14. Cemburu?

6.9K 491 3
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

.
.
.
.
.
.

Selepas sarapan Jeno langsung pergi ke kantor karena pekerjaannya sudah menumpuk banyak.

Di apartemen Renjun sudah tersedia pakaian Jeno karena Jeno sering ke sini, jadi Jeno tak perlu ke mansion untuk mengganti pakaiannya.

"Renjunie, pakaikan dasi ku." Jeno menghampiri Renjun yang sedang merapikan kasur.

"Aish kau kan bisa sendiri." Cibir Renjun.

"Kan itu kalau gak ada kamu."

Renjun menghiraukannya dia lebih memilih fokus memakaikan dasi di leher Jeno.

"Di liat dari dekat cantikmu bertambah kali lipat." Bisik Jeno.

Blush

Pipi Renjun memerah mendengar ucapan Jeno. Jeno yang melihatnya tersenyum.

"Sudah selesai, sana berangkat!" Titah Renjun mencoba untuk mengalihkan perasaan malu nya.

Jeno terkekeh, "baiklah, aku berangkat dulu."

Cup

Jeno mengecup kening Renjun, yang lagi-lagi membuat pipi Renjun memerah walaupun sudah sering Renjun diperlukan seperti itu.

"Saat jam makan siang kau harus datang, kita makan siang bersama."

"Baiklah!"

{•------» ѕυgar dady «------•}

Karena jam makan siang masih lama, Renjun memutuskan untuk hangout bersama Haechan di salah satu cafe.

"Mood mu sudah kembali?" Tanya Haechan.

"Seperti yang kau lihat." Balas Renjun.

Haechan mengangguk, "Yah Jeno berhasil membuat mood mu baik."

Renjun dan Haechan pun larut dalam pembicaraan. Mereka berbicara tentang keseharian yang mereka lakukan. Pembicaraan mereka terhenti karena ada seorang yang datang.

"Boleh bergabung?"

"Guanlin." Ucap Renjun dan Haechan serentak.

"Tentu boleh." Haechan dan Renjun memperbolehkan Guanlin untuk bergabung. Tidak enak juga kalau nolak.

Haechan termenung saat Guanlin lebih memilih duduk disamping Renjun, bukan dia cemburu! Ya kali cemburu, Mark selalu di hati Haechan!

Saat baru datang pun Guanlin menatap Renjun terus. Dan tanpa basa-basi langsung duduk di samping Renjun.

Baiklah bisa disimpulkan Guanlin masih menyimpan rasa dengan Renjun.

{•------» ѕυgar dady «------•}

Jeno menunggu kedatangan Renjun di ruangannya. Lima belas menit lagi jam makan siang.

Klek

Jeno lantas mengalihkan atensinya dari laptop ke arah pintu. Tentu yang berani membuka pintu ruangannya tanpa diketuk adalah Renjun.

Jeno sudah menunjukkan eye smile nya.

"Aku tidak telat kan?" Tanya Renjun yang baru masuk.

"Tentu tidak masih ada beberapa menit lagi."

Renjun mengangguk lalu berjalan ke arah sofa. "Duduk disini saja Renjunie." Titah Jeno sambil menepuk paha nya.

"Tidak mau! Nanti ada yang lihat."

"Ayolah tidak ada yang melihat, lagi pula jika ada yang lihat juga tidak apa-apa."

"Ya itu menurut mu."

Renjun langsung duduk di sofa. Yang membuat Jeno mengerucutkan bibirnya.

"Renjunie." Panggil Jeno.

"Tidak Jeno! Ini kantor."

"Berarti kalau bukan di kantor boleh dong?"

"Hanya di mansion dan apartemen saja Jeno."

"Baiklah baiklah." Jeno kembali melanjutkan pekerjaannya.

{•------» ѕυgar dady «------•}

"Renjun sudah punya kekasih."

"Tanpa kau kasih tahu, aku sudah tahu."

"Lalu kau akan menyerah?"

"Lihat saja nanti, yang pasti aku tidak menyerah begitu saja."

"Kau tahukan yang kau hadapi itu Jeno."

"Sebab itu aku butuh bantuan mu."

"Aku? Aku tidak mau ikutan. Sangat malas berurusan dengan Jeno."

"Ayolah, aku tidak akan memberimu tugas yang berat."

"Sudah kubilang aku malas berurusan dengan Jeno, dia menyebalkan!"

"Menyebalkan tapi tak mau membalas."

"Bukannya tak mau, kasihan saja. Jika dia kehilangan Renjun mungkin dia akan gila lagi. Dilihat dia sudah mencintai Renjun."


"Kau cemburu?"

"Aku? Ayolah untuk apa aku cemburu dengan si brengsek itu?!"



Sugar Daddy | Noren [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang