seakan dunia milik berdua. Batin Jeno. Jeno mengalihkan atensinya ke seorang pria yang berada di samping Haechan.
Bukankah dia waiterss yang berada di cafe waktu itu? Apa dia teman Haechan?
Jeno terus memperhatikan pria yang di samping Haechan. Dilihat lihat cantik juga.
Tunggu, apa katanya cantik? Wow Jeno kau menyebut kata itu lagi!
"Ekhem, masih ada orang disekitar kalian berdua." Jeno sudah tak tahan dengan kelakuan sepasang kekasih di hadapannya ini
"Kau iri?" Tanya Mark.
Dahi Jeno mengernyit, "Aku? Untuk apa aku iri."
"Dady ayo kita makan siang bersama." Ajak Haechan.
"Baiklah ayo."
Lagi, Jeno kembali menjadi nyamuk. Sebenarnya bisa saja dia pergi dari sini. Tapi, dia tertarik dengan pria cantik yang di tebak temannya Haechan.
Kalau bukan karena pria itu mungkin dia sudah pergi dari sini daripada jadi nyamuk.
"Injun ayo!" Haechan meraih pergelangan tangan Renjun dan menariknya. Mark dan Jeno berjalan dibelakangnya.
Injun? imut sekali nama panggilannya seperti orang nya. Batin Jeno memuji.
"Teman Haechan?" Tanya Jeno.
Mark yang mengerti arah pembicaraan hanya mengangguk.
"Kau tidak memberitahuku waktu di cafe." Kesal Jeno.
Mark ingin memberi tahu Jeno saat di cafe tapi ia urungkan saat melihat Jeno yang seperti nya tertarik dengan Renjun. Lagipula Mark dan Renjun tidak terlalu akrab.
"Kenapa? Kau tertarik kan?" Tanpa sadar Jeno mengangguk. Jeno yang sadar bahwa dia mengangguk langsung menggeleng dengan cepat. Mark terkekeh pelan.
"Jangan mengelak Jen."
"Kau dekat dengannya?"
"Tidak terlalu, tapi Haechan sangat dekat dengannya."
Tak terasa mereka sudah sampai di salah satu resto.
"Kami yang pesan, kalian yang tunggu di meja dekat jendela itu." Mark menggandeng tangan Haechan. Dia ingin memberi kemudahan pada Jeno untuk berkenalan.
Jeno hendak protes tapi Mark sudah kabur dengan kekasihnya. Mau tak mau dia harus bersama pria cantik ini.
Canggung satu kata yang mendeskripsikan keadaan antara Renjun dan Jeno.
Kenapa pria ini melihatku terus? Ingin rasanya mencolok matanya! Batin Renjun.
"Kau teman Haechan?" Tanya Jeno memulai pembicaraan.
"Iya, aku Renjun."
"Jeno."
"Kau waiterss waktu itu ya?"
Bawel sekali pria ini!
Renjun hanya mengangguk.
"Sepertinya sudah akrab kalian," ucap Haechan yang baru saja datang sambil membawa nampan yang berisi makanan, begitu pula Mark.
Semua makanan yang Mark dan Haechan sama. Tidak ada yang berbeda kecuali minumannya.
Mark dan Haechan makan sambil bercanda jangan lupakan adegan suap-suapan. Menghiraukan kedua orang yang berada di samping mereka. Jeno dan Renjun lagi dan lagi menjadi nyamuk.
"Kasian sekali makhluk yang di samping kita ya dad?" Tanya Haechan sambil memasang muka sesedih mungkin.
Renjun mendengus kesal mendengar ucapan Haechan. Ingin rasanya ku memukul mu Lee Haechan.
"Kau benar baby, itu sudah nasib mereka menjadi nyamuk." Balas Mark. Dan sekarang Jeno ikut kepanasan mendengarnya.
"Tidak boleh pacaran dihadapan jomblo." Kata itu keluar dari mulut Renjun yang sudah kepanasan.
"Kenapa kalian tidak pacaran saja? Kalian cocok juga dilihat-lihat." Ucap Mark menyarankan.
"Aku setuju, bagaimana Renjun? Jeno?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy | Noren [End]
Fanfiction"Dady?" "Yes baby." _________________________________________ Renjun yang ingin mendapatkan uang dengan mudah tanpa bekerja mencoba hal yang ditawarkan Jeno. Awalnya coba-coba, tapi lama-lama kok enak?