26. Berusaha

3.9K 333 7
                                    

"banyak sekali penjaga nya di pintu depan." Gumam Renjun yang berada di ruang tengah sambil mencuri pandang ke arah pintu utama.

Sudah tiga hari dia berada di mansion ini.

"Dibelakang juga ada pintu penjaga nya juga sedikit tapi banyak maid disana." Batin Renjun.

Renjun sedang memikirkan cara untuk keluar dari sini. Dia tidak betah! Walaupun Guanlin selalu memberikan semua kesukaannya. Tetap saja dia merindukan Jeno nya.

Hihihi Renjun sudah jatuh cinta dengan Jeno...

"GUANLIN DIMANA KAU!"

Lamunan Renjun buyar saat ada yang mencari Guanlin sambil teriak. Lantas dia melihat ke pintu.

Jaemin? Bagaimana bisa dia disini.

"YAK GUANLIN KELUAR KAU! RENJUN SEDANG MENGHI-" Teriakan itu terhenti saat sang pelaku melihat ke arah sofa.

"Lho Renjun kau disini?" Tanya Jaemin.

Jaemin langsung menghampiri Renjun. "Tunggu kalau kau ada di sini berarti...."

Renjun hanya diam saja dari tadi, dia sedang tidak ingin berbicara.

"Kau di culik Guanlin?" Tebak Jaemin.

Renjun mengangguk kecil.

"Apa?! Yang benar saja Guanlin menculik mu. Dia bahkan tidak pintar membujuk anak kecil untuk ikut bersamanya bagaimana kau bisa?"

"Pikirkan sendiri." Ucap Renjun dingin.

"Aish kau menyebalkan! Dimana sekarang Guanlin itu?"

"Kantor mungkin."

"Baiklah aku harus ke sana, kau diam diam saja ya di sini. Aku akan merebut Jeno mu." Ucap Jaemin sambil berjalan keluar.

Tentu Renjun panik mendengar kalimat terakhir. Masalah nya dia tidak tau Jeno masih menyimpan rasa kepada Jaemin atau tidak!

Kalau masih bisa gawat! Jeno saja masih menyimpan foto Jaemin.

Melihat perubahan raut Renjun dari jauh membuat Jaemin terkikik geli. "Aku bercanda!" Terik Jaemin dari luar.

Renjun memincingkan matanya, apa bisa dipercaya ucapan Jaemin?

{•------» ѕυgar dady «------•}

"YAK KENAPA KAU TIDAK MEMBERI TAHU KU KALAU KAU YANG MENCULIK RENJUN?!" Tanya Jaemin dengan teriakan.

Guanlin menutup kedua telinganya, astaga gendang kupingnya bisa pecah.

"Bisakah tidak usah berteriak? Ini kantor bukan club. Aku masih bisa mendengar mu dengan suara kecil."

Jaemin memutar bola matanya.

"Jelaskan perbuatan mu." Ucap Jaemin sangat pelan bahkan seperti berbisik.

Guanlin menghela nafas, bukan berbisik juga!

"Bukan berbisik juga Jaemin."

"Aish kau bilang bisa mendengar suara kecil." Ucap Jaemin sebal.

"Tapi bukan berbisik."

"Baiklah baiklah, sekarang jelaskan perbuatan mu itu. Kau membuatku jauh jauh datang dari Seoul untuk memberi tahu Renjun diculik. Ternyata kau penculik nya." Cibir Jaemin.

"Yaya, terimakasih sudah jauh jauh datang dari Seoul Na Jaemin. Soal Renjun, kau tahu alasannya bukan?"

"Hm aku tau, lalu Jeno? Dia pasti menemukan mu nanti."

"Hahahaha, menemukan ku? Dia saja kehilangan jejak ku. Ponsel Renjun sudah ku buang. Dan mobil yang ku pakai juga berbeda-beda saat menculik Renjun."

Ya, untuk membuat Jeno pusing. Guanlin mengganti-ganti mobilnya saat ke bandara. Dengan begini Jeno tidak cepat menemukan persembunyian nya di Daegu.

"Licik sekali."

"Bukan kah itu bagus? Kau bisa mendapatkan Jeno kembali. Ku tahu kau masih menyimpan perasaan terhadap Jeno?"

"Kau benar Lai Guanlin." Jawab Jaemin dengan tersenyum miring.

{•------» ѕυgar dady «------•}

"Coba kau cek cctv bandara dan sekitarnya, siapa tau ada clue disana."

"Ge benar, aku akan mengeceknya."

Yangyang segera menjalankan saran Kun. Dia mengotak-atik komputer nya mencoba meretas cctv yang berada di bandara.

"Ck, tidak ada ge!"

Kun tidak menjawab keluhan yanyang, dia masih fokus melihat layar komputer yang sedang menampilkan rekaman cctv.

Klik

Dengan cepat Kun memberhentikan rekaman cctv yang berada di dalam bandara.

"Bukankah ini Renjun?" Tanya Kun sambil menunjuk ke arah layar komputer dimana menunjukkan seorang pria di gendong ala koala yang memiliki ciri-ciri fisik seperti Renjun.

Dan dilihat dari jaketnya, sepertinya iya. Jaket yang sama dipakai Renjun saat hari penculikan nya.

Yangyang segera memperhatikan baik-baik pria yang ditunjuk Kun. Dari atas sampai bawah, Yangyang benar-benar melihat nya dengan intens.

"INI RENJUN GE!" Teriak Yangyang senang.

"Sepertinya dia menggunakan pesawat pribadi." Ucap Kun.

"Kau benar ge, dia pergi ke arah lintasan pribadi. Aku akan meretas datanya."

Yangyang kembali'menjalan komputer nya, dia sedang meretas data bandara.

"Daegu, dia pergi ke Daegu ge."

"Kita beri tahu Jeno."

Dengan segera Yangyang dan Kun berlari ke luar untuk pergi ke kantor Jeno.

"Daegu? Kalian lacak kendaraan yang mereka pakai setelah turun dari pesawat. Besok pagi kita pergi, aku harus menyelesaikan pekerjaan sialan ini dulu." Ucap Jeno setengah frustasi karena pekerjaannya yang menumpuk.

Sejak kemarin Jeno mencoba mengontrol emosi nya yang mudah terpancing. Tentu saja ini karena dia frustasi kehilangan Renjun nya.

"Baiklah kami pamit dulu."

Sugar Daddy | Noren [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang