"Hai Jeno."
Jeno menoleh ke samping, "Jaemin?"
"Hehehehe, kau sedang apa disini?" Tanya Jaemin berbasa-basi.
"Kau sendiri?" Bukanya menjawab pertanyaan Jaemin, Jeno malah balik bertanya.
"Emm, liburan." Jawab Jaemin.
"Disini? Bukankah kau lebih suka ketempat yang banyak permainannya."
"Iya benar, namun aku sedang mencoba liburan di sini. Ingin menjernihkan pikiran." Bohong Jaemin.
Apa yang perlu dijernihkan, pekerjaannya saja hanya mengecek keuangan cafe. Jaemin sangat santai sebagai pemilik cafe yang cukup diminati di Korea.
"Oh kau masih tau kesukaan ku ya." Goda Jaemin
"Iya begitulah. Apakah kau tidak pegal berdiri? Duduklah." Tawar Jeno.
"Baiklah, terima kasih." Jaemin pun berjalan menuju kursi.
"Ngomong-ngomong kau belum menjawab pertanyaan ku tadi."
Jeno mengangkat sebelah alisnya, ternyata Jaemin menagih jawabannya.
"Aku kesini sedang mencari Renjun." Jawab Jeno.
"Renjun hilang?" Tanya Jaemin pura-pura kaget.
Jeno mengangguk.
Jaemin tersenyum manis ketika memikirkan sebuah rencana yang menurutnya menyenangkan. "kau sudah menemukan lokasinya?"
"Sudah, tapi belum pasti."
Jaemin tersenyum miring.
Mood ku cukup baik untuk bertengkar.
"Butuh bantuan? Aku akan membantu mu dengan senang hati. Hitung-hitung balas budi untuk yang dulu."
"Tidak usah, aku sudah tau keberadaan Renjun. Hanya tinggal menyusun strategi." Tolak Jeno.
"Baiklah kalau kau tolak, aku akan pergi."
Jaemin pun beranjak dari kursi dan berjalan pergi. Tapi saat tepat berada di samping Jeno ia membungkuk.
Menyamakan tingginya dengan tinggi Jeno. Mendekatkan wajahnya karena ingin membisikkan sesuatu.
"Kau tahu? Aku adalah seseorang yang tau seluk beluk mansion itu Lee Jeno, bahkan aku pernah mengobrol dengan Renjun." Bisik Jaemin.
Jaemin menegakkan badannya lalu melenggang pergi.
Jeno sedikit terkejut mendengar pernyataan Jaemin. Dia pun mengejar Jaemin yang sudah di luar cafe.
{•------» ѕυgar dady «------•}
"Ayo pulang!" Sentak Renjun.
Guanlin mengernyit heran, kenapa tiba-tiba marah? Padahal dari tadi dia diam saja.
"Pulang sekarang?" Tanya Guanlin memastikan. Renjun mengangguk sebagai jawaban.
"Baiklah ayo."
Sesampainya di mansion Renjun langsung pergi ke kamarnya. Dia benar-benar kesal dengan kejadian di cafe.
Apa yang di bicarakan oleh mereka? Sampai-sampai Jeno mengejar Jaemin.
Renjun uring-uringan sekarang. Apa Jeno masih menyukai Jaemin? Dan melupakan dirinya yang sedang di culik?!
Huh!
Renjun menatap ke arah jendela. Berkhayal kalau tiba-tiba saja ada Jeno dari luar jendela dan menyelamatkan dirinya dari Guanlin.
Semoga saja terjadi dengan cepat. Renjun sudah ingin keluar, dia benar-benar bosan disini.
Hari-hari nya hanya makan nonton TV lalu makan lagi dan tidur. Selalu saja begitu. Walaupun tidak ada bedanya ketika ia belum diculik Guanlin.
Tapi tetap saja! Huhuhuhu jika bersama Jeno, Renjun masih bisa berbelanja dan hang out untuk mengisi waktu.
Renjun juga merindukan Jeno...
"Ya brengsek kapan kau menjemput ku." Teriak Renjun kesal sambil memukul bantal yang tak bersalah.
{•------» ѕυgar dady «------•}
"Apa dia bisa dipercaya?" Tanya Yangyang.
"Kau tahu kan kalau ini mantan kekasih? Bisa saja Jaemin masih menyukai mu dan dia sedang mencoba menjebak mu." Ucap Kun.
Sedangkan Jeno masih diam berpikir. Mereka sedang berdiskusi tentang kerjasama dengan Jaemin.
"Kita coba percayai dia, jika ucapan mu benar dia menjebak ku. Maka dia akan ku jebak juga."
Yangyang dan Kun mengangguk.
Mereka bertiga keluar dari kamar Yangyang. Menyusul Jaemin yang berada di ruang tengah.
"Oh sudah selesai kalian berdiskusi?" Tanya Jaemin ketika Jeno duduk di sampingnya. Tidak berdekatan tentu saja Jeno duduk di ujung sofa.
"Kita bekerja sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy | Noren [End]
Fiksi Penggemar"Dady?" "Yes baby." _________________________________________ Renjun yang ingin mendapatkan uang dengan mudah tanpa bekerja mencoba hal yang ditawarkan Jeno. Awalnya coba-coba, tapi lama-lama kok enak?