Chap yang paling ditunggu-tunggu, huh?👀
Mwehehehe 🌚
{•------» ѕυgar dady «------•}
11 bulan sudah mereka lewati dengan status sebagai pasangan suami suami. Dan yeah, mereka mendapatkan anggota baru bernama Jisung, tepat sebulan mereka menikah.
Bayi berumur 10 bulan itu berhasil membuat kehidupan Jeno dan Renjun menjadi tambah berwarna.
"Baba!" Pekik Jisung.
"Apa sayang?"
"Mam! Mamam uwah, Jie lapal!" (Makan! Makan buah, Jie (panggilan Jisung) lapar!) Jawab Jisung sambil menepuk-nepuk paha Renjun.
Renjun terkikik gemas melihat tingkah laku Jisung yang sangat menggemaskan. "Jisung lapar hm? Kalau gitu ambilkan baba remote tv dulu, disana. Kalau Jisung berhasil, baba kasih Jisung pisang." Tawar Renjun.
Renjun sengaja memberikan tantangan kepada anaknya itu. Dia ingin mencoba melatih Jisung yang sedang dalam fase belajar berjalan dan berbicara.
Cukup cepat memang, tapi tidak usah terkejut dengan bibit unggul dari tuan Lee Jeno ini.
Dengan semangat Jisung mencoba menyeimbangkan badannya lalu mulai berjalan ke arah kabinet yang berada di bawah tv.
Kabinet itu berukuran sedikit besar dari tubuhnya. Membuat Jisung harus sedikit berjinjit untuk mengambil remote tv. Untungnya letak remote itu di pinggir jadi Jisung tak terlalu kesusahan.
Setelah berhasil mendapatkan remote itu, Jisung memeluk remote itu dengan erat agar tak jatuh saat dia menghampiri babanya.
Dengan perasaan senang Jisung berlari ke arah Renjun. "Baba!!" Pekik Jisung di sela-sela berlari nya.
Renjun yang panik segera memasang badan agar saat Jisung mulai oleng dia dapat menangkap balita itu.
"Baba!" Jisung berhasil membawa remote itu ke Renjun tanpa jatuh.
Renjun menghela nafas lega saat Jisung tidak oleng saat berlari. Sepertinya otot kaki Jisung mulai ada kemajuan.
Renjun memasang senyum bahagia nya. "Terima kasih sayang. Tunggu disini, baba ambilkan pisang dulu."
Renjun hendak berdiri namun Jisung menarik pelan celananya. "Ndak mau, Jie ikut baba!" Protes Jisung.
"Baiklah ayo." Renjun merentangkan tangannya, berniat menggendong Jisung, tapi balita itu malah melangkah mundur, menghindari Renjun.
"Ndak mau di ndengdong!" (Gak mau di gendong!) Tolak Jisung.
Renjun yang mengerti maksud Jisung tersenyum, dia mengulurkan tangannya dan diterima oleh balita itu.
Akhirnya Renjun berjalan ke dapur dengan Jisung di gandengannya, jangan lupakan badan Renjun agak membungkuk karena tangan Jisung tidak bisa mencapai tangannya jika ia berdiri tegak.
Renjun mendudukkan anaknya di atas meja makan. Menyuruh Jisung untuk diam disana dan mencuri satu kecupan di pipi Jisung. Jisung hanya tertawa sehabis dicium babanya itu.
Dengan segera Renjun mengambil buah pisang di kulkas dan dikejutkan dengan tangan yang melingkar di pinggang nya.
"Aku merindukanmu."
Cup!
"Jeno, ada Jisung." Desis Renjun seraya mencubit lengan pria itu.
Sang empu hanya menunjukkan eye smile nya lalu melepaskan pelukannya di pinggang Renjun.
"Picang!!" Jisung girang saat Renjun memamerkan dua buah pisang di kedua tangannya.
"Jie mau hm?" Tanya Renjun meledek anaknya.
"Baba!! Jie mau picang!" Rengek Jisung yang kesal karena diledek oleh babanya itu. Sedangkan sang Dady hanya menonton di samping nya.
"Hahahaha, baiklah baiklah."
Renjun menaruh salah satu pisang di atas meja disamping Jisung dan mengupas kulit pisang yang digenggamnya untuk Jisung.
Setelah selesai, dia memotong kecil daging pisang itu dengan tangannya untuk disuapi ke mulut kecil Jisung.
Jeno yang tertarik pun ikut mengupas pisang yang tadi di taruh Renjun di samping Jisung. Setelah semua kulit pisang itu terbuang, Jeno menyodorkan pisangnya ke mulut Renjun.
Mata Renjun membola terkejut. Dia menatap ke arah sang pelaku. Dengan nakalnya Renjun menjilati pisang itu lalu memasukkannya ke dalam mulut. Oh, jangan lupa wajah makanya yang membuat Jeno menegang seketika.
Renjun tidak langsung menggigit pisang itu, melainkan menghisapnya terlebih dahulu baru digigit. Jeno benar-benar harus bersabar dengan sikap Renjun.
Sedangkan sang anak? Jisung masih asik mengunyah pisangnya dengan cara mengambil daging pisang yang di tangan Renjun menggunakan tangan kecilnya lalu memakannya sehingga mulutnya sedikit kotor karena pisang itu.
Jisung menghiraukan kelakuan nakal babanya itu dia memilih sibuk dengan memakan pisang. Anak pintar.
Pisang di tangan Jeno sudah memendek membuat Renjun sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Jeno karena tangan Jeno tak mau bergerak maju.
Mulut Renjun menabrak tangan Jeno akibat berusaha mengambil daging pisang yang sudah memendek itu. Setelah berhasil memasukkan daging pisang terakhir, dengan nakalnya Renjun menjilati jari Jeno.
Menegakkan tubuhnya kembali lalu menjilati area mulutnya. "Enak." Gumam Renjun lalu memberikan kedipan maut ke Jeno.
Jeno menatap datar suami manisnya itu. Dia melangkah pergi dari dapur. Di sudah tak kuat mengahadapi sifat nakal Renjun.
"Selamat menikmati kesendirian mu dady!" Ledek Renjun yang tahu alasan Jeno pergi.
"Awas kamu." Desis Jeno.
{•------» ѕυgar dady «------•}
Extra chap lagi gak? Hehehehe... ◜‿◝
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy | Noren [End]
Fiksi Penggemar"Dady?" "Yes baby." _________________________________________ Renjun yang ingin mendapatkan uang dengan mudah tanpa bekerja mencoba hal yang ditawarkan Jeno. Awalnya coba-coba, tapi lama-lama kok enak?