"Haechan." Renjun memeluk Haechan yang baru datang ke apartemennya. Haechan sedikit terkejut.
"Kau kenapa?" Tanya Haechan.
"Tidak tahu." Gumam Renjun.
Haechan melepas pelukannya, masuk ke dalam apartemen diikuti Renjun. Mereka duduk di sofa ruang tengah. "Mood mu tidak baik ya?"
Renjun hanya mengangguk. "Nonton drakor mau?" Tanya Haechan yang langsung di jawab gelengan oleh Renjun.
Haechan mengernyit heran tumben sekali Renjun tidak mau. Biasanya drakor adalah obat dari mood buruk Renjun.
"Kau kenapa?"
"Habis melihat orang yang cantik." Jawab Renjun.
"Aish, jangan insecure. Kau lebih cantik Renjunie."
"Cantikan aku tapinya." Lanjut Haechan.
Tidak ada tanggapan dari Renjun. Renjun terlihat uring-uringan. Haechan berpikir keras untuk membalikkan mood Renjun.
Baiklah Haechan menyerah, dia beranjak dari sofa menjauhi Renjun. Renjun menghiraukan Haechan.
Haechan menelfon Jeno kalau Renjun sedang bad mood dan menyuruh nya ke sana untuk membalikkan mood Renjun. Sudah pasti Jeno mengiyakan.
Sekitar dua puluh menit kemudian Jeno datang dengan hoodie Dan celana pendek se lutut yang membaluti badannya. Jeno juga membawa donat di tangan kirinya.
"Renjun mana?" Tanya Jeno ke Haechan yang sedang di ruang tengah.
"Di kamar."
"Kau pulang saja biar aku yang mengurus Renjun."
"Itu?" Haechan menunjuk kantong plastik yang dipegang Jeno.
"Untuk Renjun, kau bisa membeli sendiri."
"Ck, harusnya kau juga belikan untuk ku. Yasudah lah aku minta Mark saja. Aku pamit, balikan mood Renjun ya!"
Haechan pergi dari apartemen Renjun.
Setelah punggung Haechan hilang dari pintu Jeno bergegas ke kamar Renjun.
Membuka pintu dengan perlahan-lahan dan memperhatikan sekeliling kamar.
Ah Renjun sedang duduk tenang di sofa sambil menonton televisi lebih tepatnya televisi yang menonton nya. Karena Renjun sedang asyik dengan handphone. Jeno tersenyum kecil lalu mendekati Renjun. Duduk tepat di sampingnya.
"Mood mu buruk hm?" Tanya Jeno seraya mengelus rambut Renjun.
"Emm."
"Ini aku bawakan donat makan Sekarang atau nanti?" Jeno mengangkat tangannya yang membawa donat.
"Nanti saja." Jeno mengangguk lalu menaruh plastik yang berisi donat itu di atas meja.
Renjun membaringkan badannya menaruh kepalanya di atas paha besar Jeno. Sambil memainkan handphone miliknya lagi.
Jeno langsung menaruh tangan kirinya di depan badan Renjun agar badan Renjun tidak jatuh. Memperhatikan Renjun yang sedang memainkan handphone nya.
Jujur Jeno binggung harus bagaimana membalikkan mood Renjun kembali.
"Renjun kau mau ke cafe agar mood mu baik?" Tanya Jeno
Renjun mendongak ke atas menatap Jeno. "Mau, tapi ke cafe tempat ku bekerja. Minggu ini aku belum ke sana sama sekali. Sekalian bertemu Soobin."
{•------» ѕυgar dady «------•}
Jeno berhasil membuat mood Renjun baik kemarin. Mood Renjun membaik sehabis dari Cafe. Saat di cafe Renjun berbincang dengan Soobin.
Mengabaikan Jeno yang mengajak nya kesini. Kesal? Tentu saja Jeno kesal, tapi demi mood Renjun membaik!
Dan sekarang dia sedang memasak sarapan untuk Renjun. Ya dia nginap di sini karena Renjun yang meminta.
Dengan kemampuan masak yang pas pasan Jeno berhasil membuat telur mata sapi tanpa gosong seperti saat dia pertama kali mencoba memasak dulu.
Karena Jeno memasaknya dengan api besar. Jeno juga tidak membalikkan telurnya jadinya sisi belakang nya gosong. Jeno takut terkena minyak.
Sekarang dia mencoba memasak lagi dengan api kecil saat memasukan telurnya.
Jeno sangat hati-hati sekali dalam memasak telur. Dia tidak ingin gagal lagi seperti dulu. Semangat Jeno!
Gak nyangka ada yang baca hasil kegabutan kuMakasih yang udah bertahan baca cerita ini apalagi yang udah vote
TERIMAKASIH!
( ˘ ³˘)♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy | Noren [End]
Fanfic"Dady?" "Yes baby." _________________________________________ Renjun yang ingin mendapatkan uang dengan mudah tanpa bekerja mencoba hal yang ditawarkan Jeno. Awalnya coba-coba, tapi lama-lama kok enak?