16. Membujuk Jeno

6.4K 465 2
                                    

Renjun menyimak perkataan Haechan. Haechan sedang memberi tahunya pengalaman merendam amarah Mark.

Haechan memberi saran ini itu ke Renjun dan sesekali mengomeli nya karena tidak percaya dengan perkataannya perihal Guanlin.

"Huh, banyak sekali sarannya aku jadi bingung tau!" Keluh Renjun.

"Ck, tinggal pilih saja yang mana yang ampuh."

Renjun mengerucutkan bibirnya. Haechan yang melihat itu tersenyum kecil. Tiba-tiba terlintas sebuah ide jail untuk Renjun.

"Kau ingin memakai cara cepat tidak?" Tawar Haechan sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Tentu saja, jika ada yang cepat aku mau!" Ucap Renjun semangat.

Haechan terkekeh geli, "kau yakin? Kau pasti menolaknya nanti lagipula banyak konsekuensi nya lho."

"Tentu saja dan aku siap menerima konsekuensinya!" Tegas Renjun.

"Ahahaha baiklah aku akan menyiapkan nya. Tunggu sebentar!" Haechan melangkah pergi dari kamar Jeno.

Yang dilakukan Renjun sekarang adalah menunggu Haechan kembali sambil menonton TV dan memakan cemilan.

{•------» ѕυgar dady «------•}

"Nah, pakai ini saat Jeno pulang." Haechan menyodorkan sebuah tote bag.

Renjun menerima nya lalu saat mengeluarkan isinya dia mengernyit bingung.

"Pakaian apa ini?!" Renjun meminta Haechan memberi tahu.

"Hehehe, itu cara terampuh yang pernah ku coba. Menjadi maid."

"Yang benar saja ini ampuh." Renjun melihat-lihat pakaian maid itu.

Renjun menatap Haechan kembali.

"Tidak ada cara lain?" Tanya Renjun, berharap ada cara lain.

"Ck, tadi kau bilang mau!" Cibir Haechan.

Huh, kalau pakai baju ini harga diri Renjun bisa jatuh!

"Kau tidak bilang menjadi maid haechanie."

"Yasudah bentar! Aku akan berpikir lagi." Haechan memasang pose berpikir. Renjun hanya diam tidak ada niatan untuk menganggu.

"Ha! Tidak ada."

Awalnya Renjun sangat bersemangat tapi saat kata terakhir dia menjadi lesu.

"Ih dasar!" Renjun memukul Haechan dengan bantal yang berada disampaikan. Haechan hanya terkekeh geli.

Drttt....drttt

Nada dering khusus untuk Mark di menelfon Haechan terdengar. Haechan sengaja memberikan nada dering berbeda agar dia tau yang menelfon nya adalah Mark.

"Sudah cukup, Mark menelfon ku!" Renjun berhenti, membuat Haechan menerima telfon.

"Halo Mark, ada apa?"

"....."

"Baiklah aku kesana."

Haechan menutup panggilan telfon nya. "Renjun aku harus ke kantor Mark. Aku pamit ya!" Haechan bangkit dari duduknya.

Sugar Daddy | Noren [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang