17. Undangan

5.7K 436 4
                                    

Sudah 2 Minggu sejak kejadian Guanlin yang menyatakan rasanya ke Renjun.

Dan Jeno juga sudah tidak terlalu memikirkannya, karena dia yakin Renjun nya sudah cinta dengan nya.

Buktinya Renjun sekarang suka bermanja-manja dengan Jeno. Ia juga sering ke kantor Jeno untuk makan siang bersama tanpa Jeno suruh.

Senang? Tentu Jeno senang, yang ia lakukan adalah menjaga Renjun agar Guanlin tidak bisa mengambilnya.

Hari sibuk Jeno adalah setiap hari Senin sampai Rabu. Pekerjaan nya 2x lipat dibandingkan hari sebelumnya.

Jeno sengaja membuat tiga hari itu terasa berat. Karena dia akan pulang cepat mulai hari Kamis. Tentu Renjun alasan nya.

"Ini proposal yang anda minta." karyawan itu menaruh sebuah map itu ke atas meja Jeno.

Jeno hanya mengangguk lalu mengibaskan tangannya secara pelan. Sang karyawan mengangguk lalu membungkuk sebelum pergi.

Jam telah menunjukkan pukul enam petang dan biasanya di hari sibuk ini Jeno akan pulang jam 11 atau 12 malam. Tergantung perkejaan nya.

{•------» ѕυgar dady «------•}

Tidak dengan Jeno yang sibuk Renjun malah sangat santai. Yah alasan utamanya adalah tidak punya pekerjaan jadinya santai.

"Besok hari Kamis, berarti aku boleh menganggu Jeno." Renjun tersenyum cerah.

"Ini sudah jam sembilan malam, pasti Jeno belum pulang." Renjun melihat ke arah jam dinding yang ada di kamarnya.

Jeno

Jeno sudah pulang?|

Tidak ada balasan dari Jeno, tentu Renjun tau Jeno sedang sibuk agar besok memiliki waktu dengannya.

Jeno

Jeno sudah pulang?|

|Tentu saja belum by
|Kenapa belum tidur?

Belum ngantuk|
Jeno udah makan belum?|

|Belum by

Aku kesana ya?|
Kita makan bareng|
Aku bikin nasi goreng|

|Jangan ini sudah malam
|Bahaya kalau keluar sendiri
|Baby dirumah saja
|Makan sendiri saja ya?

Uhh, Aku kan mau makan bareng!|
Yasudah aku kirim saja makanannya|

|Kirim saja aku akan memakannya

Tunggu sebentar Dady!|

|Yes, baby boy

Renjun segera mengambil kotak bekal dan memasukan nasi goreng buatan nya ke sana dia juga menambahkan telur mata sapi.

Menurut kotak bekal dengan rapat lalu memasukkan nya ke paper bag.

Setelah selesai dia kembali membuka handphone nya dan membuka aplikasi yang menawarkan jasa antar barang.

Setelah selesai dia tinggal menunggu kurir datang. Sambil menunggu Renjun menulis sesuatu di selembar note.

"Selesai!"

Memasukkan note itu ke paper bag dan bel apartemennya berbunyi. Tepat sekali!

{•------» ѕυgar dady «------•}

"Ini apa?" Tanya Renjun ke Jeno sambil memegang sebuah amplop.

Jeno berhenti memeriksa berkas yang berada di tangannya. Menatap amplop yang Renjun pegang.

"Itu undangan, salah satu perusahaan yang bekerjasama dengan ku akan melakukan pergantian CEO." Jelas Jeno.

"Niatnya aku tidak mau hadir, aku ingin bersamamu saja." Lanjut Jeno.

"Jangan! Kau harus datang."

"Kenapa harus ikut? Itu hanya pesta biasa."

"Ck, aku ingin ke sana."

"Baiklah baiklah aku akan datang dengan kau sebagai pasangan ku."

Renjun tersenyum cerah. "Yey!"

{•------» ѕυgar dady «------•}

Sesuai janji Jeno, Renjun ikut menghadiri pesta ini. Sejak masuk kedalam Renjun selalu dipandang oleh para tamu yang lain.

Renjun risih jika dilihat terus-menerus. Renjun mencoba untuk tidak peduli dengan pandangan para tamu yang lain.

Mungkin Renjun sangat tampan? Makanya banyak yang lihat.

Tangan Jeno juga tidak pernah lepas menggenggam tangan nya. "Jeno bisakah kau lepas tangan mu? Risih tau!" Bisik Renjun.

Jeno mengangguk lalu tangannya melepas genggaman tangan Renjun lalu berpindah ke pinggang Renjun.

Renjun memukul pelan tangan Jeno yang berada di pinggang nya. "Ish, bukan gini juga!" Tegur Renjun pelan.

"Diamlah, banyak yang melihat mu. Nanti kau diculik atau hilang."

Ck, Jeno tidak tau kata risih ya?

Padahal Renjun bisa menjaga dirinya sendiri. Disini juga banyak bodyguard harusnya aman.

"Tuan Jeno, sini bergabung!" Seseorang memanggil Jeno sambil mengibaskan tangannya.

Jeno berpikir sejenak, dia tidak mau bergabung tapi Renjun nya pasti lelah berdiri sedangkan semua bangku yang di sediakan sudah penuh di duduki para pendiri perusahaan yang sombong dan memiliki sifat tidak mengenakan. Makanya banyak yang lebih memilih berdiri ketimbang bergabung.

Jeno mengangguk, menyuruh Renjun untuk mengikuti nya. Dengan senang hati Renjun mengikuti Jeno.

"Ah maaf tuan Jeno, kursinya tersisa satu." Ucap Yeonjun, dia merasa bodoh tidak melihat Jeno yang merangkul pinggang kekasih nya.

"Tidak apa-apa, biar kekasihku yang duduk." Jawab Jeno.

"Aku yang duduk?" Tanya Renjun memastikan. Jeno mengangguk sebagai jawaban.

 Jeno mengangguk sebagai jawaban

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sugar Daddy | Noren [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang