21. Bertemu kembali

4.9K 404 7
                                    

"Haechan!" Panggil Renjun sedikit berteriak. Dia berjalan menghampiri Haechan.

"Ku kira tidak datang."

"Tentu saja datang! Bukan kah sudah ku bilang kita akan hang out untuk pertama kalinya disini apa pun caranya."

Ya jurus yang Renjun keluarkan kemarin sangat ampuh. Dia berhasil merobohkan pertahanan yang Jeno buat.

Lihat, aku berhasil!

Haechan terkekeh melihat Renjun yang  mengoceh dengan semangat. "Baiklah baiklah kita akan hangout besok."

"Yeah itu harus."

"Kalian sudah menemui sang pemilik acara?" Tanya Mark.

"Belum, kami baru datang. Dan Renjun langsung melihat kalian." Jawab Jeno.

Mark mengangguk, sedangkan Haechan dan Renjun asyik mengobrol membahas apa yang akan mereka lakukan besok saat hang out.

"Baby, kita harus bertemu pemilik acara dulu."

"Huh, jangan memanggilku dengan sebutan itu. Geli tau!" Omel Renjun.

"Kau akan terbiasa Renjun." Kata Haechan.

Renjun hanya mendengus, sebenarnya dia malu jika Jeno memanggil nya dengan sebutan baby. Jika di apartemen atau di mansion boleh saja. Asalkan bukan tempat umum!

Jeno yang tau kenapa Renjun mengomel tidak suka dengan sebutannya itu terkekeh.

Ya, Jeno tau alasannya karena jika di mansion atau apartemen Renjun biasa saja jika ia panggil dengan sebutan itu.

"Mark, aku pergi dulu." Pamit Jeno sambil merangkul pinggang Renjun yang masih badmood.

Mark mengangguk.

Jeno pun berjalan untuk bertemu sang pemilik acara untuk mengucapkan selamat.

"Selamat atas resort terbaru nya tuan Moon."

"Ah tuan Lee ternyata, terima kasih. Ku kira kau tidak datang."

"niatnya gitu, hanya.." Jeno menghentikan perkataannya lalu melirik Renjun yang berada di sampingnya.

Taeil mengikuti lirikan mata Jeno, mengangguk paham dengan lirikan yang diberikan Jeno.

"Ahahaha harusnya kau ikuti saja niatmu Jeno."

"Nanti ada yang marah Taeil hyung."

Renjun yang mendengar itu merasa tersendir, "itu sama saja kau tidak mau Jeno datang tuan Taeil." Ucap Renjun dengan nada sindiran.

Renjun lagi mode senggol bacok jadi ya begitulah.

Taeil yang mendengar sindiran itu terkekeh, "ah maaf maaf nyonya Lee ak-"

"NYONYA LEE?!" Teriak Renjun. Untung mereka sedang berada sedikit jauh dari pusat pesta. Lebih tepatnya mereka di halaman belakang sedangkan pesta berada di dalam.

Jeno terkejut dengan intonasi bicara Renjun. "Hei Renjunie dia lebih tua dari mu, sopan by."

"Tapi dia memanggil ku nyonya Jen." Renjun berubah drastis sekarang. Tadinya mode angry sekarang mode cute. Dia merengek ke Jeno dengan kakinya yang dihentakan.

Taeil yang melihat itu merasa gemas, beruntung sekali Jeno mendapatkan nya.

Jeno menghiraukan rengekan Renjun, dia membungkukkan sedikit badannya ke Taeil. "Maaf ya, Renjun kurang sopan tadi."

"Iya iya, itu salahku juga memanggil nya nyonya."

"Tidak hyung, memang Renjun nyonya Lee. Coming soon." Ucap Jeno pelan saat menyebut kata nyonya Lee.

"Aku masih mendengar mu Jeno." Ucap Renjun ketus.

"Sudah sana kalian nikmati acaranya, aku juga ingin bertemu dengan yang lain."

Renjun tersenyum cerah ini yang ia tunggu tunggu sejak tadi. "Ayo Jeno!" Ajak Renjun sambil menarik lengan Jeno.

"Iya-iya tidak sabar sekali memakan cake." Jeno pun berbalik untuk pergi ke dalam agar Renjun bisa memakan cake yang tersedia di sana.

Tapi sebelum itu..

"Hati-hati dia ada disana. Jangan sampai kau lengah Jeno." Bisikan itu membuat nya tidak tenang.

"Ayo Jeno!" Teriak Renjun tak sabaran.

Akhirnya Jeno melangkah pergi masuk ke dalam dengan perasaan tidak tenang karena bisikan dari Taeil.

'Dia? Dia siapa? Apa itu Guanlin? Tapi aku tidak pernah menceritakan tentang Guanlin ke Taeil hyung. Jangan-jangan ini yang Yangyang maksud.'

"Jeno." Renjun memukul pelan bahu Jeno.

Jeno sedikit tersentak akibat pukulan pelan itu. "Kau melamun ya?" Tanya Renjun dengan tangannya yang memegang piring kecil dengan cake yang berbeda rasa diatasnya. Dan tangan satunya lagi memegang garpu.

"Iya, maaf. Enak cake nya?" Renjun mengangguk dengan semangat, mulutnya sudah penuh dengan cake jadinya dia hanya mengangguk.

Jeno terkekeh gemas melihat pipi Renjun yang mengembang akibat memakan cake terlalu banyak.

"Pelan pelan by." Jeno mengelap remahan cake yang berada di sudut bibir Renjun dengan ibu jarinya.

Setelah bersih, Jeno melahap ibu jarinya sendiri yang habis dipakainya membersihkan sudut bibir Renjun.

Renjun yang melihat itu merasakan panas di pipinya, sepertinya pipinya memerah.

Jeno tersenyum ketika melihat semburat merah di pipi Renjun.

Renjun memakan cake lagi agar mengalihkan rasa malu nya. Astaga kenapa pipinya tidak bisa diajak kerjasama?

"Renjun, sudah makannya. Kita cari Haechan ya?"

Renjun mengangguk, dia sudah banyak makan cake. Kalau dia lanjut lagi bisa-bisa cake nya habis dimakan dirinya sendiri.

Jeno dan Renjun mulai berjalan mencari Haechan dan juga Mark. Dengan tangan Jeno yang senantiasa berada di pinggang Renjun seolah-olah memberi tahu ke seluruh tamu yang menatap Renjun dengan tatapan memuja kalau Renjun adalah miliknya.

"Dimana Haechan?" Tanya Renjun sambil melihat sekitar.

"Entahlah aku juga tidak tahu, bagaimana kalau kita ke tempat tadi saja saat baru masuk?" Renjun mengangguk setuju.

"Baiklah, Ayo!" Renjun dengan semangat berjalan ke tempat pertama saat dia dan Jeno  sampai di resort ini.

Yaitu meja yang tidak jauh dari pintu masuk. Di sanalah dia menemukan Haechan dan Mark.

"Jeno?" Panggil seorang dari belakang.

"Ya?"

Jeno menoleh kebelakang dan

'jadi ini maksud Taeil hyung dan Yangyang.'

'ingat Jeno kau harus profesional.'

"Oh ternyata kau kupikir siapa tadi." Jeno terkekeh kecil.

"Hahaha kau terkejut?"

"Tentu saja terkejut, sangat terkejut."

Renjun diam, sedari tadi ia memperhatikan lawan bicara Jeno. Dia seperti pernah melihatnya. Tapi dimana?

Sedari tadi juga saat mereka mengobrol Renjun tidak mendengarkannya. Dia masih fokus untuk mengingat wajah pria yang menjadi lawan bicara Jeno.

'aku ingat, dia..."

"Kita bertemu lagi Jaemin, aku tidak menyangka kalau aku bertemu dengan mu."









Sugar Daddy | Noren [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang