15. Kekasih

6.1K 426 3
                                    

Happy reading!

"Renjun!"

Renjun menoleh kebelakang saat namanya di panggil. "Guanlin, ada apa?"

Guanlin tersenyum lalu berlari ke arah Renjun.

"Mau kemana?"

"Mau ke fresh cafe."

"Kalau gitu mau bareng?" Tawar Guanlin.

"Tentu saja."

Sekarang mereka sudah berada di fresh cafe mengambil meja paling pojok dan dekat dengan kaca.

"Kau sering kesini?" Tanya Guanlin memulai pembicaraan.

"Tidak juga sih, hanya kalau rindu dengan suasana Cafe ini atau untuk bertemu Soobin." Jelas Renjun.

"Renju-ah." Panggil Guanlin.

"Iya?"

"Aku menyukai mu. Mari berpacaran."

Kalimat singkat itu berhasil membuat Renjun kikuk. Perkataan Haechan benar kalau Guanlin masih menyukainya.

"Terimakasih atas perasaan mu Guanlin, tapi maaf aku tidak bisa membalasnya dan menerima mu sebagai kekasih ku."

Guanlin berpura-pura bingung, "kenapa?"

"A-aku sudah punya kekasih." Jawab Renjun kikuk.

"Kekasih? Siapa? Kau tahu bukan sejak SMA aku menyukai mu Renjunie."

"Aku kekasih nya."

"Jeno?"

Renjun terkejut saat Jeno sudah berada di sampingnya.

Guanlin tersenyum remeh, menatap mata Jeno seolah-olah menantangnya. "Renjun itu milikku asal kau tahu."

"Dia milikku Lai Guanlin. Huang Renjun kekasihnya Lee Jeno." Jeno menekankan kata terakhir nya.

Semua atensi mata terarah pada meja mereka.

"Itu Lee Jeno? Dia bukanya CEO yang terkenal itu ya?"

"Wah ada tuan Lee."

"Jeno sudah punya kekasih ya. Beruntung sekali yang menjadi kekasihnya."

"Sepertinya ada yang berusaha menjadi orang ketiga."

Semua pengunjung berbisik-bisik. Mereka semua menebak apa yang sedang terjadi di meja Renjun.

"Ah begitu tuan Lee Jeno? Tapi saya tidak peduli. Renjun tetap milik saya. Lagi pula bukan kah dia hanya menjadi sugar baby mu tuan Lee?" Ucap Guanlin agak berbisik saat bertanya.

Rahang Jeno mengeras tangan juga mengepal Renjun yang melihat itu takut.

"Kita pergi." Jeno mencekam pergelangan tangan Renjun lalu menariknya dengan paksa.

Renjun hanya pasrah ditarik Jeno, pergelangan tangan nya juga terasa sakit di genggaman Jeno. Pasti nanti ada bekas merah.

"Pelan pelan." Rengek Renjun yang berusaha menyamakan langkahnya dengan langkah Jeno yang besar.

Yangyang segera membuka pintu mobil bagian kursi penumpang saat melihat Jeno berjalan mendekat.

"Masuk." Titah Jeno.

Renjun segera masuk ke dalam mobil disusul Jeno. Yangyang menutup pintu mobil saat Jeno sudah masuk.

Dan berlari kecil menuju pintu pengemudi.

"Kita ke mansion."

Yangyang mengangguk lalu mulai menjalan mobil.

Selama perjalanan Renjun didiami Jeno. Renjun juga tidak berani bicara karena baru pertama kali dia melihat Jeno marah.

Pergelangan tangannya juga masih di genggam oleh tangan Jeno. Renjun harus menahan rasa sakitnya.

Sesampainya di mansion Jeno menarik pergelangan Renjun menuju kamarnya.

Jeno menduduki Renjun di atas kasur. Dia juga melepas cengkram-an nya dari pergelangan tangan Renjun.

Reflek Renjun memegang pergelangan tangan kanannya yang sudah memerah. Renjun meringis pelan.

Dia melihat Jeno yang berdiri membelakanginya, dia sedang melihat kearah jendela.

Tangan Jeno juga masih terkepal, Jeno sedang berusaha menstabilkan emosinya.

Renjun bingung harus melakukan apa agar Jeno tidak marah. Ini pertama kalinya dia punya kekasih. Jadi dia belum paham.

Sibuk berpikir bagaimana cara membuat Jeno tenang hingga dia terkejut saat Jeno sudah berada di dekatnya.

Dia menatap mata Jeno dengan mata yang berkaca-kaca karena tangannya yang begitu sakit.

Hati Jeno ter-iris melihat mata Renjun yang berkaca-kaca, Renjun nya ingin menangis.

Menghela nafas lalu mengusap rambut Renjun. "Maaf, sudah membuat tangan mu sakit."

Renjun diam tak membalas.

"Kau disini saja, jangan kemana-mana."

Cup

Lepas mengecup bibir Renjun, Jeno pergi dari kamar.

Renjun masih diam, Jeno pasti sedang sibuk dan masalah tadi pasti membebani nya.

Renjun segera mengambil handphonenya di tas. Lalu mencari kontak Guanlin.

Guanlin

Guanlin|
Jangan mengejar ku lagi ya?|
Aku sudah punya Jeno|

|Tidak Renjunie
|Aku sudah memendam perasaan ini
  dari dulu.

Guanlin, kumohon|
Menyerah saja ya?|
Aku yakin kau dapat yang lebih baik|

|No Renjun
|Kau milikku
|Aku tidak akan menyerah

You blocked this contact.

"Dasar keras kepala sekali! Aaaahh aku harus nya mengikuti saran Haechan." Renjun menenggelamkan wajahnya di bantal.

Dia jadi uring uringan sendiri. Harusnya dia mengikuti perkataan Haechan kalau Guanlin masih menyimpan rasa jadi harus menjaga jarak.

"Renjunie pabo!" Renjun memukul-mukul kepalanya dengan kedua tangannya.

Saat merasa lelah dia berhenti. "Aku harus menanyakan Haechan bagaimana cara mengatasi amarah Jeno."

Renjun segera mengambil handphonenya dang menyuruh Haechan untuk datang ke mansion Jeno. Karena dia tidak boleh pergi dari mansion ini.
.
.
.
.
.












































 Karena dia tidak boleh pergi dari mansion ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sugar Daddy | Noren [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang